Satu Minggu
Tepat hari ini sudah satu minggu aku tidak bertemu dengan Vanda. Ke mana sih dia sebenarnya. Satu minggu membiarkan aku sendirian rindu dengannya. Tega sekali kamu Vanda. Loh ! tapi kan aku bukan siapa-siapanya dia. Ya..tapi tetap saja. Membiarkan seorang perempuan rindu selama satu minggu itu tindakan kejahatan. Harus ditindak pidana kalau perlu !
Rindu itu rumit Vanda. Kamu enak pintar. Rindu yang rumit pun pasti akan terasa mudah bagimu. Tapi belum tentu bagiku.
Aku jadi sering melamun memikirkan Vanda yang entah keberadaannya ada di mana. Sampai ibuku mengetahui kalau ada yang tidak beres dengan keadaan anaknya ini.
"Kamu kenapa, Kei?" tanya ibu.
"Engga apa-apa kok bu"
"Melamun terus"
"Engga bu. Lagi capek aja sama tugas di sekolah" jawabku. Aku tidak berbohong. Memang tugas sekolah banyak, sedikit dalam lamunanku ada tentang tugas sekolah. Sisanya memikirkan Vanda.
...
Sampai di sekolah Indah menanyakan tentang Vanda.
"Udah ketemu Vanda, Kei?" tanya Indah. Indah memang selalu tau saat yang tepat untuk berbicara denganku saat membahas tentang Vanda. Indah menunggu waktu yang pas. Yaitu saat kami berdua jauh dari Dian. Indah bilang, kalau bahas Vanda di depan Dian. Dian heboh banget. Berisik.
"Belum, Ndah" jawabku.
"Masih engga mau tanyain ke temen sekelasnya?"
"Engga usah deh. Biarin aja"
"Ya udah kalo gitu. Kalo ada apa-apa cerita aja ya Kei"
"Iya. Indah. Kamu baik banget"
"Kamu kan sahabat aku Kei"
"Makasih ya, Ndah"
"Iya. Sama-sama"
...
Saat datang ke sekolah, aku melewati kelasnya Vanda, dia masih tidak ada. Istirahat aku melewati kelasnya lagi, aku cari dia di kantin, aku cari dia di Gorde, dia masih tidak ada.
Kalau kamu bilang aku pandai berpura-pura. Tapi bagiku, kamu jagonya bersembunyi, Vanda.
...
Pulang sekolah aku menunggu di depan gerbang sekolah. Aku menunggu Ibu menjemputku.
Aku melamun lagi, sambil melihat ke arah jalan raya. Tiba-tiba ada orang yang membuyarkan lamunanku.
"Heh. Ngelamun terus"
Itu Vanda. Akhirnya.. aku bisa melihat dia lagi, mendengar suaranya lagi.
"Vanda?!"
"Apa?"
"Kamu kemana aja sih?"
"Lo nyariin gue ya?"
"Hmm.. cuma bingung aja udah engga ngeliat kamu lagi. Udah satu minggu"
"Eh. Diitungin"
"Aku emang orangnya perhitungan!"
"Gue ada kok"
"Di mana?"
"Di dunia"
"Ih!"
"Kata temen-temen gue, ada cewe cantik yang beberapa hari kemaren ke Gorde. Gue sempet ngira itu elo. Tapi temen gue bilang cewenya cantik. Ya berarti perkiraan gue salah"
"Maksud kamu, aku engga cantik?"
"Biasa"
"Ih! Vanda!" aku cemberut.
"Hahaha.." dia malah tertawa.
...
Ibuku sudah sampai di depan gerbang sekolah, ibu sengaja menjemputku hari ini. Katanya sekalian dari rumah temannya yang dekat dengan sekolahku. Sebenarnya aku belum ingin pulang, tapi tidak enak juga ibu sudah sampai ke sekolah. Aku harus pulang.
"Aku udah dijemput" kataku.
"Mana?"
"Itu" aku menunjuk ke arah mobil. Kaca mobil terbuka. Vanda melihat kalau yang menyetir itu ibuku. Tapi dia belum tau itu ibuku.
"Itu nyokap lo?" tanya Vanda.
"Iya. Mau kenalan?"
"Nanti deh"
"Loh kenapa?"
"Dia lagi sibuk nyetir"
"Itu kan mobilnya lagi engga jalan Vanda"
"Iya. Tapi lain kali aja"
"Ya udah deh"
"Gue boleh anter lo pulang?"
"Eh. Kok gitu. Aku kan udah dijemput" aku kaget. Aneh memang Vanda ingin mengantarku pulang.
"Ya udah kalo engga boleh" Vanda tertunduk lesu.
"Hahaha. Jangan kecewa gitu dong. Besok aja gimana?" tanyaku.
Vanda mengangkat kepalanya "Ya udah deh. Besok ya" katanya.
"Iya. Vanda besok kamu antar aku pulang" kataku sambil tersenyum.
"Tapi gue takut"
"Takut kenapa?"
"Takut lo seneng kalo besok lo gue anter pulang"
"Ih! Ya udah engga usah"
"Lo yang rugi"
"Ih ! terserah kamu Vandaaa.."
"Hahaha.."
...
Ibu memencet klakson mobil. Itu tandanya aku memang harus segera pulang.
"Aku pulang ya Van"
"Iya. Bilang ke nyokap lo. Hati-hati"
"Ke ibu doang? Ke aku engga"
"Kan nyokap lo yang nyetir"
"Iya deh iya. Aku pulang dulu ya. Assalamualaikum"
"Alaikum salam"
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanda [Completed]
Teen FictionHari pertama MOS aku sempat kesiangan, tapi aku rasa itu hari yang cukup beruntung. Karena ada pahlawan tampan yang menolongku. Laki-laki itu tidak pernah mau mengikuti MOS, dia hanya sekedar datang sebentar setelah itu pergi entah kemana. Aku penas...