Baekhyun tengah mengunjungi tempat ayah serta hyungnya di simpan abunya. Ia tidak menangis saat melihat ayahnya karna Baekhyun tahu sang ayah gugur untuk negaranya dan itu membuatnya bangga.
Ia lalu memberi hormat pada abu ayahnya, sangat lama. Hingga ia sadar jika dirinya telah menangis.
Baekhyun berbalik untuk hyungnya dengan badan yang masih membungkuk. Ia terus melakukannya hingga dirinya tiba-tiba ambruk.
"Baekhyun". Ia berbalik untuk melihat siapa yang memanggil. Yang ternyata mayor song.
Ia dengan cepat bangkit saat mayor song menyapanya dan membungkuk padanya.
"Aku ingin kita bicara setelah aku berkunjung untuk Jendral dan Baekbom tentunya".
"Baiklah, sajangnim".
.
"Apa yang ingin sajangnim bicarakan padaku". Baekhyun bertanya walaupun ia cukup gugup.
"Aku tak tahu kenapa kakakmu bersih keras menyalahkanku atas kematian ayahmu". Baekhyun dengan cepat menyanggahnya.
"Sajangnim.. Tidak sama sekali".
"Tapi aku merasa jika itu adalah salahku.. Aku meninggalkan ayahmu waktu itu padahal aku tahu tempat yang sedang kita sergap itu terdapat bom waktu". Baekhyun menggeleng. Ia menggeleng sangat keras. "Ia memaksaku meninggalkan tempat itu dengan jaminan ia bisa keluar dan bom itu tidak akan meledak.. Aku menuruti segalah perintahnya karna ayahmu ketua di tim kami, ia gagal menjinakkan bomnya dan bom itu meledak saat aku keluar dari tempat itu".
Baekhyun sudah mengetahui hal itu jauh sebelum mayor song mengatakannya, walaupun berat mengetahui ayahnya berkorban terlalu banyak tapi ia senang dan bangga akan apa yang ayahnya lakukan untuk menyelamatkan semua umat dan mengorbankan dirinya untuk banyak orang. Sedikit demi sedikit Baekhyun mulai memahami apa yang ia pelajari dari hal yang di lakukan ayahnya.
Baekhyun akan melakukan hal yang sama jika itu terjadi padanya.
"Sajangnim.. Jangan merasa bersalah atas apapun, karna ayah juga meninggal dengan terhormat.. Ia gugur untuk negara ini, aku tidak menyalahkan sajangnim atas apapun yang terjadi.. Aku sekarang bisa menerimanya". Mayor song tidak seharusnya merasa bersalah karna Baekhyun telah menyakininya bahwa Baekhyun masih baik-baik saja.
"Baekhyun.. Maafkan paman".
"Aku maafkan".
Baekhyun tersenyum membentuk eye smile.
.
Seperti biasa jika Baekhyun akan berkunjung setiap hari di rumah sakit untuk melihat ibunya. Tapi belum sampai ia melakukan hal yang biasa ia lakukan pada ibunya yaitu membuatnya terkejut.
Baekhyun sudah melihat orang lain sedang bermain tanpa beban dengan ibunya. Baekhyun menatap tak suka. Karna orang lain itu adalah Park Chanyeol.
"Ibu??".
"Baekhyun". Nyonya Byun menghampiri Baekhyun lalu memeluknya, meletakkan kedua tangannya di sisi wajah Baekhyun.
"Baekhyun?". Chanyeol yang menyebalkan itu memanggilnya.
"Diam kau!". Tentu saja Baekhyun menjawabnya dengan ketus.
"Lihatlah pria yang selalu menemui ibu, dia mirip sekali dengan ayahmu". Baekhyun melotot karna ucapan ibunya. Dia jelas tidak terima.
"Apa! Ibu pasti mengadah-ngadah".
"Ibumu tidak bohong Baekhyun". Chanyeol terus saja memotong ucapannya.
"Aku bilang diam!". Bukannya takut. Ia malah tersenyum seperti idiot.
Baekhyun berpikir Chanyeol tidak pernah berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say 'LOVE U' [COMPLETE]
FanfictionPerjuangan Chanyeol untuk menaklukan hati dingin Baekhyun.