9

6.8K 649 226
                                    

Ternyata pengetahuan Usya tentang Zian hanya sebatas itu saja. Ia baru mengetahui soal keluarga Zian. Belum ke soal yang lebih terperinci lagi seperti penyebab ayahnya meninggal, penyebab ibunya mengirim ke panti asuhan, kekayaan keluarga Zian, dan masih banyak hal lainnya.

Usya pun berjanji padaku bahwa ia akan mencari tahu soal Zian lebih banyak lagi karena tak dipungkiri bahwa kami juga penasaran tentang siapa keluarga Cardifal itu. Kemampuan Usya dalam mengorek sesuatu patut untuk diacungi jempol. Maklum pergaulannya jauh lebih luas daripada aku.

Akhirnya, Aku dan Usya memutuskan untuk menginap di hotel. Baru saja Usya menelpon Om Goldie untuk mengambil cuti selama tiga hari. Om Goldie pun menyetujuinya. Kami juga sudah memesan tiket pulang pergi untuk ke Jepang. Besok kami akan berangkat pukul tujuh pagi. Dan sekarang aku bersama Usya sedang rebahan di atas kasur sambil menatap langit-langit.

"Rel, nanti Om Goldie mau ke sini," lapor Usya.

Aku pun terbangun. "Hah? Mau ke sini? Ngapain?" tanyaku kaget.

"Hehe dia mau memberikanku izin cuti dengan syarat aku bersamanya malam ini."

Aku langsung menatap wajah Usya kesal. Wanita ini labil sekali. Baru saja tadi ia mengeluhkan soal Om Goldie, dan sekarang ia malah kembali memberi peluang pada Om Goldie. "Kan ada aku malam ini di sini. Kau labil sekali sih, Sya. Baru saja tadi kau mengatakan ingin menjauh darinya, tapi sekarang dengan mudahnya kau malah menerima permintaan dia," decakku sebal.

"Om Goldie memaksaku, Rel. Aku bisa apa? Sekarang kau pilih, kau pergi ke Jepang sendirian atau membiarkanku berduaan dengan Om Goldie malam ini?"

Entah kenapa aku sedikit kesal pada Usya. Ya aku tahu aku membutuhkannya, tapi mengapa ia masih peduli pada om ganjen itu? Meskipun aku selalu mempersilakan segala jenis pedang cowok ke dalam miss v-ku, tapi aku benci namanya perselingkuhan.

"Lalu nasibku bagaimana? Kau mau berdua malam ini dengannya? Di kamar ini ada aku juga ya. Aku takut nanti kita malah melakukan threesome lagi," ujarku sambil menekuk wajahku.

Usya langsung menimpukku dengan bantal. "Kau gila haha. Aku geli membayangkannya."

Aku jadi ikut tertawa. "Siapa juga yang mau, tapi punya Om Goldie besar tidak sih? Haha siapa tahu kita memang bisa melakukan threesome hahaha. Sepertinya menarik." Aku malah berpikir nakal.

Mata Usya melotot. "Tidak, Marel. Kau gila. Aku geli serius haha." Aku hanya terbahak-bahak membayangkannya. Menggelikan juga sih.

"Lalu maksudmu Om Goldie akan menginap juga malam ini di sini?" tanyaku lagi.

"Jelas tidak, Amarel. Om Goldie baru saja memesan kamar di sebelah kita persis. Malam ini kau sendiri ya. Aku di sebelah dengan Om Goldie. Ayolah, Marel. Kan besok selama tiga hari kita akan puas bersama. Please..."

Aku menghela napas mendengarkan permintaannya. Haruskah aku menurutinya? Padahal aku masih belum puas mengeluarkan seluruh unek-unekku.

Aku menghela napas kasar sambil melirik Usya sinis. "Yasudah. Asal kau besok beneran janji menemaniku ke Jepang ya. Jangan sampai Om Goldie menarik ucapannya. Akan kucincang dia!" ancamku.

Usya terbahak. "Iya Marelku sayang. Yasudah, aku mandi dulu ya. Nanti aku pinjam bajumu ya. Btw kau bawa celana dalam dan bra baru tidak?"

Mataku membesar mendengar pertanyaan Usya. "Heh! Kau ingin ML dengan Om Goldie?"

Usya mengangguk. "Sudah lama, Rel. Lagipula aku harus tampil cantik dengan daleman terbaru hehe."

Aku pun menimpuknya dengan bantal. "Dasar mesum! Nanti ambil saja di koperku. Ingat kecilkan desahanmu nanti. Jangan membuatku jadi pengen juga. Mengerti?!"

[C2] He's not NORMAL!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang