Akai ito

7.5K 595 84
                                    

Chapter 4

-oOo-

Mobil sport hitam mewah melaju dengan kecepatan sedang di jalanan pusat kota. Melintasi gedung-gedung dengan arsitektur bermacam-macam, lampu-lampu mulai menghiasi malam, dan itu terlihat cantik.

Sakura menatap pemandangan kota dimalam hari dengan mata yang berbinar. Ia terus berdecak kagum dengan cahaya yang beragam, berbeda dengan istana yang hanya mengandalkan penerangan dari api yang dinyalakan. Sunyi. Itulah yang terjadi pada dua orang yang berada di dalam mobil hanya terdiam, namun sesekali helaan nafas berat mereka terdengar samar.

"A-ano... kita mau kemana?" Sakura gadis –permaisuri- yang duduk di samping pemuda berhelaian raven akhirnya bertanya dan memecah kesunyian yang terjadi.

"Membawamu ketempat aman." Jelas Sasuke mengataan tujuannya. Ia sendiri bingung dengan tindakannya. Sejak tadi ia bergelut dengan fikirannya sendiri. Kenapa? Apa yang terjadi dengannya? Dan ia tidak mengerti. Kesimpulannya adalah, tanggung jawab. Ya. Tanggung jawabnya terhadap Gaara.

"Apa tempat Gaara banyak musuh?" tanya Sakura yang terlihat cemas.

Hah!Musuh?Mendengar perkataan Sakura barusan memang benar, tapi bukan musuh melainkan orang-orang mesum. Mesum? Mendengus, Sasuke hanya mengendelikan bahu. "Hn."

"Sugoii!" decak kagum Sakura dengan wajah terus menempel di kaca mobil samping tempatnya duduk.

Sasuke meliriknya dan mendengus kecil dengan tangan yang masih sibuk mengemudikan stir mobilnya. "Hn." Gumamnya dan kembali memfokuskan pandanganya ke jalanan.

Sakura menoleh dan tersenyum. Mau bagaimana pun Suaminya mempunyai nama dan wajah yang sama, tidak ada bedanya. Mungkin hanya satu, ya. Sasuke yang di sampingnya ini tidak mencintainya. Dadanya bergemuruh saat iris emerald melirik -melihatnya. Walaupun ia mengatakan berbeda, tapi mereka benar-benar mirip. Bahkan orang yang di sampingnya ini pun adalah sosoknya. Suaminya... Uchiha Sasuke.

"Sasuke-kun."

"Hn." Sahut Sasuke tanpa menoleh.

"Apa kau mencintaiku?" tanya Sakura santai dengan senyuman di wajahnya.

Sasuke hampir saja menginjak rem jika tidak bisa mengendaliakan dirinya. Cinta? Dia bahkan tidak tau apa itu cinta. Mungkin ada seseorang yang diam-diam yang selalu di perhatikannya. Tapi pertanyaan itu sungguh tabu baginya."Apa kau terbentur sesuatu?" tanya balik Sasuke dengan dengusan kecil.

Sakura menggeleng kecil dan tersenyum sendu. "Tidak," kemudian merebahkan tubuhnya di sandaran kursi. "Suamiku dan kamu sangat sama." Ujarnya dengan kekehan ringan.

"Sakura." sebenarnya Sasuke tidak ingin membahas hal yang menurutnya konyol, bahkan ia sendiri merasa pusing mendengarnya.

"Ya." Jawab Sakura menatap lurus ke depan. Jalan yang mereka lalui sekarang melintasi taman besar setelah melewati gerbang yang seperti benteng penghalang, dan kini terlihat bangunan besar yang semakin dekat dari pandangannya. Seperti istana. Besar namun bukan seperti istana Uchiha yang ia tinggali.

"Ingat. Kau sepupu Gaara dan tinggal untuk beberapa hari karena Gaara ada keperluan." Jelas Sasuke yang kini menepikan mobil miliknya di depan mansion besar milik keluarganya.

"Hm," mengangguk singkat kemudian tangan mungilnya berusaha membuka seat belt yang masih kesusahan membukanya.

Sasuke menghela dan mencondongkan tubuhnya berusaha melepaskan seat belt yang mengunci tubuh Sakura.

Sakura terdiam. Rona tipis tercetak di pipinya. Jarak dan kejadian ini sama seperti yang ia alami bersama suaminya.Tangan kekar itu terulur kepadanya yang masih duduk di atas kuda putih milik Sasuke.

My PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang