Kami berdiri di bawah pancuran besar (tapi sepertinya kata besar terlalu merendahkan) dengan Mom dan Dad yang sibuk memandangi ikan-ikan berbentuk babi yang berenang-renang di udara (benar, aku tidak salah sebut. Ikannya berenang di udara, tunggu, apakah itu artinya mereka terbang?). Kami sudah berada di tempat asing ini (yang katanya adalah Starsfall, sebagaimana Spring menjelaskan dengan tidak jelas) selama tiga jam, ditelantarkan begitu saja tanpa pemandu jalan atau buku manual mengenai apa yang harus kami lakukan di tengah kota yang sangat ramai.
Setidaknya tidak ada yang menganggap kami aneh. Aku sudah berkali-kali mengerjap tak percaya ketika sepasang belatung raksasa bercakap-cakap mengenai produk susu yang bagus untuk bayi belatung berumur lima puluh tahun. Atau sewaktu keluarga laba-laba beraktraksi dengan jaring-jaring sebagai alat musik. Selama hampir sepuluh menit aku berharap semua ini hanya mimpi, atau imajinasiku mengambil alih dan aku terjebak dalam ilusi.
Tapi mengingat bahwa empat jam sebelumnya kami semua sudah bersusah payah memasuki tutup pulpen (iya memasuki tutup pulpen tidak semudah kelihatannya), dan Levi hampir tidak bisa berhenti menarikku agar memperhatikan apa yang baru saja dia lihat (lihat Summer! Ada gajah di punggung semut itu!), tidak mungkin ini hanya ilusi. Apalagi Spring sudah menegaskan bahwa dia hanya pergi sebentar, memastikan bahwa Luke sudah mendapatkan pil yang dapat memperlambat efek buruk dari penyakit mematikan, dan setelahnya akan kembali pada kami.
Aku tidak terkejut bahwa sebentar dalam kamus Spring adalah berjam-jam.
"Apakah kita boleh mengambil foto? Aku ingin sekali menunjukkan ini pada teman-teman bajak lautku," kata Dad. Di sebelahnya Mom menggeleng keras-keras.
"Mungkin maksudmu mantan teman-teman bajak laut, Sayang. Dan tidak, kau tidak boleh, lihat ada plang di sana 'Dilarang mengambil gambar'," Mom menunjuk pada pesan melayang-layang super besar, tepat di samping layar yang menampilkan berita pembunuhan sadis yang memusnahkan sekawanan burung berkepala bokong yang sedang terbang menuju liburan musim kelabu di bagian Utara Starsfall (aku hanya membaca, aku pun tidak tahu apakah itu ada).
Aku bahkan tidak memperhatikan sampai sedetail itu. Anehnya aku merasa hanya aku satu-satunya yang ngeri melihat semua ... ketidakwajaran ini. Mom dan Dad tidak panik sama sekali, bahkan Levi terlihat bersemangat. Dan aku ingin muntah melihat bola-bola kotoran dilemparkan dan meledak menjadi percikan api di langit-langit. Mendadak aku seperti berada di ruangan yang minim oksigen, semua orang menatapku dan seluruh dunia menimpakan bebannya di atas pundakku. Aku merasa tidak berdaya, lemah dan menyedihkan.
"Apakah Mom tidak khawatir?" tanyaku pada Mom, sebenarnya hampir seperti mencicit. Levi kini berjongkok, memandangi aliran cahaya di bawah kaki kami yang menari-nari. Pada kesempatan lain aku akan menganggap semua itu keren, tapi kali ini yang kuinginkan adalah tidur seharian.
Mom menoleh ke arahku. Dahinya berkerut sewaktu menjawab. "Tentu saja aku khawatir, Sayang. Tapi aku diajarkan untuk menjadi peramal berbakat yang dapat menyembunyikan apa yang kurasakan pada keanehan hidup. Lagi pula aku percaya kau dapat mengatasi ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Tale of Summer Green (Starsfall #1)
FantasySummer Green hanya punya satu keinginan; hidup normal seperti gadis-gadis kebanyakan dan punya pacar baik hati (oke, itu mungkin dua). Namun setelah diputuskan Dustin pada hari ulang tahunnya, sepertinya hidup normal tidak akan pernah berada dalam...