[4] Setelah Sekian Lama

2.2K 138 2
                                    

"Kemarin sepupu gue kan ke sd nya yang dulu tuh. Nah pas sampe sana dia ketemu sama adik kelas nya cowo tapi kayaknya rada rada gitu. Nah waktu itu sepupu gue juga bareng temannya kan, jadi mereka ngobrol ngobrol gitu. Terus adik kelasnya itu tu lewat, terus temannya sepupu gue juga bilang kalau adik kelasnya itu pernah teriak pas mereka lagi belajar" ucap Steffi panjang.
"Teriakin apa emang?" Tanya Salsha.
"Teriak 'Yamaha semakin di depan', nah sepupu gue langsung ketawa kan sama temannya yang lain juga, tapi ketawa nya itu pas banget sama adik kelas nya itu jatuh, jatuh nya kayak cicak mati. Udah gitu makin ngakak sepupu gue. Tapi tau ga lo adik kelasnya ngatain dia sama teman temannya apa?" Ucap Steffi mulai tertawa kecil mengingat kejadian yang dialami sepupunya, lalu sepupunya cerita pada dirinya.
"Anjir pakai ngatain, emang ngatain apa?" Tanya Salsha mulai penasaran.
"Anjing kalian!!.. horor ga tuh adik kelas ngatain gitu ke alumni" ucap Steffi sedikit gemas juga dia mengingatnya.
"Sumpah lo?!! Gila gue ogah deh punya adik kelas kayak dia" ucap Salsha turut heboh.

Akhirnya mereka larut dalam obrolan obrolan dari yang penting hingga yang tak penting sekalipun. Steffi bahagia, ia berhasil membuat Salsha tidak terlalu larut dalam sedihnya walaupun hanya sementara, hingga akhirnya kedua nya tidur dengan pulasnya.

Talitha dari tadi berada di luar kamar Salsha, mendengar pembicaraan nya bersama Steffi, mendengar tawanya lagi. Talitha menangis di luar sana, kini ia begitu takut kalau sampai harus melunturkan tawa itu dari wajah cantik sang adik.

¦¦¦¦¦

"Kak Tal, kami berangkat ya, dadah" ucap Salsha dan Steffi berpamitan pada kak Talitha.

Salsha dan Steffi melewati lapangan basket untuk menuju kelasnya. Walaupun lebih jauh namun tak apalah, lagian jam masuk kelas masih setengah jam lagi.

"Lo gila ya Bang Aldi"
"Apa maksud lo bilang gue gila hah"
"Gue tau lo kan yang nyelakain nyokapnya Kak Salsha, laki laki jahat lo"
"Lo ga usah muter balikkan fakta ya, gue tau lo nuduh gue biar Salsha dengar dan makin benci sama gue, iblis ya lo dasar"
"Apa buktinya gue yang nyelakain nyokap kak Salsha"
"Rekaman awal dari lo punya rencana sampai video ketika orang suruhan lo nabrak bunda Salsha"
"Coba tunjukin"

Perdebatan diantara kedua orang ini di saksikan hampir satu sekolahan, tak terkecuali Salsha dan Steffi juga turut menyaksikannya. Aldi berdebat dengan orang yang selalu ia lindungi dan itu adalah adik kelas tempo lalu yang Salsha selamatkan dari tamparan Bella. Dia adalah Caitlin.

"Pokoknya lo celakain aja ni bundanya si cewe alay (Salsha), kalau perlu sampai mati sekalian"
"Asal ada uang dp, foto, dan plat mobil yang dikendarai wanita itu, semua beres"
"Nih uang dp buat lo, harus benar kerjanya. Ini fotonya, dan plat mobilnya 'B 235 NA'
"Baik saya permisi"

Begitu jelasnya percakapan dua orang di dalam rekaman itu di telinga siapapun yang mendengarnya. Aldi bodoh, dan merasa menjadi orang paling bodoh lebih memilih adik kelas tak berperasaan itu.

Semua nya di persilahkan masuk ke dalam kelas untuk menyaksikan bagaimana orang suruhan Caitlin melakukan itu. Namun tak ada satupun yang mau masuk ke dalam kelas, malah lapangan semakin rame.

"ANAK GAK TAU DIRI LO. GUE KIRA LO BAIK, GUE KIRA LO BAKAL BERUBAH SETELAH AMBIL ALDI. TERNYATA APA, LO MAKIN MENJADI DASAR GILA LO" ucap Salsha membentak Caitlin. Suara Salsha terdengar begitu jelas, membuat sebagian dari mereka kaget sekaligus takut di waktu bersamaan.

Aldi, pria itu kini mendekat ke Salsha, dipeluknya erat tubuh Salsha. Salsha menangis, tubuhnya bergetar setelah membentak Caitlin, Salsha masih terus menangis di dalam pelukan Aldi. Aldi menarik Salsha untuk membawanya ke rooftop, sedangkan Steffi..

"EMANG BENER BENER YA LO, GUE PASTIIN SEKOLAH MANAPUN GA ADA YANG NERIMA LO MENJADI PESERTA DIDIKNYA, SEKALIPUN ITU DI LUAR NEGRI" ucap Steffi berteriak, kemudian berlari menuju ruang kepala sekolah.

"Huuuuu" teriak semua nya mengejek Caitlin. Dari kelas 10-12

"Maafin gue" ucap Aldi setelah merasa Salsha cukup tenang.
"Gue gamau kehilangan lo, setelah gue kehilangan ayah dan bunda" ucap Salsha yang kini masih duduk di sebelah Aldi.
"Gue ga janji untuk selalu ada buat lo Sal, tapi gue janji buat jaga lo apapun keadaannya" ucap Aldi sambil mengelus lembut kepala Salsha.
Salsha mengangguk dengan jawaban yang di berikan Aldi.

"Panggilan kepada Caitlin Halderman kelas 11 IPS 1 untuk menuju ruang kepala sekolah. Terima Kasih"

Disini mereka berada sekarang, di ruang kepala sekolah. Ada Aldi - Salsha - Caitlin - dan Steffi.

"Jadi bagaimana Salsha, dengan keputusan Steffi untuk mengeluarkan Caitlin dari sekolah dan tidak ada satu sekolahpun yang akan menerima dia, bahkan di luar negri sekalipun" ucap sang kepala sekolah, ia tahu bahwa Salsha adalah anak dari alm. pemilik sekolah ini, dan Steffi, papanya adalah donatur tetap.

"Saya setuju" ucap Salsha. Setelah itu ia keluar ruangan bersama Aldi dan Steffi setelah pamit kepada kepala sekolah.

Kelam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang