Bab 13. Choices

21 4 0
                                    

Setiap pilihan yang kita ambil pasti akan memiliki dampak pada akhirnya.
Sebelum membuat keputusan tentu kita belum mengetahui hasilnya
Terkadang kita takut untuk mengambil keputusan.
Lalu,apa yang akan kalian pilih? Terus maju kedepan. Atau tetap diam ditempat.

Narator pov

'Dimana ini?' Tanya Rendi di benaknya. Ia kini berada di sebuah tempat entah berantah yang dikirimkan oleh seekor naga betina bernama Elena.

Tempat yang Rendi tempati sekarang adalah sebuah dimensi tanpa ada apapun di dalamnya. Yang ada hanya kegelapan disekelilingnya. Tak ada setitik cahaya yang bersinar, bahkan Rendi juga tak bisa melihat tubuhnya sendiri.

'Apa ini dimensi kegelapan yang naga itu maksudkan? Tubuhku tak dapat kulihat,tapi aku dapat merasakan bahwa aku baik baik saja. Aku juga dapat merasakan tubuhku tak melayang layang tapi sedang berpijak di atas sesuatu yang keras. Aish aku tak bisa lihat apapun. Apakah dimensi ini kosong? Bisa gawat kalau ada penghuninya. Apalagi bisa melihat di dalam gelap.'

Setelah itu, Rendi berjalan dengan sangat hati hati di dalam kegelapan yang ia tak ketahui ujungnya.

Telinga Rendi sempat menangkap suara gemerisik di dekatnya. Dengan spontan Rendi langsung bersiaga. "Siapa disana?!" Teriaknya.

Namun tak ada balasan, suara gemerisik tersebut sudah menghilang. Namun Rendi masih diam di tempat dengan kewaspadaannya yang tinggi.

Srek srek

Suara tersebut kembali terdengar di telinga Rendi. Kali ini suara tersebut lebih dekat dari sebelumnya.

Srek srek srek

Semakin dekat....

Tubuh Rendi mulai gemetaran lantaran tak mengetahui apa penyebab suara itu. Apakah itu musuh maupun kawan ia tak tahu.

"Bagaimana jika ia musuh? Atau mungkin ia teman? Akh atau hanya perasaanku saja. Atau busa saja itu cuma hewan yang tinggal disini. Namun hewan apa yang tinggal di kegelapan total ini? Tapi... ini kan dunia fantasi. Di sini apa yang tak mungkin menjadi mungkin.."

Benak Rendi telah dipenuhi berbagai skenario apa yang akan terjadi padanya. Mulai dari skenario terburuk hingga kemungkinan kecil ia selamat.

"Ukh sial. Tubuhku basah kena keringat, ditambah lagi tubuhku gemetaran hebat. Sepertinya suara tersebut hanya bejarak 2 hingga tiga meter dariku. Ukh.... aku mencoba merapalkan mantra namun itu terlalu berisiko. Aku tak tahu apa itu."

Rendi masih diam di tempatnya. Ia mencoba untuk tak menghasilkan suara. Sementara suara gemerisik itu sudah berada di depan Rendi. Di saat itu Rendi mencoba menahan nafasnya.

Srek srek srek

Suara tersebut bergerak tepat di samping Rendi. Dan lama kelamaan suara tersebut melintasi Rendi seakan tak ada apapun di sampingnya.

Ketika suara tersebut sudah menghilang Rendi menghela nafas dengan lega. Ia kembali berjalan berbalik arah dari suara tersebut. Namun..

"Aduh... cerobohnya. Ahahaha tubuhku ternyata masih sedikit gemetaran untungnya tempat ini gelap tak ada yang liat."

Rendi tersandung dan terjatuh tersungkur, di dalam pikirannya ia membayangkan apabila dirinya terjatuh seperti ini di depan Loki dan Evelyn. "Mereka pasti menertawakanku.." Batinnya.

"Huh? Darah?" Rendi langsung tersadar dari lamunannya begitu ia melihat cairan darah segar menggenang di telapak tangannya.

Ia langsung mencoba mencari sumber darah tersebut dan menemukan sebuah luka sayatan di dada kirinya.

Age Of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang