Selama di perjalanan, tidak ada satupun yang membuka pembicaraan. Hening. Marc yang sedang fokus menyetir dan juga Levitha yang asyik memandangi jalanan yang cukup ramai untuk Saturday night.
"Kita pergi kemana?" Marc menoleh sebentar.
"Kau akan mengetahuinya nanti. Anggap saja ini ungkapan terima kasihku atas 'penyelamatan'mu tadi." Levitha terkekeh.
"Bukankah kau sudah merencanakannya sebelum aku melakukan hal itu?" Tak ada sahutan dari Marc, membuat Levitha menghentikan kekehannya.
Setelah beberapa menit di jalan, mereka berdua tiba di salah satu restoran mewah di Barcelona.
"Are you kidding me? Restoran ini cukup mahal kalau hanya untuk dinner kita," gumam Levitha setelah keluar dari mobil Marc.
"Ayo masuk!" ajak Marc. Levitha hanya mengangguk, lalu berjalan mengikuti Marc.
Mereka memilih meja yang berada di pojok ruangan. Hanya untuk menghindari keramaian, begitulah alasan Marc.
Salah satu pelayan restoran ini mendatangi mereka. Ia menatap Marc dengan genit.
*"Bienvenido! ¿Qué quieres a la orden, señor?" tanya pelayan itu dengan suara yang sedikit sexy.
Levitha terlihat bingung karena ia tidak bisa memahami apa yang dikatakan oleh pelayan itu.
"Apa yang pelayan itu katakan, Marc?" tanya Levitha. Marc terkekeh.
"Pelayan ini bertanya apa yang ingin aku pesan," jelas Marc.
"Ia hanya menanyakan pesananmu?" pekik Levitha. Lagi-lagi, Marc terkekeh.
"Tenanglah, aku bisa memesankannya untukmu. Kau ingin apa?" tanya Marc. Mereka berdua tidak mempedulikan pelayan cantik yang sedari tadi berdiri dengan wajah yang kesal di samping Marc.
"Hmm, mungkin Tortilla de Patatas. Dan minumannya Green Tea," pesan Levitha dan Marc menganggukinya.
*"Bien, pedí la Tortilla de Patatas, la Paella, y dos de té verde." Pelayan itu mengangguk, lalu kembali dengan membawa pesanan mereka.
"So, apa rencana selanjutnya? Aku pikir, kau sudah membuatnya sedikit terkejut," ucap Levitha.
"Tetaplah seperti ini. Aku tidak yakin ia akan cemburu," jawab Marc.
'Everything's gonna be okay, Levitha. Kau hanya perlu bersabar, dan jangan terjatuh terlalu dalam.' Batin Levitha.
*"Disculpe, señor y la señorita. Es su comida, disfrutar!" ucap pelayan itu sembari menaruh pesanan Marc dan Levitha di atas meja.
"Gracias," sahut Marc. Pelayan itu sedikit membungkuk, sebelum meninggalkan mereka berdua.
Marc dan Levitha menikmati makanan mereka dalam keadaan hening, tak ada satupun yang berbicara.
Selesai makan pun, masih dalam keadaan hening.
"Sudah selesai?" Levitha mengangguk. Ia membersihkan pinggiran bibir dari sisa-sisa makanan yang menempel, lalu menatap Marc.
"Ayo!" Belum sempat Marc berdiri, suara Levitha menginterupsinya untuk berhenti.
"Wait! Kita mau kemana?" tanya Levitha. Marc mengangkat alisnya sebelah.
"Pulang. Kau tidak ingin pulang?" balas Marc. Sedangkan Levitha tersenyum miris sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
'Bodoh! Tentu saja ia akan mengantarmu pulang. Memangnya kau berharap Marc akan membawamu kemana, hah?' Batin Levitha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Wrong If I Love You ? (Marc Marquez FanFiction) (DISCONTINUED)
Fanfiction"Lupakan semua tentang perjanjian konyol itu, peraturan tidak masuk akalnya, dan peranku di cerita ini. Aku berkata seperti ini sebagai seorang perempuan yang bertemu denganmu di sirkuit, dan mulai merasakan sesuatu akibat sikapmu yang kadang membua...