Chapter 16

847 139 82
                                    

Aku teringat kebiasaan Dustin ketika kami masih pacaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku teringat kebiasaan Dustin ketika kami masih pacaran. Entah mengapa dia sangat tertarik dengan keadaan terdesak. Seperti ketika dia untuk keseribu kalinya lupa mengerjakan tugas akhir dan harus membangunkanku malam-malam untuk menyelinap masuk ke kamarku dan Luke. Dustin suka sekali situasi seperti itu. Katanya hal tersebut sangat menantang, memacu adrenalin, dan dapat membangkitkan potensi terpendam. Aku selalu menganggap dia konyol. Sekarang yang ingin kulakukan adalah menariknya untuk menghadapi situasi ini dan menjelaskan padaku apa yang dia rasakan. Karena jelas aku tidak berpikiran sama dengan dia.

Madam Petunia menggeleng sedih, seakan seluruh dunia sudah mengecewakannya dan dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan pada kami. Aku ingin menyarankan bagaimana jika dia membebaskan kami saja, tapi sayangnya aku punya firasat kepalaku akan lepas dari leherku jika aku membuka mulut sekarang.

"Aku menaruh perhatian yang besar pada kalian anak-anak manusia," Madam Petunia mengelus kepala salah satu makhluk bergigi runcing dengan seribu tentakel yang paling dekat dengan dia. Semua makhluk itu bersisik membentuk pola tak jelas. Selain tentakel-tentakel yang bergerak liar, mereka memiliki banyak mata, tersebar di sekujur tubuhnya. Aku memandangi makhluk itu, gugup membayangkan apa yang bisa mereka lakukan.

"Terutama kau, Summer," kata Madam Petunia. "Kau anak perempuan Anna, kau yang paling mungkin dapat meneruskan profesi Anna sebagai peramal."

Aku bahkan hanya menganggap profesi Mom yang itu masuk akal kalau mau saja. Aku tidak yakin aku mau menjadi peramal.

"Sayangnya kau sama tidak bergunanya seperti manusia lain yang kutemui. Kau tidak seperti Anna. Alangkah baiknya kalau kau bersyukur aku masih berbaik hati membiarkan kalian hidup sampai sejauh ini!"

Suara tawa Dad terdengar lagi. Kali ini sangat dekat, seolah Dad hanya berada di ruangan sebelah dan akan muncul kapan saja. Aku dan Levi berpandangan, kemudian secara bersamaan kami memperhatikan pintu-pintu yang belum kami ketuk. Hanya tersisa sedikit. Dan lorong di sebelah sana sangat gelap, salah satu dari kami pasti bisa menyelinap untuk mengetuk.

"Ajak dia bicara," ujar Levi, yang perlahan mundur meraih pintu di belakangnya.

Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan. Berterimakasih?

"Mmm, trims?"

"Tidak cukup!" Madam Petunia meraung. "Aku punya mimpi besar! Dan kau menghancurkannya!"

"Erg, aku tidak berniat seperti itu?" Levi kini sudah beberapa langkah di belakangku, mengetuk pintu yang lain.

Madam Petunia meludah. "Semua orang berkata seperti itu, 'aku tidak berniat, Madam Petunia, sungguh!' lalu ketika aku mengampuni mereka, mereka kembali melakukan hal yang sama! Berulang kali!" Wanita tua itu menarik napas, seolah sedang menenangkan dirinya sendiri. "Jadi kali ini aku tidak akan ragu. Aku hanya butuh Anna, aku tidak butuh kau. Aku tidak peduli dengan apa yang terjadi di dunia ini sekarang, yang aku pedulikan adalah kekuatan untuk muda kembali!"

A Tale of Summer Green (Starsfall #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang