Prolog

1.1K 131 24
                                    

Layar komputer di hadapannya masih menyala menampilkan halaman regristrasi Facebook. Ia masih terdiam memikirkan sebuah nama pengguna yang akan dipakainya. Berkali-kali tangannya menggores beberapa huruf di atas kertas. Kemudian dicoretnya lagi. Urung. Pikirannya terus berkecamuk mengingat rasa sakit yang telah lama bersemayam dalam hatinya. Haruskah ia melakukan ini? Untuk apa? Bukankah semua itu tiada guna?

Jauh di lubuk hatinya ia ingin mengikhlaskan segala perlakuan semua orang itu terhadapnya. Perlakuan semena-mena yang selalu melecehkannya, menganggapnya 'berbeda' dengan yang lain. Padahal, bukankah semua orang memang berbeda? Ingin rasanya mengenyahkan semua pandangan negatif terhadapnya. Tetapi ia bingung harus memulai dengan cara bagaimana. Di sisi lain bisikan iblis terus menggodanya, seakan inilah satu-satunya cara yang harus ia lakukan. Air tuba harus dibayar dengan madu. Bukan sembarang madu. Melainkan madu beracun.

Ponselnya bergetar tatkala kepalanya bersandar pada papan meja, menghenyakkannya dari lamunan yang terus membuncah di kepalanya. Sebuah pesan singkat di sebuah mesenger baru saja diterimanya. Diusapnya wajahnya yang kusut. Setengah mengantuk dibacanya pesan tersebut.

'Kau akan menerima kejutan!' isi pesan tersebut.

Ia tidak tahu kejutan apa yang dimaksud. Kepalanya tak kunjung diangkat hingga sebuah gambar diterimanya. Masih dari pengirim pesan yang sama.

'Namanya Princess Aurelia, Dik! Dia lahir tadi malam pukul tujuh waktu London.'

'Dia lucu, kan? Abang tidak sabar memperkenalkannya kepada kalian semua.'

'Tapi mungkin kalau dia sudah besar, kami baru bisa membawanya ke tanah air.'

Baru kemudian pemuda itu tergerak bangkit. Senyumnya merekah seketika. "Baiklah, keponakanku sayang. Pamanmu ini hanya bermaksud meminjam namamu. Boleh kan? Oya, namamu tadi Princess Aurelia, kan?"

Segera halaman registrasi Facebook di hadapannya terisi dengan nama yang baru saja didapatkannya. Madu beracun akan dituang. 

Namamu KupinjamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang