FTH(06)

2.4K 200 16
                                    

Lucy dan Levy kembali ke lapangan untuk melihat pertandingan basket. Lucy menatap Natsu dengan tatapan takjub. Benar perkataan Levychan. Dia sangat mahir mendribble bola basket  batin Lucy. Tiba-tiba saja Natsu menatap Lucy lalu tersenyum manis kepadanya. Lucy panik. Dia hanya tersenyum balik walaupun mukanya sudah merah sempurna bak kepiting rebus. Lucy mengambil langkah seribu dan masuk ke dalam toilet yang berada agak jauh dengan lapangan. Lucy mengecek keadaan lalu masuk tergesa-gesa. Dia mengatur napasnya. Kenapa aku lari?! Aku semestinya tidak berlari! Ahhh entahlah.. Levy-chan taskete kurete!

Seorang gadis tengah kewalahan mengejar sahabat nya. Dia membuka pintu toilet dengan tergesa-gesa hanya untuk mendapat penjelasan pada si pirang yang dengan tiba-tiba berlari meninggalkan Levy di lapangan sendirian. "Lucchan! Kenapa kau bersembunyi disini?! " penyelamat Lucy datang. Lucy berlari lalu memeluk Levy. Levy blushing dengan kelakuan Lucy "h-hei.. Apa yang kau--

"Hueee Levychi.. Aku lari dari kenyataan. Sebaiknya aku mati saja" Lucy melepaskan pelukannya lalu mencoba memotong urat nadi yang berada di pergelangan tangannya.

"Lucy baka! Kenapa kau begini? Aku tahu kau lari dari Natsu karena dia tersenyum padamu! Dan jelas-jelas kau malu Tapi kenapa kau nekad seperti ini?! Kau pikir bisa merebut hatinya bila kau memutuskan urat mu itu?!" jujur Levy tak mengerti kenapa Lucy mencoba bunuh diri. (Saia juga kagak tau entah kenapa tu anak pengen bunuh diri ? Suer kagak bohong deh#author) 

"Aku tak tau harus bagaimana... Dia pasti berpikir aku gadis bodoh yang malu hanya karna melihat senyuman nya" Lucy menutup mukanya dengan kedua tangannya. Sungguh sangat malu mengingat hal itu. Andai dia tidak lari tadi.

"Sayangnya dia terlalu bodoh untuk berpikir kau bodoh" jawab Levy dengan muka datar.

"Nani?"

"Sudahlah! Ayo. kelas kita menang! Ayo kita pulang dan tidur" Ajak Levy yang sudah kesal dengan sikap Lucy(?)

Lucy mengangguk lemah lalu mengikuti Levy.

_________

Kini dua gadis itu sudah berada di kamar dan berbaring pada kasur masing-masing. Dan pastinya Lucy di temani makhluk biru yang sangat menggemaskan-Happy. Lucy memeluk Happy. Dia sangat suka pada kucing imut ini. Jarang sekali ada kucing yang paham dengan perkataan tuannya. Tapi Happy mengerti juga perkataan Lucy walaupun Lucy berbicara panjang lebar, dan kucing kecil itu seperti menyahut sambil tersenyum. Lucy menutup matanya yang lelah dan memeluk Happy demi mendapatkan kenyamanan dan kehangatan dari bulu halus Happy.

"Aku juga mau dipeluk begitu" ucap Natsu menyeringai. Dia sudah berdiri di samping kasur Lucy entah sejak kapan?

"Hei?! Apa yang--

"Aku hanya mau berkunjung " Natsu memotong perkataan Lucy. Lucy mendengus kesal.

"Hm. Sebaiknya kau pulang saja karena ini sudah malam. Dan biarkan makhluk menggemaskan ini bersamaku. Aku akan memberikan nya makan yang banyak" Lucy mengusir Natsu halus. Supaya makhluk pinky ini pergi dari kamar asrama.

"Tidak bisa. Kamar ku sedang di bajak oleh perampok kebahagiaan. Aku harus menginap disini" Natsu menatap Lucy dengan tatapan memelas. Dia tak ingin pulang kekamarnya. Dia tak mau tidur bersama onii-chan nya karna pasti zeref akan merias wajahnya dengan cat tembok seperti malam-malam yang telah berlalu. Zeref akan mengusili wajah dan rambut Natsu saat menginap.

"Natsu.. Ini adalah kamar perempuan. Kau tak boleh tidur disini" Lucy mencoba mengusir Natsu. Dia tidak ingin dirinya menjadi gila karena menatap Natsu dari malam hingga pagi.

Natsu mendengus sambil memijit pelipisnya. "Wakatta-wakatta. Aku akan pergi. Jaga Happy" Natsu mengalah dan pergi melalui jendela. Kini Lucy sudah nyaman kembali. Dia tidur dengan lelap sembari memeluk Happy.

Fairy Tail Highschool✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang