"Kau sungguh tidak ada pakaian lain?" Levi berdiri di depan lemariku, tangan terlipat di dada. Setelah berkata bahwa aku harus ikut dengannya demi kelancaran misiku, hal yang pertama dia lakukan adalah melihat isi lemari dan melemparkan gaun-gaun yang kupunya ke atas ranjang. Sejujurnya aku sudah ingin mencekiknya sejak tadi, tapi mengingat yang selalu merapihkan isi lemariku dan kamar ini adalah Luke, aku seharusnya tidak perlu bersusah payah marah-marah melihat Levi beraksi."Yah, aku punya gaun hitam, ada di bagian belakang," kataku, sambil berusaha membaca buku manual pemberian Spring yang tidak berguna.
Levi kedengaran tidak senang sewaktu menemukannya. "Serius, Summer, pakaian seperti ini tidak cocok untukmu. Dan sisanya membosankan, maksudku, terlalu biasa. Jins dan kaus, jins lagi, dan kaus-kaus," Levi menunjuk seluruh pakaianku, kelihatan tersinggung.
"Semua orang pakai itu," aku mencoba membela diri. Aku tahu aku bukan tipe cewek yang punya gaya berpakaian yang mencolok, tapi aku tidak pernah menganggap gaya berpakaianku jelek.
"Tapi kita perlu sesuatu yang membuat orang tidak bisa berhenti menatapmu, sesuatu yang berbeda."
"Aku tidak tahu apa maksudmu, jika ini pesta, biasanya aku pakai ini," aku mencoba memisahkan pakaian yang biasa kupakai ke pesta dan menunjukkannya pada Levi.
Levi mengerang. "Itulah sebabnya kau berpacaran dengan Dustin."
"Levi, kau membuatku tersinggung."
"Oh maaf! Tapi pakaianmu payah, jangan diambil hati, kau tahu itu benar."
"Tidak, aku tidak tahu," kini aku melipat tanganku di depan dada. "Dan bagaimana mungkin pakaian berpengaruh besar dalam misiku?"
Levi menggeleng sedih. "Kau sama sekali tidak tahu," dia memilah-milah lagi, mengambil kaus berpotongan pendek dengan rok jins yang tidak pernah kupakai dan melemparkannya padaku. "Ganti dengan itu, setelah semua ini akan kupastikan kau punya satu set pakaian yang layak."
"Aku tidak mau pakai ini," aku menunjuk ke arah rok. "Ini bahkan tidak sampai setengah pahaku, Krissy memberikannya padaku sebagai lelucon."
"Kau harus berterimakasih pada Krissy nanti," Levi menunjuk ke arah kamar mandi dan berdecak. "Lima menit."
Aku hampir lupa sikap sok perintahnya yang dulu. Levi barangkali tidak terlihat seperti cowok tukang perintah, tapi percayalah, dia begitu. Sambil memutar mata, aku beranjak ke kamar mandi untuk berganti pakaian. Ketika aku keluar, Levi sedang duduk di ranjangku, melihat koleksi alat make up-ku dengan pandangan mengkritisi.
"Seharusnya kita melakukannya di rumahku."
"Aku tahu kau punya keahlian mendadani dengan sangat hebat," aku mencoba terdengar sinis. "Lagi pula sejak kapan kau perhatian dengan penampilanmu—tidak, yang lebih penting adalah, sejak kapan kau mengoleksi make up?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Tale of Summer Green (Starsfall #1)
FantasySummer Green hanya punya satu keinginan; hidup normal seperti gadis-gadis kebanyakan dan punya pacar baik hati (oke, itu mungkin dua). Namun setelah diputuskan Dustin pada hari ulang tahunnya, sepertinya hidup normal tidak akan pernah berada dalam...