Jawaban atas hati yang gelisah

4.8K 451 27
                                    

Karena kegelisahanmu akan hatimu maka aku menuntun memberikan jalan dan jawaban untuk itu semua. Kini semua sudah kau temukan dan aku yakin kegelisahan dan ketakutan mu akan kau lewati dengan ketegaran. Do'amu telah terjawab sudah dan aku telah melakukan keinginan hati kecilmu itu karena aku bisa mendengar kesedihanmu.

( Naruto milik Masashi Kishimoto dan saya hanya meminjam tokoh-tokoh miliknya )

Chapter 11

...

"Panas sekali."

Sakura meletakan telapak tangannya pada dahi Gaara yang nampak memerah karena demam. Pria itu hanya terbaring dengan selimut yang menutupi badannya hingga dada. Sejak semalam Gaara demam tinggi dan sekarang pagi datang pun panasnya masih bisa dirasakan dari sentuhan tangannya. Menemani Gaara semalaman, kini satu mangkuk bubur ia siapkan dengan segelas teh hangat. Sakura bersyukur bisa membuatnya karena seringnya ia berkunjung sekaligus belajar memasak di rumah Sasuke. Sekarang ia sudah lebih pandai dalam hal memasak dan tidak lagi terkejut saat melihat kompor yang menyala mengeluarkan api karena yang ia tahu hanya api unggun yang di buat Kakaknya lah yang mengeluarkan api dari kayu.

"Aku tidak masuk sekolah dan aku di sini untuk menemani Onii-sama."

Sakura menyisir rambut merah bata itu dengan pelan agar Gaara tidak terusik dari tidurnya. Wajah damai itu, wajah yang selalu menemaninya sebelum tertidur dan yang tentunya sangat ia rindukan. Walau bagaimana pun Gaara di sini bukan sang Kakak yang selalu memeluknya saat ia menangis, mengajarkannya memanah dan mengejarnya saat ia menjahilinya.

"Aku merindukanmu." bisik Sakura pelan dengan senyuman yang terpatri di wajahnya. Senyuman kesedihan akan perasaan rindu akan sosok pelindung selain Sasuke-nya.

"Jam berapa ini?" suara lemah khas Gaara terdengar sesaat setelah Sakura baru saja ingin beranjak dari sisinya. Gerakannya terhenti saat Gaara menggenggam tangannya dengan wajah lemas yang di tunjukan nya.

Sakura melirik jam yang ada pada meja di samping ranjang.

"Jam delapan pagi."

"Kau tidak bersiap ke sekolah?"

"Tidak."

"Cepat bersiap kit-"

Gaara yang tadi ingin bangun harus mengerang karena kepalanya yang berdenyut nyeri.

"Istirahat saja Gaara- kun ." Sakura mendorong dan memaksa Gaara dengan membaringkan kembali untuk beristirahat.

"Aku baik-baik saja Sakura."tolak Gaara yang merasa baik dan nyatanya tidak ingin merepotkan Sakura.

Sakura tidak mendengarkan perkataan Gaara. mengambil bantal satunya dan meletakannya dengan menumpuk setelah mengangkat Gaara, Sakura membiarkan Gaara tertidur dengan setengah berbaring.
"Aku sudah membuat bubur sebaiknya Gaara-kun makan dulu."
Mengambil mangkuk yang terisi dengan bubur yang masih hangat Sakura mengambil sendokan pertama dan menyodorkan nya pada Gaara.

"Aaa."

Walaupun rasa sakit masih terasa Gaara tidak mungkin salah lihat jika Sakura kini menyodorkan suapan bubur itu kepadanya. Ia pernah di suapi tapi itu sejak ia masih kecil dan kini Sakura melakukan hal itu.

"Aku bukan anak kecil." ucap Gaara dengan wajah yang memerah entah karena demam atau bukan.

"Onii-sama selalu memintaku menyuapinya jika dia sedang sakit." ucap Sakura yang kembali mengatakan tentang sang Kakak.

"Benarkah?"

"Dia tidak akan makan jika bukan aku yang menyuapinya dan hal itu membuat semua orang di istana kewalahan."

My PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang