2. temen lo?

11.7K 1.6K 70
                                    

Hari ini temen-temennya punya kegiatan masing-masing. Jiho sibuk sama cheers, Rosé sibuk nyari bahan untuk olimpiade nanti, sedangkan Yuju gak usah ditanya sibuknya pasti di osis. Lisa bosen. Ten, kakaknya belum menjemput, sementara ia disuruh nunggu di sekolah. Akhirnya gadis itu memilih untuk ke ruang biasanyaa ada Yuju di sana. Sekalian modus cari cowok ganteng gitu. Yah, menjurus dah.

"Misi," Lisa menjulurkan kepalanya ke dalam ruang osis. Di sana ada Jaehyun, Donghyuk, dan Bambam yang lagi main karambol. Bunuh aja. "Yuju ada gak?"

Bambam langsung berdiri, nyamperin Lisa. "Yuju udah dijemput Dokyeom tadi. Kok lo di sini, Lis? Bilang aja mau nyamperin gue."

Lisa mendesis, "Geli, Bam. Ya udah, gue duluan ya. Bye!"

Jaehyun dan Donghyuk cuma ketawa, lagi-lagi Bambam ditolak Lisa. Sementara si rambut pirang itu sekarang berjalan menuju kantin. Hujan turun di luar sana dan rasanya roti bakar serta teh hangat untuk menemaninya boleh juga. Kantin sepi, hanya ada beberapa anak yang sedang mengerjakan tugas atau sekedar menunggu hujan reda.

"Boleh duduk di sini?" Suara itu jelas bukan suara perempuan, jadi Lisa mendongak dan mendapati cowok yang tadi siang dia kasih roti sudah duduk di sampingnya. "Eh, yang tadi ya?"

Lisa cuma bisa tertawa canggung. Saking canggungnya tukang roti yang bawa pesenannya harus berdeham dulu. "Ini pesanannya."

"Terima kasih." Lisa mengambil alih piring berisi roti bakar cokelat keju beserta segelas teh manis.

Taeyong sempat melirik sedikit ke arah Lisa yang sudah sibuk dengan roti juga ponselnya. Lelaki itu akhirnya mengeluarkan buku dari tasnya, mengerjakan tugas. Tipikal anak rajin. Sesekali Taeyong hanya menarik gelas berisi milo hangat sebelum kembali mengerjakan soal fisika.

Keduanya tak membuka obrolan apa pun. Hanya sibuk dengan dunia masing-masing. Tak berniat juga membuka obrolan.

"Ten anjung!" geraman Lisa membuat Taeyong menoleh.

"Kenapa?" Taeyong sebenarnya gak mau ikut campur sih, tapi rasanya gak sopan kalau diem aja. Kata mamanya, jadi cowok harus peka dan Taeyong berusaha untuk itu.

Lisa menatap Taeyong bete, sama sekali gak menutupi perasaannya. "Si Ten sialan itu gak jemput gue gara-gara pacarnya minta ke timezone! Bangsat gak sih? Kakak macam apa coba?"

Taeyong cuma diam melihat Lisa yang marah-marah begitu. "Mau gue anter?"

Lisa cengo. Ya iya lah! Siapa yang gak cengo kalau tiba-tiba diajak pulang bareng? Kalau udah kenal sih oke, lah ini?

Lelaki itu langsung memasukkan buku dan alat tulisnya sembarangan ke dalam tas. "Lo udah selesai makan 'kan? Yuk, balik."

Alis Lisa jelas terangkat sempurna, sepenuhnya bingung dengan situasi yang ada. Terlebih saat tangan Taeyong yang dingin menarik dirinya berdiri, memaksa Lisa mengikutinya. INI APA SIH? Tentunya Lisa cuma bisa teriak di dalem hati, ya kali main teriak di depan cogan? Meski kata temannya Lisa udah gak punya malu, tapi kalau di depan cowok ganteng macem Taeyong harus jaim dong!

Gak, Taeyong gak bawa Lisa ke parkiran motor apalagi mobil. Taeyong bawa Lisa ke halte, "Lo naik bus nomer berapa?"

Lisa berkedip dua kali. Naik bus saja gak pernah, jadi sudah jelas Lisa gak tahu. "Ck, rumah lo di mana?"

"Jamsil, apartemen G." Lisa menjawab, gak enak juga sama Taeyong.

Lelaki berambut hitam itu mengangguk, saat sebuah bus datang dia langsung menarik Lisa memasuki bus tersebut. "Gue ajarin lo naik bus biar kalau diculik bisa tahu jalan pulang."

Kalau diculik ya, mending gue naik taksi dibanding bus. Tentu saja Lisa gak mengatakannya langsung, tapi cuma di dalem hati. Lisa masih tahu diri kok.

"Omong-omong nama lo siapa?"

"Lalisa Manoban, panggil aja Lisa." Jawab Lisa tanpa menoleh. Bete juga udah ditarik sana sini tapi si cowok gak tahu namanya.

Sedangkan Taeyong menahan mati-matian kekehannya. Lisa ini lucu banget lho! Ekspresinya dengan cepat berubah seperti kartun. Jelas kalau Lisa bete karena Taeyong gak tahu namanya. Atau saat dia bilang mengajari Lisa kabur saat diculik, Taeyong tahu jika Lisa memikirkan lebih baik naik taksi dibanding bus. Taeyong memang bukan peramal, tapi kalau Lisa bergumam dengan ekpresi sebal tentu saja Taeyong tahu.

* * *

an; HAHAHA gue nulis apa sih? enjoy aja ya gaes, ini gue lagi gemes sama mereka
-amel

dingin. [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang