[14] Jangan Lagi

1.5K 108 1
                                    

Salsha masih berlarian menuju receptionis sambil menyeret kopernya.

"Sus, pasien atas nama Stefhanie Zamora ada di ruangan mana" ruang VIP lantai 8 nomor 8012 mba" ucap sang receptionis ramah.
"Makasih sus" ucap Salsha ramah pula.

'Klek'

Pintu ruang rawat itu baru saja terbuka. Salsha mengedarkan pandangannya dan berhenti di satu titik. Titik itu adalah Steffi. Steffi masih terpejam dengan alat pernapasan yang menutupi hidungnya. Infus yang ada ditangan kirinya, dan Perban yang membaluti bagian keningnya. Salsha mendekat ke arah Steffi dan langsung memeluknya erat. Di dalam pelukan Steffi Salsha menangis.

"Lo kenapa Steff. Kenapa bisa kaya gini" tanya Salsha dalam hatinya.

Salsha melepaskan pelukan itu, terduduk dia di kursi sebelah ranjang Steffi. Di pandanginya pula Steffi yang masih terpejam.

'Tok...tok...tok'

Diluar ruangan Steffi, ada yang mengetuk pintu ruangan itu. Salsha beranjak dan membuka pintu, ternyata itu adalah Aldi dan 'Iqbaal'.

Apa kalian masih ingat tentang Steffi yang telah menyukai seseorang? Ya dia adalah Iqbaal, pria yang sudah lama Steffi suka dan Iqbaal adalah orang yang dulu pernah mengeroyok Aldi dan yang dikeluarkan dari sekolah oleh Steffi.

"Kalian" ucap Salsha sambil menghapus air matanya.
"Sejak kapan lo disini Sal" tanya Aldi.
"Sejak tadi siang pas lo bilang Steffi masuk rumah sakit dan sore tadi gue langsung berangkat kesini" jawab Salsha dan sudah terduduk mereka di sofa ruangan tempat Steffi dirawat.

SALSHA POV

Baru saja Salsha terduduk di salah satu kursi yang sudah di sediakan, dering telpon berbunyi di hp Salsha.

"Hallo" ucap Salsha mengawali pembicaraan.
"Sal lo harus pulang malam ini juga. Steffi kecelakaan tadi malam Sal" ucap seseorang dari sebrang sana.
"Malam ini gue langsung terbang" ucap Salsha membalas perkataan orang tersebut. Dan telpon itu dimatikannya sepihak.

"Pak saya mohon, bapak harus izinin saya buat balik ke Jakarta lagi" ucap Salsha memohon.
"Tapi jadwal Shooting kamu masih ada seminggu lagi" ucap orang tersebut.
"Tapi ini penting pak. Saya mohon" ucap Salsha, dan kini air matanya sudah keluar begitu saja.
"Yaudah pak, izinin aja. Lagian kan take bagian Salsha tinggal sedikit lagi" ucap seseorang tiba tiba. Yaitu Boutier.
"Yaudah siang ini langsung kita selesaikan take bagian kamu, dan kamu boleh kembali ke Jakarta" ucap orang itu membenari.

Salsha tidak jadi istirahat dan melanjutkan proses shooting nya yang memang tinggal sedikit lagi. Dan kebetulan take Salsha yang tinggal sedikit ini bersama Boutier, namun untunglah Boutier berbaik hati dan mau juga menyelesaikan take Salsha yang tinggal sedikit yang bersama dirinya. Tak perlu waktu lama untuk itu, Salsha langsung pamit pada para kru dan yang lainnya.

Salsha membereskan baju - bajunya dan diantarkan oleh mobil yang disediakan hotel untuk mengantar dirinya ke bandara.

Salsha menceritakan itu semua pada Aldi dan Iqbaal secara detail.

"Lo yang waktu itu ngeroyok Aldi kan. Kok lo ada disini sih" tanya Salsha bingung dan sedikit ketus.
"Gue yang bawa dia kesini atas permintaan Steffi Sal" ucap Aldi membela Iqbaal.
"Maksud lo" tanya Salsha semakin bingung.

ALDI POV

"Tadi malam dia nelpon gue bilang dia mau pergi nyusul lo ke Bali. Tapi dia ga bilang sama lo karena biar surprise. Dan baru aja gue mau tidur, ada telpon masuk lagi. Ternyata itu Steffi, tapi yang ngomong bukan Steffi karena suaranya beda. Orang di telpon itu ngasih tau gue kalau Steffi kecelakaan. Dan udah dibawa kerumah sakit. Terus tadi pagi dia sempat sadar dan bilang dia butuh Iqbaal disini. Gue nanya untuk apa. Dia bilang dia selama ini suka Iqbaal dan butuh Iqbaal buat ada sama dia. Setelah dia bilang itu dia langsung drop dan sempat dibawa ke UGD lagi, dan dokter bilang dia koma" jelas Aldi panjang.

Salsha kembali menangis mendengar penjelasan panjang Aldi. Aldi yang tak tega langsung berdiri dan memeluk Salsha memberikan ketenangan untuk Salsha.

Di ranjang sana. Seorang gadis baru saja membuka matanya. Setelah mengerjapkan mata nya secara perlahan. Dia terbatuk.

"Uhuk... uhukkk"

Mereka yang berada di kursi sana langsung melihat ke arah ranjang sana. Mereka langsung menghampiri ranjang itu dan mendapati Steffi yang telah sadar.

"Sal- Salsha" ucap Steffi sedikit terbata -bata.
"Gue ga mau kehilangan lo Steff" ucap Salsha pelan.
"Gue ga kemana - mana sal. Gue masih disini" ucap Steffi masih sedikit terbata dia mengucapkannya.
"Eh Sal, temenin gue ke supermarket sebrang rs di bawah ya" ajak Aldi.
"Ok" ucap Salsha lalu mereka berlalu.

"Cepat sembuh ya" ucap Iqbaal pelan setelah Aldi dan Salsha meninggalkan ruangan Steffi.
"Gue ga akan sembuh baal" ucap Steffi dan matanya berkaca - kaca.
"Maksud lo apa" tanya Iqbaal yang mulai bingung.
"Eng- engga. Gapapa" jawab Steffi.
"Gue mau peluk lo buat pertama dan terakhir kali boleh" ucap Steffi lagi. Kini ia benar - benar menangis.

Iqbaal langsung saja memeluk Steffi. Memberi kekuatan untuk Steffi. Memang, kecelakaan kemarin itu membuat Steffi memiliki luka yang cukup parah. Namun yang tahu hanya keluarga nya saja.

→→→→→→

Kelam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang