5 [Hari Sial]

3.7K 225 73
                                    

Siang ini kelas X-1 tepatnya kelas Andra tidak ada guru yang mengajar. Bu Ira guru kimia tidak masuk ke kelas karena anak Bu Ira sedang sakit.
Kelas Andra juga tidak mendapatkan tugas sama sekali dari guru kimia.
Ini merupakan surga dunia bagi seluruh murid di kelas Andra.
Terdengar suara bising dari beberapa bangku. Ada yang bermain gitar, bernyanyi, bergosip ria dan masih banyak lagi.
Begitupun dengan ketiga sahabat Andra, mereka sedang bergosip entah apa yang dibicarakan.
Andra sedang malas melakukan aktivitas apapun. Pikirannya kembali terngiang dengan kejadian beberapa jam yang lalu.
Andra tidak menyangka bahwa ia bisa terlibat masalah dengan Kak Fara.

Tadi sekembalinya Andra dari UKS Renata mengatakan padanya bahwa tadi yang menabrak dan menumpahkan kuah bakso ke tangannya itu yang namanya Kak Fara.

Ternyata benar rumor yang mengatakan bahwa Fara itu orangnya cantik tapi judes. Terbukti dengan kejadian beberapa jam yang lalu di kantin yang menimpa Andra.

"HAHA pantes aja Kak Vano gak mau nerima cinta Kak Fara orangnya aja judes galak kayak nenek sihir." gumam Andra.

Andra jadi teringat disaat Kak Vano datang membelanya, ia belum sempat mengucapkan terima kasih kepadanya.

"Gimana ya caranya biar gue bisa ngucapin makasih sekaligus minta maaf gara-gara kejadian di lapangan basket kemarin," ucapnya pelan sambil berpikir keras.
Menit demi menit berlalu.
Andra masih tetap berpikir dengan keras.

"Ah au ah gelap!" teriaknya frustasi tanpa sadar sambil menggebrak meja.

Seisi kelas X-1 terkejut dan terdiam sambil memusatkan pandangannya pada Andra.
Andra yang baru saja tersadar akan tingkahnya barusan secara refleks menutup mulutnya dengan cepat dan menahan malu.
Angga yang duduk di bangku belakang Andra berdiri dan berjalan mendekat ke bangku Andra.
Angga mengangkat tangannya dan menempelkan punggung tangannya pada kening Andra.

"Gak panas." ucapnya.

"Apaan sih lo! Gue gak lagi sakit oncom." teriak Andra sedikit kesal.

"La terus kenapa lo tiba-tiba teriak sambil ngegebrak meja?" tanya Arin ikut-ikutan.

"Gak...gapapa tadi kepala gue lagi pusing aja jadinya gue teriak-teriak gak jelas." bohong Andra setengah gugup.

"Oooooooooo." koor murid seisi kelas bersamaan.
Mereka pun mulai kembali menjalankan aktivitasnya masing-masing.

⭐⭐⭐

Sore ini langit tidak secerah biasanya. Awan mendung terlihat sangat jelas menandakan bahwa hujan akan segera turun. Hari ini Andra pulang sore, dikarenakan setelah pulang sekolah ada kerja kelompok dadakan. Dan dengan terpaksa Andra harus mengikutinya karena ia menjadi ketua kelompok.

Dan disinilah Andra sekarang, ia terpaksa harus berjalan menuju halte dekat sekolah, karena mamanya barusan menelfon kalau sopirnya tidak bisa menjemput dirinya dikarenakan ban mobilnya bocor.

"Sial, mending gue tadi nebeng mobil Renata aja aissshhhh." umpatnya kesal.

"Mana duit gue gak cukup lagi kalo buat naik taksi, dan di rumah lagi gak ada orang, gimana bisa gue bayar taksinya? Masa iya gue ngutang," dengusnya sepanjang jalan.

"Siaaalllll." umpat Andra sambil menendang kerikil yang ada didepan kakinya.
Hujan pun turun Andra yang masih berada disepanjang jalan segera berlari cepat menuju halte.

"Pake acara hujan segala lagi aissshhhh." umpatnya lagi.
Andra melirik arloji yang melingkar di tangan kirinya sudah menunjukkan pukul 5 sore.

"Gimana ini udah hampir Maghrib mana gak ada bis lewat, ini juga hujannya gak reda-reda."

"Mana sepi lagi, sial banget gue hari ini!"

Dari arah kejauhan terlihat motor besar ninja merah melaju ke arahnya.
Bukan....bukan kearahnya tapi lebih tepatnya berhenti di halte.

"Paling juga orang mau neduh." pikirnya.
Dan ketika orang itu melepas helm full face-nya Andra hampir saja berteriak kalau ia tidak segera membekap mulutnya sendiri.

"Itu kan Kak Vano,"

"Ngapain dia jam segini masih pake seragam sekolah dan keluyuran?" pikirnya.

"Tau ah ngapain juga gue mikirin dia? Gak penting juga." ucapnya membatin sambil mengalihkan tatapan matanya.
Saat sedang melamun untuk menunggu bis yang tak kunjung datang, Andra jadi teringat akan rencananya yang akan mengucapkan makasih sekaligus minta maaf ke Kak Vano.

"Kayaknya ini waktu yang tepat deh buat ngucapin makasih dan minta maaf ke dia." ucapnya pelan.
Andra mulai berjalan mendekati Vano yang sedang duduk di halte menunggu hujan reda. Sesampainya di samping Vano, Andra meneguhkan hatinya dan mulai memikirkan rangkaian kata agar ia tidak salah berucap.

Dan...

"Kak Vano," panggilnya.

⭐⭐⭐

TBC
Maaf typo bertebaran.
Makasih ya sebelumnya yang udah mau baca cerita abal-abal ini.
Kritik dan masukkan dari kalian semua penting banget buat aku.
Jangan lupa vomentnya😂
Hehehe😊

IG : anitatri_h
Twitter : @nita_tha3

My Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang