[8] Kak Talitha

2K 122 6
                                    

Salsha, Naufal, dan dokter itu beriringan menuju ruang dokter tersebut. Setelah tiba, mereka di persilahkan duduk.

"Jadi begini pasien memiliki penyakit kista, dan kista itu sudah bertambah panjang, dari yang sebelumnya 3cm sudah menjadi 4cm. Dulu saat check up, pasien pernah bilang kalau dia sering juga check up ketika di Bandung, namun hanya disarankan suntik saja tidak operasi. Padahal harusnya kakak kamu melakukan operasi, jika tidak dan dibiarkan begitu saja bisa berakibat fatal. Dan satu lagi penyakit di uluh hatinya juga sering kambuh katanya. Tolong dilihat makanan yang dikonsumsi oleh kakak kamu, karena jika tidak, itu akan berbahaya" ucapan dokter bagai ribuan jarum menusuk tubuh Salsha.
"Baik dok, terima kasih" Naufal yang menjawab itu karena dia melihat Salsha seperti tak ada semangat hidup. Setelah keluar dari ruang dokter Naufal memeluk erat sepupunya ini.

"Pliss sal lo tenang, percayakan pada Tuhan" ucap Naufal sambil menenangkan Salsha.
Salsha menuju ruang UGD bersama Naufal, dilihat nya sang kakak yang masih pingsan? Atau tidur? Entahlah, Salsha tidak tahu. Yang ia tahu hanya saat ia menarik Naufal menuju kamar kakaknya, kakaknya sudah tidak sadarkan diri.

"Kakak juga mau ninggalin Salsha? Seperti ayah dan bunda?" Ucap Salsha pelan namun membuatnya menangis. Dipeluknya erat tubuh sang kakak, dan dielusnya pelan tangan kakaknya itu.

Salsha tertidur sambil kepala yang diletaknya diatas tangan kak Talitha dan menggenggam jemari tangan kakaknya.

Jika kalian menanyakan keberadaan Naufal, Naufal berada di mobil, ia tidur di dalam mobil dengan kaca mobil yang di buka sedikit, agar ada juga udara yang masuk.

Hari ini hari Minggu, jam sudah menunjukkan pukul 09.23 WIB pagi. Naufal sudah kembali ke rumah menggunakan mobil untuk beristirahat di rumah. Tadi ia berniat mengajak Salsha pulang, namun gadis itu masih terlelap. Naufal juga tak tega membangunkannya.

Salsha mengerjap ngerjapkan mata nya, di angkatnya kepalanya dan dilihatnya pula sang kakak yang masih memejamkan matanya. Salsha meraih iphone nya untuk menghubungi Steffi.

"Steff dimana?" Tanya Salsha via WA.
"Di rumah sakit Sal, jenguk Aldi" balas Steffi.

Salsha teringat pula bahwa Aldi juga sedang sakit, namun ia tak mau meninggalkan kakaknya yang masih terpejam ini.

"Salamin buat Aldi, maaf gue belum bisa jenguk dia" ucap Salsha membalas WA Steffi.
"Emang kenapa? Kok belum bisa datang" tanya Steffi.
"Kak Talitha belum sadar, gamungkin kan gue tinggalin" balasan Salsha berhasil membuat Steffi kaget.
"Belum sadar maksud lo? Lo sekarang dimana sih?" Tanya Steffi kesal walaupun hanya mengetik, dia malas jika ternyata Salsha berbohong.
"UGD" jawaban Salsha membuat Steffi kaget lagi.

"Gue ke UGD dulu Al" pamit Steffi pada Aldi.
"Ngapain?" Tanya Aldi, ia bingung kenapa Steffi jadi buru buru.
"Itu, kakaknya Salsha masuk UGD" jawab Steffi dan dia langsung berlalu meninggalkan ruang rawat Aldi.

Steffi tiba di UGD, dilihat nya Salsha yang tengah berdiri sambil menatap iphone nya. Namun air matanya juga turun dengan deras.

"Salsha" Steffi memanggil nama Salsha, namun Salsha tak mengalihkan pandangannya dari iphone nya itu.

Steffi sudah berada di depan Salsha, namun tak Salsha hiraukan. Salsha kembali mengetik nomor handphone yang akan ditujunya, nomor itu adalah nomor Naufal. Setelah beberapa kali mencoba akhirnya Naufal mengangkat telfonnya, ia baru saja selesai mandi dan berpakaian.

"Apasih Sal, sabar dikit yaelah" ucap Naufal dari sebrang sana.
"Naufal, kak Talitha fal" ucap Salsha kembali menangis.
"Kenapa? Kak Talitha kenapa? Kasih tau gue. Jangan bikin gue panik Sal" ucap Naufal, tapi sepertinya dia sudah mulai panik.
"Ok, gue otw" Naufal mematikan telponnya secara sepihak, karena Salsha tak menjawab lagi pertanyaannya

"Sal kenapa, lo kenapa?" Tanya Steffi pada Salsha yang masih terus menangis setelah selesai bertelfonan dengan Naufal.
"Kak Talitha kritis" tiga kata yang keluar dari mulut Salsha namun membuat Steffi diam bagaikan patung.
"Jangan lagi ya Tuhan" ucap Steffi dalam hati. Ditariknya tubuh Salsha ke dalam pelukannya.

Dokter keluar dari ruang UGD, bertepatan dengan Naufal yang baru saja tiba.

"Kami dari tim medis sudah berusaha, tapi Tuhan berkehendak lain. Kakak kamu sudah tiada" ucapan sang dokter bagai petir yang menyambar tubuh tiga manusia ini.

Salsha berlari masuk ke dalam ruang UGD, dilihat nya sang kakak yang sudah memucat itu.

"Kakak jahat, kakak tega, kenapa harus Salsha yang ngerasain ini. Tiga kali berturut turut kak, Salsha harus kehilangan semua yang Salsha punya. Mulai dari ayah, sebulan lalu bunda dan sekarang kakak. Salsha ga punya siapa siapa lagi, kakak bohong sama Salsha. Kakak ingkar janji sama Salsha. Kakak bilang kakak bakal terus jaga Salsha. Kenapa kakak ga cerita kakak punya penyakit itu, kenapa Salsha harus tahu disaat seperti ini kak. Kak bangun kak pliss demi Salsha kak" Salsha terus saja berkata dan memohon agar kakak nya bangun. Salsha hampir saja jatuh, untung Steffi memeluknya dengan erat.

Kelam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang