FTH (14)

1.7K 153 31
                                    

Suara teriakan Natsu menggema di dalam ruang keluarga kediaman Dragneel. Dia merasa badannya remuk setiap kali ayahnya membanting dirinya dengan kasar, melampiaskan kekesalannya pada anak bungsunya.

Nyonya Dragneel hanya menonton dengan santai, tidak mempedulikan teriakan pilu si bungsu, dia malah terhibur dengan acara live di depannya.

"Kaa-chan! Tolong aku! Tou-chan berniat membunuh ku! Argghhhh," Natsu kembali berteriak nyaring.

Nyonya Dragneel hanya mengedikkan bahunya acuh.

"Kaa-chan mu tidak akan menolong mu kali ini Natsu, kau sungguh anak durhaka, mempermalukan keluarga kita. Coba kau bayangkan! Anak seorang jendral melakukan tindakan yang tidak patut di contoh, tou-chan sangat malu Natsu! Mau di taruh kemana muka ku?!" Dragneel senior amat sangat marah. Ia  kembali membanting anaknya dengan kasar.

Natsu berdoa di dalam hati, semoga aku tidak mati, Kami-sama!

*****

"Lucy-chan! Kau sedang apa sendirian disini? Levy-chan kemana?" tanya seorang perempuan, Lucy tersadar dari lamunannya saat mendengar suara gadis itu. Perempuan itu memiliki senyuman manis nan polos.

Lucy menatap gadis itu, "Levy sedang sakit. Jadi aku sendirian hari ini." jelas Lucy.

Perempuan manis itu hanya manggut-manggut mengerti, namun seringain tipis tercetak di bibirnya, sangat tipis sehingga Lucy tidak menyadarinya. "Lucy-chan, uh.. maukah kau menemani ku ke kamar mandi? Aku takut sendirian ke kamar mandi."

"Baiklah ayo,"

Keduanya kini berjalan ke kamar mandi. Lucy di buat heran saat melihat Lisanna menatapnya bengis. Di samping Lisanna berdiri lima gadis yang kini mengelilingi Lucy, begitu pula dengan gadis manis tadi, berdiri di samping Lisanna dan tersenyum meremehkan kearah Lucy.

Lisanna berjalan kearah Lucy dengan langkah pelan, dia menyeringai lalu mengelus pipi Lucy lembut. "Jadi... seorang Heartfillia termakan umpan ternyata huh?" kata Lisanna dengan tangan yang terus membelai pipi Lucy.

Lucy diam, dia menekuk kepalanya dalam, jujur dia sangat takut sekarang. Tapi dia tidak bergerak sedikitpun, seakan otot tubuhnya tidak dapat diajak kompromi dengan pikirannya.

Tangan Lisanna terus naik keatas melalui pipi Lucy, dia memegang rambut Lucy dengan lembut. "Oh! Lihatlah rambut pirang ini!" pekik Lisanna lalu menarik kasar rambut Lucy. Lucy meringis, dia menggigit bibir bawahnya, meredam ringisan yang akan keluar.

Lisanna kembali menyeringai, "Ambil kan gunting, rambutnya terlalu panjang."

Mendengar kata-kata Lisanna membuat Lucy bergetar hebat, seketika tubuhnya bisa di gerakkan kembali, dia meronta, berharap tangan Lisanna melepaskan cengkraman di rambutnya.

Melihat Lucy meronta kelima gadis itu memegang Lucy bersama, Lucy kalah jumlah tapi dia tetap meronta. Meskipun dia tahu, usaha nya akan sia-sia, tapi tidak ada salahnya berusaha kan?.

Gadis manis yang menjebak Lucy tadi menyerahkan gunting pada Lisanna.

Lucy terbelalak melihat gunting di tangan Lisanna, "Berhenti Lisanna! Apa kau kurang puas saat membuat ku hampir mati di hutan?!" Pekik Lucy, tubuhnya bergetar hebat.

"Aku tidak puas, Natsu bahkan mencari mu detik itu juga, kenapa kau tidak mati saja?"

"Hiks.. apa salahku?" Lucy terisak.

Fairy Tail Highschool✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang