Chapter 7

562 13 1
                                    

Teriakan dan makian yang telontarkan oleh wanita itu bagaikan petir dan bom yang menakutkan " FUCKING BITCH, SUDAHKU KATAKAN BERAPA KALI JANGAN BIARKAN GADIS ITU HIDUP DAN LIHAT APA YANG TERJADI SEKARANG DIA HIDUP DAN KALIAN MENINGGALKAN JEJAK ATAS KEJADIAN ITU, DASAR ANAK BUAH TIDAK BERGUNA, dan sebuah tembakan pun dilayangkan kesalah satu anak buahnya. Keadaan didalam rumah itu sangat menegangkan membuat semua orang berkidik ngeri melihat Bosnya, " Bersihkan mayat ini dan jejak yang kalian tinggal jangan ada satupun yang terlewatkan, CEPAT. Wanita itu pun akhirnya pergi kesebuah ruangan dimana banyak kenangan yang indah tapi pada akhirnya itu malah menjadi kenangan yang kelam dan pahit, dia duduk dikursi kesukaannya dan didepannya ada pigura photo seorang pria muda yang tampan " Sayang kau tau aku hampir saja mendapatkan kebahagiaan tapi karena anak buah tidak berguna itu aku kehilangan kebahagiaan itu, aku harap kau tidak akan marah saat aku berhasil mendapatkan kebahagiaan," katanya wanita itu sambil memainkan jari jarinya diatas bingkai photo itu seakan akan dia sedang bersama pria yang berada didalam photo.
Wanita itu kembali memikirkan saat saat indah bersamanya.

Flashback

Sebuah senyuman yang lembut dan tulus terukir dengan indahnya dibibir manis seorang wanita yang cantik dan dia sedang asik memandangi sang pria pujaan hatinya dari kejauhan, entah sudah dari kapan dia menyukai sosok pria itu. Bagaimana tidak pria itu adalah sosok yang displin, manis, tegas, dan baginya tidak ada seorang pria pun didunia ini yang bisa mengalahkan cowo idamannya itu ( he is the best ) tapi dia tidak berani untuk mengungkapkan apa yang dia rasakan pada pria itu ( cinta dalam diam itu sakit ) karena dia berpikir saat dia mengatakan itu maka dia akan kehilangan pria itu yang tidak lain adalah teman sekelasnya. Akhirnya dia memendam rasa itu tanpa memberitahukannya.
" Jess come on, kata pria itu sambil melambaikan tangan karena bel sudah berbunyi artinya kelas akan segera dimulai. Dengan senang hati Jessy akhirnya mengikuti langkah pria itu sambil tangan yang saling bertautan terkadang orang yang tidak mengenal kami menganggap bahwa kami adalah sepasang kekasih ( dan itu membuat hatiku senang walaupun kenyataannya kami hanya sekedar teman biasa gak lebih ). Dikelas kami pun duduk berdua hampir kemana saja dia atau aku yang pergi pasti yang satu akan selalu ada, kami tidak pernah terpisahkan karena rumah kami yang bertetangga dan keluarga kami sangat dekat membuat hubungan kami semakin dekat dan kami sudah berteman dari sejak SMP ( terkadang aku berharap pria ini menyadari ketertarikanku, tapi seperti dia menutup mata tak pernah sedetik pun dia memandangku sebagai sosok wanita yang suka pada pria, selalu dan selalu menganggapku hanya teman atau adiknya saja *sakit bro* ) tapi aku memilih untuk memendamnya aku takut kehilangannya dan itu jauh lebih baik karena dia akan selalu bersamaku dan tidak akan ada yang berubah.
Semuanya berubah dan semuanya berbeda setelah kami masuk ke kelas kami, seorang gadis yang ternyata adalah murid baru ( dia cantik, manis, kulit yang bersih, badan yang ideal, tinggi semampai, dan hampir tidak ada yang tidak indah dari murid baru ini ) dan saat dia senyum dia mampu menaklukan hati para pria. Aku melihat kearah pria yang menggenggam tanganku, matanya berbinar saat melihat senyum murid baru itu dia tidak pernah begitu saat bersamaku. Aku mulai tidak suka kedatangan murid baru itu dia membuat pria yang kusukai berbinar hanya karena melihat senyumnya ( oh come on, aku tidak kalah cantik dengan gadis itu tapi bagaimana mungkin pria pujaanku hanya berbinar saat melihat gadis itu ). Dan kesialan lain menimpaku Miss Caroline wali kelasku memintaku untuk pindah tempat duduk hanya agar murid baru itu bisa duduk disebelah pujaanku karena pujaanku adalah ketua kelas, aku mengawasi mereka selalu tapi pujaanku itu malah salah tingkah saat gadis itu bertanya ataupun bercerita padanya. Double shit, aku muak dengan apa yang aku lihat sekarang membuat mataku sakit dan hatiku pedih, aku mencoba berbagai cara untuk hanya sekedar mengobrol dengan pujaanku tapi bagai telinganya ditulikan saat mendengar suaraku yang membuatku semakin emosi dan akhirnya aku pun menggebrak mejaku tanpa aku sadari semua mata tertuju padaku akibat ulah yang kubuat setidaknya pujaanku melihatku dengan tatapan khawatir " Jess are you okay, katanya dengan lembut dan aku hanya tersenyum tulus padanya dan sebuah elusan dikepalaku membuatku tenang. Semenjak kedatangan murid baru itu aku merasa sikap pujaanku sedikit berubah padaku dia lebih sering menghabiskan waktu dengan murid baru, berbagai alasan dia lontarkan dari mulut manisnya itu untuk menolak ajakanku tapi aku akan menjadi seorang yang tidak bisa berkutik ataupun membantah dia bagaikan tersihir aku selalu memberikan dia pergi.

Red LipsWhere stories live. Discover now