3. Waiting

425 153 79
                                    


I miss you, so much Ken!
Aletha Natalie.

🌸🌸🌸

"Kamu baru pulang?" tanya seorang laki-laki yang tak asing lagi bagi Matt.

Matt menaikkan kedua alisnya. "Iya, kenapa?"

"Papa kan udah bilang kamu tuh pulang sekolah langsung pulang!" seru John kepada anak satu-satunya itu.

Matt menahan emosi. "Udah lah, papa gak usah urusin aku, papa urusin aja semua pekerjaan papa, lagian papa juga gak pernah ada waktu buat aku sama mama kan? Jadi buat apa? Gak ada gunanya juga."

John mengepalkan tangan kanannya dan melambungkannya kepipi Matt. "Matt, kamu sama orang tua jangan kurang ajar ya."

Matt memegang pipi kanannya dan pergi ke meninggalkan ayahnya. "Ya, aku tau, Papa terlalu egois, gak pernah ngertiin aku sama Mama."

"Matt, kamu tuh harus tau!" teriak John sambil memperhatikan Matt yang meninggalkannya.

Suasana yang terjadi didalam rumah Matt memang selalu dingin. Ditambah Matt yang selalu membenci ayahnya, karena tidak ada waktu untuknya dan ibunya. Ketika mereka berdua bertemu memang selalu terjadi pertengkaran yang membuat hubungan mereka tambah memburuk.

"Den, sini bibi obatin pipinya." saran Bi Ina asisten rumah tangga yang menjagai Matt dari kecil.

"Gausah Bi, cuma memar dikit aja." pinta Matt.

Bi Ina melihat pipi Matt dan mulai mengobatinya. "Tapi harus diobatin Den, kalo engga nanti infeksi."

Matt sambil menahan rasa sakitnya. "Aw! pelan-pelan Bi."

"Iya Den, ini udah pelan-pelan kok."

"Den, kalo Bibi boleh saran, mendingan Den Matt gak usah berantem lagi sama papa Den, kesian mama Den." tambahnya.

Matt menahan rasa kesalnya. "Tapi aku harus apa Bi, dia tuh keterlaluan."

"Iya, Bibi ngerti, tapi dia kan papa Den juga, bagaimana pun Den harus tetap hormat sama Tuan. saran Bi Ina.

Matt melihat ke arah Bi Ina. "Tapi aku gak bisa Bi."

"Udahlah Bi, aku mau istirahat capek, besok aku kan mau sekolah lagi." tambahnya.

Bi Ina segera melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar Matt. "Iya Den, Bibi keluar dulu."

Matt tersenyum. "Makasih Bi."

Bi Ina menutup pintu kamar Matt. "Sama-sama Den."

Sejenak Matt berpikir akan kelakuan ayahnya, tapi itu hanya membuatnya semakin membenci ayahnya, setiap kali Matt dan ayahnya bertengkar, Bi Ina selalu memberi saran kepada Matt, agar Matt tetap bisa menghormatinya karena bagaimanapun itu adalah orang tuanya, Matt hanya bisa pasrah akan keadaan yang menimpah keluarganya, dan tetap bertahan untuk ibunya.

Lo cantik Let. Batin Matt.

Ketika membereskan tas sekolahnya dan mengambil SLR nya sambil melihat foto-foto yang tadi dia potret dengan membentuk garis manis dibibirnya.

🌸🌸🌸

Aletha mencium pipi kedua orang tuanya itu. "Selamat pagi Ma, Pa."

Shania mencium kembali putri kesayangannya itu. "Pagi sayang."

"Let, kenzo tadi telepon mama, katanya dia sama keluarganya pergi ke singapura ya, jadi dia gak bisa anter kamu kesekolah." ucap Shania sambil memakan makanan yang sudah ada diatas meja makan.

The Last Promises Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang