==00•00==!!O•O!!==00•00==
Pagi yang cerah, matahari membagi rata sinarnya ke atas dunia. Awan-awan sirus turut menghiasi kubah biru raksasa maha karya Sang Pencipta. Bunga-bunga bungur berwarna keunguan menambah indahnya panorama pagi itu, sangat mirip suasana mekarnya bunga sakura pada musim semi di Jepang.Lebah-lebah madu beterbangan menghinggapi bunga dari satu tangkai ke tangkai yang lain. Seorang pemuda berlari-lari kecil menapaki trotoar jalan raya yang lengang dan dipenuhi kelopak bunga bungur yang berguguran.
Sepanjang jalan komplek perumahan elite itu memang ditanami pohon bungur yang berbaris memanjang dan tertata rapi.
"Pagi Mario!" sapa pemuda itu pada lelaki yang tengah dikejarnya.
Lelaki yang disapa melirik ke samping, arah suara si penyapa. "Wah, pagi-pagi begini sudah ada badai! Harus cepat-cepat nih..." Sahut Mario mempercepat langkahnya.
"Huh, kebiasaan deh! Pagi ini indah tahu, tuh lihat bunga-bunga bungur bermekaran! Jadi, enggak mungkinlah di pagi seindah ini timbul badai!" pemuda tadi memprotes.
"Ada! Badainya itu kamu!" koreksi Mario seraya tersengih.
"Yee.. Itu sih emang namaku, kalee..." cibir si pemuda yang ternyata bernama Badai.
Ya, nama lengkap pemuda itu adalah Badai Ombak Samudra. Mungkin orang yang mendengar namanya akan tertawa terbahak-bahak. Jangan-jangan anak itu lahir di atas kapal, atau dulu waktu ibunya melahirkannya sedang jalan-jalan di tepi pantai dan tiba-tiba dilanda badai topan atau badai ombak dari laut.
"Eh, kamu kok buru-buru amat sih? Kamu enggak suka ya jalan bareng sama aku?" seloroh Badai.
Ia berusaha menyamai langkah Mario yang tergesa-gesa. Mario menoleh. Kemudian tersenyum tipis. "Tahulah, ini kan hari pertama ajaran baru! Jadi, harus semangat dong!" Mario semakin mempercepat langkahnya.
"Semangat sih semangat! Tapi nggak perlu terburu-buru kan? Nikmati saja hari yang cerah ini! Sayang kan, pemandangan indah begini untuk dilewatkan?" Badai menengadahkan telapak tangannya ke langit menyambut gugurnya helaian kembang bungur.
"Ah kau, kaya cewek saja pakai menikmati bunga segala! Sorry nih, aku udah enggak sabar pengen sampai di sekolah, pengen tahu pembagian kelas baru. Siapa tahu orang yang aku suka sekelas dengan aku!"
DEGH!
Mendengar untaian kalimat yang diungkapkan oleh Mario membuat Badai terkesiap. Entah mengapa Badai jadi merasa lemas tubuhnya seakan kehilangan energi yang telah memberinya kekuatan, padahal tadi pagi ia sudah sarapan sereal kesukaannya.
Belum sempat ia menimpali perkataan Mario, lelaki berwajah Indo-Eropa itu telah jauh berada di depan meninggalkannya. "Semoga kita menjadi kawan sekelas ya, Mario!" Gumam Badai.
==¤¤00¤¤==
"Pagi Mario!" sapa sekelompok gadis di koridor sekolah."Pagi semua!" sahut Mario dengan senyum cool-nya.
Kyaa.. Gadis-gadis itu pun mengerumuni Mario bak artis idola.
"Nah itu dia!" pikir Badai. "Dekati jangan ya?" gumamnya lagi kepada dirinya sendiri. Tapi Badai lebih memutuskan untuk berdiri di kejauhan saja. Ia khawatir Mario akan merasa bosan dengannya. Selama ini Mario selalu menghindar bila didekati oleh Badai tanpa sebab yang jelas perkaranya.
"Mario, kamu sudah lihat pengumuman pembagian kelas?" tanya seorang gadis yang memiliki rambut sepinggang terurai. Ia hanya mengenakan bando merah di kepala.
![](https://img.wattpad.com/cover/103443630-288-k314901.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Namamu Kupinjam
Teen FictionBadai Ombak Samudra ingin ditempatkan satu kelas dengan Mario di kelas XI IPA A, kelas unggulan di sekolahnya. Tetapi para wakil kepala sekolah menempatkannya di kelas XI IPA B, sehingga ia bertemu dengan Kedasih-gadis bertangan besi yang menurutnya...