Part 16

491 49 7
                                    

Hari ini adalah hari kepulangan Levitha -bisa disebut begitu- ke rumahnya yang sebenarnya. Tinggal sekitar empat hari di hotel mengubah sedikit kebiasaannya. Untungnya, ia tak melupakan apa yang menjadi kebiasaannya di kehidupan sehari-hari.

Ia sudah melaporkan check out-nya dari hotel kepada Alex, dan laki-laki itu berkata untuk menunggunya sebentar lagi.

Levitha mengiyakannya. Ia juga tak tahu apa yang ingin Alex lakukan.

Masih tersimpan di benaknya, sebuah pertanyaan atas ketidakhadiran seseorang tadi malam. Dimana ia tadi malam? Apakah ia tidak menepati paksaannya itu?

Tapi, Levitha sedikit mengacuhkan persoalan tersebut. Catat, sedikit. Itu berarti ia masih memikirkan kemana seseorang yang ditunggunya itu tadi malam.

Sekitar lima belas menit ia menunggu di depan lobby hotel, akhirnya sebuah mobil berhenti di depannya. Kaca mobil tersebut diturunkan dan terlihatlah wajah yang khas milik sahabatnya itu.

"Ayo, masuk!" suruh Alex. Levitha memberi kode bahwa kopernya masih ada di sampingnya.

Alex terlupa akan hal itu. Ia menyengir, "Baiklah, aku akan turun sebentar."

Alex keluar dari mobilnya. Ia menghampiri Levitha yang berdiri bersama kopernya.

"How's your day, Ms. Sanders?" tanya Alex sambil tersenyum. Laki-laki itu langsung membawa koper Levitha menuju bagasi mobilnya. Sedangkan gadis itu mengikutinya dari belakang.

"Nothin' special, Mr. Marquez. Apakah Vanny tahu kau akan menjemputku? Aku tidak ingin dia mengira aku sedang macam-macam denganmu," ucap Levitha.

"Ah, tenang saja. Ia sudah tahu kok. Jadi, aku siap mengantarmu pulang hari ini," sahut Alex.

Levitha menepuk pundak Alex, "Itu berarti, hari ini kau akan menjadi supirku." Lalu, mereka tertawa bersama.

"Come on, kita pulang!" seru Alex.

Levitha dan Alex memasuki mobil. Setelah semuanya siap, mobil itupun melaju di jalanan Barcelona.

Di perjalanan, mereka sibuk berkaraoke dengan musik yang diputar melalui speaker mobil.

Namun tiba-tiba, dering ponsel milik Alex menghentikan kegiatan mereka.

"Sebentar." Alex meraih ponselnya lalu menggeser layar tersebut.

Alex mendekatkan ponsel itu dengan telinganya. "Halo?"

"Apa dia sedang bersamamu?"

"Of course, apa kau lupa? Hari ini adalah hari kepulangannya dan aku yang mengantarnya," sahut Alex atas pertanyaan yang dilontarkan si penelpon.

"Bisakah kau membawanya untuk bertemu denganku di sebuah café? Sebelum dia pulang," tanya si penelpon.

"Ah, baiklah. Aku akan mengirimimu alamat café itu nanti. See ya," ucap Alex.

Levitha diam. Walaupun banyak pertanyaan yang ada di kepalanya saat ini, namun tidak satu pun yang bisa ia tanyakan pada Alex.

Alex membelokkan mobilnya di sebuah parkiran. Di depan parkiran tersebut terlihat sebuah café lumayan besar.

"Kenapa kau membawaku ke sini, Lex?" tanya Levitha heran.

Alex tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut. Ia sedang mengirim pesan berisi alamat café pada si penelpon sebelumnya.

"Ada yang ingin bertemu denganmu. Di café ini," sahut laki-laki itu.

Levitha terheran, "Siapa?"

Am I Wrong If I Love You ? (Marc Marquez FanFiction) (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang