Chapter 12

643 8 0
                                    

Satu Minggu kemudian~~
Akhirnya ujian berjalan dengan lancar, semua siswa dan siswi disekolah bersorak-sorai bahagia. Tapi entah mengapa Fany terlihat sangat gelisah.
" Fan, lo kenapa sih??? kok kayaknya gelisah amat sihh??? tanya Jesica
" Entahlah Jess, tiba-tiba feeling gue gak enak " jawab Fany dengan lirih
" Kalau gitu kita batalin aja rencana kita, gue juga ngerasa ada yang aneh sih " ucapan Jesica membuat Fany semakin gelisah namun bukan Fany namanya kalau tidak menuntaskan penasarannya.
" Yah mungkin itu hanya firasat kita aja kali Jes, karena terlalu lelah belajar, jadi otaknya rada panas " ucap Fany dengan senyum manisnya yang mampu membuat Jesica percaya bahwa itu hanya firasat karena mereka kelelahan.
" Hmm... Kalau gue pikir-pikir lo ada benernya juga, Oke... kita harus berangkat sekarang sebelum semua orang menyadari Tuan Putri mereka menghilang " ucap Jesica sambil menarik tangan Fany dan membawanya pergi dari sekolah, tanpa mereka sadari bahwa sepasang mata terus mengawasi gerak-gerik mereka.

Selama perjalanan Tiffany dan Jesica saling berbagi informasi yang mereka dapat dari penyelidikan yang mereka lakukan. Hingga akhirnya mereka sampai pada tempat tujuan.
" Jejes lo gak mungkin salah informasi kan??? " tanya Fany gelisah
" Bener koo, gue gak mungkin salah Fany. Anak buah gue mengatakan bahwa dia berada disini " jawab Jesica walaupun dia juga ragu akan hal itu.
" Tapi Jejes liat sekitar lo sekarang kita ada didalam hutan begini, emang ada yah orang yang tinggal dihutan sendirian kayak Tarzan aja. Kalau gue sih ogah banget mana serem lagi " Jesica terkekeh mendengar jawaban Tiffany walau terlihat Fany sedang menyembunyikan ketakutannya.
" Panda lo udah siap kan???" tanya Jesica
" Ayo Jejes, kita mulai " ucap Fany semangat

Sementara itu Darel yang menerima telpon dari anak buahnya tiba-tiba mengeraskan rahangnya.
" Apa kau yakin dia ada disana??? " tanya Darel dingin
" Ya tuan, kami melihat nona Fany dan temannya sedang menuju kedalam hutan "
" Apa kau tau sedang mencari apa mereka disana??? " tanya Darel
" Menurut informasi, mereka sedang menyelidiki kasus nona Fany waktu nona diculik. "
" Awasi mereka dan jangan biarkan mereka melakukan hal gila. Dan satu lagi pastikan mereka selalu aman, Saya tidak mau kejadian dulu terulang lagi " titah Darel

Darel mengemudikan mobilnya dengan cepat bahkan ia hampir saja menabrak pembatas jalan, Darel sangat emosi sekaligus khawatir memikirkan gadisnya yang sedang berada dalam bahaya.
" Sayang kamu selalu melibatkan dirimu dalam bahaya, apakah kamu tidak bisa menunggu saja " ucap Darel lirih
" Aku akan menghukummu setelah ini Sayang " dan Darel semakin kencang membawa mobilnya agar cepat menyelamatkan gadisnya.

" Panda koo gue ngerasa kalau kita kejebak sama permainan mereka?? " tanya Jesica frustasi. Bagaimana tidak frustasi mereka berhasil menemukan sebuah rumah namun saat mereka masuk kedalamnya tidak ada satupun tanda-tanda kehidupan didalamnya.
" Jejes lo jahat banget sih, kagak usah nakut-nakutin gue deh " jawab Fany cemberut
" Gue serius sayangku Fany, sebaiknya kita keluar dari rumah terkutuk ini sebelum hal buruk terjadi " namun saat mereka hendak melangkahkan kaki, tiba-tiba saja seorang pria muncul dari sebuah ruangan dan berhasil mengejutkan mereka.
" Tuh kan Fan, gue rasa sesuatu yang buruk akan terjadi deh " ucap Jesica panik
" Kita harus tenang Jejes, serahin semuanya sama gue. " jawab Fany mantap
" Fany lo gak usah aneh-aneh deh, sekarang kita harus pergi dari tempat ini sebelum sesuatu terjadi " ucap Jesica namun usahanya gagal untuk menahan Tiffany yang telah jalan menuju tempat pria itu.
" Akhirnya kau datang juga sayang " ucap pria itu menatap Tiffany dengan lekat.

Tiffany melangkahkan kakinya dengan yakin untuk mendekat kepada pria misterius itu, namun keberanian itu tiba-tiba menghilang begitu saja, saat pria itu mendekat kearahnya dan menatapnya sangat tajam seakan-akan mampu mengulitinya hidup-hidup.
" Apa aku membuat takut sayang??? " pria itu membelai pipi Tiffany membuatnya langkahnya mundur.
" JANGAN KURANG AJAR TUAN " teriak Fany sambil menyentak tangan yang berada dipipinya.
" JANGAN BERTERIAK PADAKU, kau pikir kau siapa....HAH ??? " teriak pria itu tidak suka dan membuat Fany semakin ketakutan.
" Maafkan aku hanya saja aku tidak suka saat kau berteriak padaku, jangan takut padaku, aku takkan menyakitimu sayang, aku berjanji " sesal pria itu saat melihat ekspresi mukaku yang ketakutan.
" Apa kau pikir aku percaya dengan kata-katamu itu " jawab Fany
" Sebetulnya kami kemari hanya ingin mencari kebenaran tapi nampaknya kami salah alamat jadi sebaiknya biarkan kami pergi dari sini " timpal Jesica berusaha menyelamatkan sahabat nya dari bahaya yang sedang dihadapinya.
" Kalian tidak salah datang kemari, ini memang rencanaku untuk mendapatkanmu Tiffany " kata pria itu sambil menatap Fany dengan penuh puja.
" Lo pikir gue barang apa, yang bisa lo dapetin seenaknya, lagian lo siapa sih sok akrab banget sama gue kenal juga kagak " sahut Fany tidak suka
" Sayang ucapanmu terlalu kasar dan sangat melukai perasaanku " geram pria itu sambil mencengkram bahu Tiffany kasar.


Red LipsWhere stories live. Discover now