"Kau tidak perlu mengantarku, kau tahu?"
Draco hanya menggumam.
"Menyebalkan,"gerutu Val.
"Aku berusaha membantumu, oke? Lihatlah, kau bahkan tidak bisa berdiri tegak jika aku tidak membantumu,"timpal Draco menunjuk tangan Val yang tergantung di lengannya.
"Kau benar-benar yakin tidak mau ke hospital wing?"tanya Draco dengan ragu. Sejujurnya, Val bisa melihat kekhawatiran yang terdapat di binar mata Draco, hanya saja pemuda itu ragu dan malu untuk menunjukkannya pada Val. Menyadari fakta itu membuat hati Val menghangat.
"Aku yakin, Draco. Tenanglah,"jawab Val. Draco hanya menghela nafasnya dengan pasrah dan mengangguk. Mereka terdiam dan tetap melangkahkan kaki ke asrama. Val melirik ke Draco dan melihat bahwa laki-laki tersebut sepertinua sedang berpikir.
"Apa yang sedang kau pikirkan?"tanya Val.
Draco mengangkat bahunya, "Entahlah. Aku memikirkan banyak hal. Bagaimana caranya aku dulu menghina semua orang, diperintahkan untuk membunuh Dumbledore, dan sekarang aku sedang membantu seseorang yang baru saja terkena crucio,"kata Draco sambil tersenyum miring.
"Kau tidak pernah menghinaku selama ini,"ujar Val menyadari bahwa Draco tidak pernah mengganggunya atau merendahkannya.
"Mungkin karena aku tidak pernah memperhatikanmu? Entahlah, aku berusaha untuk tidak mencari masalah dengan sesama Slytherin. Aku terlalu fokus untuk merendahkan anak-anak Gryffindor,"kata Draco.
"Ayolah, Draco. Kau tidak bisa membohongiku. Kau pasti pernah ikut dalam percakapan anak-anak Slytherin tentang aku, bukan?"kata Val sambil menunduk.
"Untuk apa aku ikut pembicaraan gadis-gadis Slytherin yang kebanyakan menceritakan betapa irinya mereka padamu?"ucap Draco sambil menyeringai.
"Apa maksudmu?"
"Kau salah satu murid terpintar di angkatanmu, anggota Slug Club, hampir direkrut menjadi pemain Quidditch Slytherin, cantik, manis, pure-blood, dan kau terlalu baik hati untuk menjadi seorang Slytherin. Dan kau sama sekali tidak menyadari bahwa selama ini mereka iri padamu?"kata Draco dan menatap Val seakan gadis itu benar-benar bodoh.
"Wow, apa kau baru saja memujiku?"goda Val.
"Aku hanya mengatakan apa yang aku dengar,"kata Draco berusaha menghindari godaan dari Val.
Val terkekeh pelan, "Tunggu, apa maksudmu dengan 'hampir direkrut menjadi pemain Quidditch Slytherin'?"tanya Val sambil mengernyitkan keningnya.
"Kau cukup berbakat dengan broomstick. Saat pelajaran sapu terbang di tahun pertamamu, aku masih ingat bahwa kau menjadi pembicaraan hangat karena itu. Katanya, semua orang ingin memujimu tapi kau malah langsung berlari dan memuji Weasley perempuan itu,"kata Draco.
"Ginny?"
"Aku tidak ingin tahu namanya, Val."
"Kau benar-benar menyebalkan,"gerutu Val.
"Berhenti mengatakan bahwa aku menyebalkan. Itu menyebalkan,"balas Draco.
"Kau bilang, kau tidak pernah ikut membicarakanku, tapi kau tahu tentang hal ini?"tanya Val menatap tajam Draco.
"Kau tahu Blaise?"
Val mengangguk.
"Dia pernah menyukaimu dan dia tidak berhenti mengoceh tentangmu. Jadi, secara tidak langsung, aku mendengar beberapa hal tentangmu,"ucap Draco sambil mengangkat bahunya acuh sedangkan Val membuka mulutnya dengan tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slytherin's Shadow
FanfictionDia hanya gadis bayangan Slytherin. Dia melihat segalanya, dia mendengar segalanya, dia mengetahui segalanya, segala hal yang telah terjadi di Hogwarts sejak tahun pertamanya. Dia tahu semua rahasia dari tanda buruk yang telah terjadi di sekolah itu...