"Bulan yang indah bukan, Sakura-hime?"
Suara berat dan terdengar lembut mengalun dari pria tinggi dengan kimono putih dan memiliki rambut cokelat panjang. Manik mutiaranya menatap bulan yang kokoh di singga sana. Merajai malam dengan sinar cantiknya.
"Kau berpikir sama dengaku ternyata, Neji-sama."
Suara lembut menyautinya. Iris klorofilnya masih menatap apa yang lelaki di sampingnya lihat. Bulan cantik dengan bintang yang bertaburan. Kelamnya malam namun hangat yang ia rasakan seperti seseorang, seseorang yang sangat ia rindukan.
"Di menara istana Hyuga akan terlihat menakjubkan saat seperti ini." Neji, adalah pangeran yang akan mewariskan tahta kerajaannya kelak menggantikan ayahnya.
"Di sini indah." kata Sakura di sampingnya dengan senyumannya.
Hyuga Neji tertegun, tanpa sadar tangannya terulur memegangi sisi wajah Sakura.
"Sakura-hime..."
Terkejut, Sakura menolehkan wajahnya kesamping. Iris klorofilnya melihat sesuatu dimata indah bak mutiara itu. Ada apa? Dibalik mutiara itu seperti tersimpan beban yang membelenggunya.
"Ada apa? Aku teman Hinata-sama dan mungkin aku bis..."
Perkataan Sakura terhenti karena Hyuga Neji menarik tubuhnya dan memeluknya. Dan ia bisa merasakan getaran tubuh Neji. Ada apa? Ini semakin membuatnya bingung.
"Kau tau Hinata mencintainya," Suara Neji bergetar "dan aku pun mencintaimu."
"N-Neji-sama..."
"Menikahlah denganku," Suara Neji terdengar lirih dan putus asa. "Aku tidak ingin menghancurkan-mu dan dia."
Tubuh Sakura menegang mendengar penuturan Neji. Ia tidak mengerti apa yang dimaksud menghancurkan dirinya dan 'dia'. Dia? Siapa? Jangan-jangan...
"Sa-suke-kun?"
Neji melepaskan pelukannya. Badannya merosot hingga lutut menjadi tumpuannya."Aku mencintaimu. Untuk menghindari apa yang telah direncanakan, aku ingin menghindari takdir ini karena kau alasannya, Sakura-hime."
"T-Tidak mungkin..." Sakura menjatuhkan tubuhnya dan ikut bersimpuh berhadapan dengan Pangeran Hyuga ini. Tangannya terulur mengelus sisi wajah Neji yang basah oleh air mata. Ia bisa merasakan apa yang di rasakannya. Sasuke adalah sahabatnya dan mungkin tekanan di kerajaannya membuatnya seperti ini."Aku percaya padamu Neji-sama." Suara Sakura terdengar lirih dan air matanya mengalir melintasi kedua pipinya. "Tapi, aku mencintai Sasuke-kun."
Manik mutiara Neji menatap dalam. Tangannya membalas usapan tangan yang selalu ia inginkan dalam hidupnya itu, dan dengan perlahan melepaskannya."Aku di takdirkan untuk mencintaimu, Sakura-hime," Neji berdiri dan berbalik. Namun sebelum ia melangkah pergi ia berucap. "Sayounara, Sakura-hime."
My Princess
Naruto © Masashi Kishimoto
.
Story by KiRei
.
.
.
.Don't Like, Don't Read!
Chapter 5
-oOo-
Sudah setengah jam berlaru Sasuke masih duduk dengan pandangan yang fokus ke satu titik objek di depannya. Seorang gadis yang tertidur atau pingsan saat siang tadi. Ia meminta ijin pulang awal dan memutuskan membawanya pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Princess
FanfictionUchiha Sakura, Permaisuri dari kerajaan Uchiha yang mengalami tragedi atas penyerangan Kerajaan, dan Suaminya Uchiha Sasuke tewas saat melindunginya. Namun saat ia memeluk sang Suami, tiba-tiba Ia terbangun dan berada sendirian di bawah rimbunan sak...