Sekarangku
Setelah kejadian di malam ulang tahun Vanda, aku sudah tidak ingin mengenalnya lagi. Walaupun aku masih sangat mencintainya tapi tetap saja, kejadian itu adalah kejadian yang paling membuat aku sedih juga sangat kecewa.
Sesekali Vanda berusaha menemuiku, tapi aku menolak untuk menemuinya. Aku sudah tidak ingin bertemu dengan dia lagi, aku tidak tau pasti sampai kapan ini akan berjalan. Tapi aku rasa, aku tidak ingin bertemu dengan Vanda lagi untuk selamanya.
Aku dapat kabar dari Nina, kalau Vanda kuliah di Bandung. Bagus lah, aku jadi semakin jauh dengan Vanda. Semakin jauh aku dengan dia, semakin mudah juga aku melupakannya.
Aku juga memutuskan untuk kuliah disalah satu Universitas Negeri di Jakarta. Jarak Bogor-Jakarta memang tidak terlalu jauh, tapi aku juga tidak ingin kalau harus pergi pulang, Bogor-Jakarta setiap saat, oleh karna itu aku memilih untuk kost di Jakarta.
Ibu sempat khawatir kalau aku kost di Jakarta, bahkan ibu sempat tidak memberika izin untuk aku kost di Jakarta.
"Udah, engga perlu kost di Jakarta. Kalau perlu kamu kuliahnya di Bogor aja Kei" ibu bilang begitu.
"Tapi bu, aku kan keterima di Universitas Negeri di Jakarta. Masa iya aku tolak"
"Yaudah engga usah kamu kost di Jakarta juga"
"Kan lumayan bu, kalo bulak-balik Bogor-Jakarta"
Ibu terdiam sebentar, mungkin dia coba berpikir mencari jalan terbaik.
"Lagi pada ngomongin apa sih? Serius banget?" kata ayah yang baru saja pulang main bulu tangkis bersama adikku, Ryan.
"Ini Yah. Si kakak mau kuliah di Jakarta, mau kost di Jakarta juga" ibu mengadu kepada ayah.
"Bener kak?" Ryan bilang begitu.
"Iya" kataku.
"Yeaaay.. berkurang satu deh yang bawel di rumah" Adikku malah senang kalau aku jauh dari rumah. Mungkin buat dia, aku tidak perlu kembali lagi untuk selamanya.
"Apa sih de!" aku kesal. Seharusnya dia tidak perlu ikut campur masalah ini.
"Ayah sih setuju" ayah bilang begitu.
"Yeaay. Tuh kan bu, ayah aja setuju"
"Yah tapi kan.." ibu menjeda.
"Bu.." ayah memotong pembicaraan ibu.
Ayah menjelaskan, kalau aku harus mandiri, tidak boleh manja lagi. Ayah meyakini, kalau di luar sana aku akan baik-baik saja. Aku juga akan berkembang lebih baik lagi. Mendapat ilmu, mengenal banyak orang baru, aku juga kaya akan pengelaman. Tapi ayah juga memberikan syarat kepadaku, aku tidak boleh bergaul dengan orang-orang yang tidak baik, jauhi pergaulan bebas, aku harus ingat tujuanku ke Jakarta adalah untuk menuntut ilmu dan mencari pengalaman. Ayah juga menyuruhku, untuk membuat mereka berdua bangga, jangan membuat mereka malu. Aku mengiyakan.
"Iya ayah. Aku janji. Aku engga bakal macem-macem di sana. Yeaay. Makasih Yah" aku peluk ayah, aku senang.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanda [Completed]
Teen FictionHari pertama MOS aku sempat kesiangan, tapi aku rasa itu hari yang cukup beruntung. Karena ada pahlawan tampan yang menolongku. Laki-laki itu tidak pernah mau mengikuti MOS, dia hanya sekedar datang sebentar setelah itu pergi entah kemana. Aku penas...