FTH(16)

1.7K 153 41
                                    

Dengan gugup Lucy berjalan mencari Natsu, dia harus melaksanakan dare dari kedua sahabatnya. Tapi dia sangat malu, dia berharap-harap cemas supaya tidak melarikan diri nantinya. "Kemana sih?" tanya Lucy kesal, dia terus berjalan hingga akhirnya mendapati Natsu yang sedang tertidur pulas di taman belakang.

Dia mendekati Natsu lalu mendudukkan dirinya di samping Natsu yang terlelap. Lucy tidak berani membangunkannya karena pemuda itu sedang terlelap damai, akhirnya dia hanya bisa duduk di samping Natsu, menunggu Natsu terbangun.

Di balik semak-semak terlihat siluet dua manusia yang sedang mengintip, kedua manusia bernama itu adalah Levy dan Juvia. Keduanya sedang menunggu saat-saat dare dari mereka akan di laksanakan oleh Lucy. "Kenapa Lucy hanya duduk saja?" bisik Juvia dengan suara pelan.

"Mana ku tahu!"

"Ck, cepatlah Lucy..." rengek Juvia.

Levy menghembuskan napasnya kasar, "Diam! Kau membuat kita ketahuan!"

"Tapi aku kesemutan,"

"Diamlah Juvia, atau kau ingin aku bilang pada Gray kau menguntitnya?!"

"Silahkan!"

"Terserah lah, terserah."

Back to NaLu

Tiga puluh menit berlalu, hingga akhirnya mata Natsu mengerjap dan mendapati Lucy yang sedang terduduk di sampingnya memainkan ponselnya dengan jenguh. "Ada apa Lucy?" tanya Natsu.

Lucy terkesiap dan dengan cepat menoleh kearah Natsu yang sudah duduk di sampingnya sekarang. Muka putih Lucy merona malu, dia memainkan jari-jarinya dan mendongakkan kepalanya kearah langit.

"Apa perasaanmu pada ku Natsu? Apa kau mencintaiku?" tanya Lucy dengan segenap keberaniannya yang sudah dia kumpulkan.

Natsu terdiam lama, dia menundukkan pandangannya. Dia berpikir keras, apa dia mencintai Lucy? Apa perasaan yang di alaminya ini? Apa ini cinta atau bukan? Jujur dia juga bertanya-tanya perasaan apa yang menghantuinya sudah sejak dia bertemu Lucy dulu. Ya perasaan bahwa dia ingin menjaga Lucy dengan segenap jiwanya dan getaran aneh setiap matanya bertemu dengan mata dark brown milik Lucy.

"Aku..." Natsu menggantung ucapannya, dia memikirkannya lagi, "Entahlah Lucy, aku tidak tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang. Jadi aku tidak tahu apa perasaanku padamu, aku tak mengerti sama sekali, maaf, aku tidak bisa menjawabnya Lucy... Mungkin aku tidak memiliki perasaan apa-apa." ungkap Natsu jujur membuat Lucy menitikkan air matanya.

Hanya aku yang memiliki perasaan pada Natsu, sedang Natsu tidak. Lucy mulai terisak di samping Natsu, Dia merasakan sakit yang amat sangat bersarang pada dadanya dia memukul dadanya kasar. Natsu yang melihat itu segera menggenggam tangan Lucy lalu menghapus deraian air mata yang keluar dari kedua manik itu. "Diamlah Lucy... Kau tak usah bersedih begini, kumohon berhenti menangis," pinta Natsu yang terluka melihat Lucy menangis.

"Kenapa kau baik padaku bila kau tidak mencintaiku?! Kau seakan membawaku ke langit tinggi lalu dengan mudah kau hempaskan aku ke bumi, ini sangat sakit Natsu! Sakit sekali.." isakan Lucy makin menjadi-jadi.

Natsu yang melihat air mata Lucy segera merengkuh tubuh mungil Lucy kedalam pelukannya yang hangat dan menenangkan.

"Akhh!" rintih Lucy saat perutnya tersenggol, dia merasakan perih yang sangat pada bagian bekas sayatan pisau itu. "Lepas Natsu, aku kesakitan. Akh!"

Natsu yang merasakan sesuatu yang berbeda langsung melepas pelukannya dan menatap Lucy yang memegang perutnya, dia dengan tergesa menyingkap baju seragam Lucy.

Astaga! Apa yang di lihat Natsu membuatnya merasakan sengatan listrik pada tubuhnya. Dia dengan jelas melihat perut putih itu terbalut dengan perban, dan di perban itu masih ada bercak darah.

Fairy Tail Highschool✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang