21

1.8K 124 4
                                    

Jungkook melangkahkan kakinya. Sepatu timberland nya kini tengah menapak cepat, berjalan menyusuri jalan yg memandunya pergi ke tujuannya.

Satu beanie berwarna merah berhasil menghiasi kepalanya. Udara dingin diluar, dilarangnya untuk masuk lebih jauh kedalam kulit kepalanya.

Dan jangan lupakan padded jaket yg ia kenakan.

Jungkook menghela napas pelan.

Sungguh, kenapa ia harus memakai semua ini pagi pagi?.

Dan juga, kenapa ia harus menuruti perkataan Jimin untuk pergi kerumahnya dan merelakan tidur nyenyak nya?.

Entah kenapa, Jungkook merasa seperti ada yg bertengkar di dalam tubuhnya. Satu sisi menyuruhnya untuk pergi kerumah Jimin dan satu sisi yg lain menyuruhnya untuk tetap berada dikasur.

Dilihat dari hasilnya, Jungkook sudah mengerti sisi mana yg menang.

Jimin.

Akhir akhir ini Jungkook merasa ia tidak bisa untuk tidak menuruti perkataan hyung nya itu.

Seperti kemarin, Jimin menyuruhnya jauh jauh kerumah Mina hanya untuk mengantarkan coklat panas.

Dan balik lagi untuk membelikan coklat panas untuknya.

Jimin kira, Jungkook itu delivery man atau apa?

Jimin sudah terlalu banyak membantunya.

Jika bukan karena hal itu, mungkin Jungkook tidak akan mau melakukan semuanya.

Dan Jungkook pikir, akan terasa tidak etis jika ia tidak menuruti perkataannya setelah semua bantuan yg Jimin lakukan selama ini.

Jungkook masih tau etika.

Bukankah, jika kita menanam kebaikan akan tumbuh juga kebaikan?.

Dan anggap saja semua itu sebagai ucapan terima kasihnya.

"Ada apa? Kenapa menelponku pagi pagi?" Jungkook menyahut cepat, menghampiri Jimin yg sudah duduk di sofa ruang tamunya. "Kau menyuruhku kesini bukan untuk  mengantar coklat panas kan?"

Jimin terkekeh pelan, mendengar apa yg baru saja Jungkook katakan.

Ia jadi teringat wajah Jungkook saat menyuruhnya. Wajahnya terlihat seperti tidak ingin melakukannya.

Ketika hanya melihat gestur tubuhnya, semua orang tahu, saat itu Jungkook tidak ingin melakukannya.

Tapi anehnya, perkiraannya salah. Jungkook langsung menuruti perkataannya walaupun wajahnya yg seperti tidak ikhlas.

Itu seperti kejadian yg langka bagi Jimin.

"Duduklah dulu" Jimin memangutkan dagunya, menyuruhnya untuk duduk di sofa didepannya. "Aku hanya ingin menanyakan sesuatu"

Jungkook melangkahkan kakinya pelan ke sofa.

Melihat wajah Jimin, Jungkook rasa ia akan diinterogasi oleh laki laki didepannya.

"To the point saja" sahut Jungkook.

Jimin membetulkan posisi duduknya. Gaya duduknya menunjukkan bahwa ia tengah berpindah ke mode serius sekarang.

"Aku dengar kalian berdua meminta maaf pada Mina" Jimin menyenderkan punggungnya ke sofa lalu melipatkan kedua tangannya di dada. "Apa maksudnya?"

I'll Always Be By Your Side • JJK × CTZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang