Lisa pusing. Pertama karena Taeyong. Kedua karena empat kakaknya sekarang berdiri di hadapannya sambil memasang wajah datar meminta penjelasan dengan tangan terlipat di depan dada. Lisa benci Ten serta mulutnya yang tak bisa menjaga apa yang dilihatnya. Lelaki yang hanya berbeda satu tahun dengannya, secara sengaja memotret Lisa dengan Taeyong dan mengirimnya pada empat kakaknya. Sementara sekarang Ten sudah kabur. Sialan.
Lisa berdeham, "Mending oppa-deul duduk dulu."
Jiyong sebagai yang tertua menghela, mencoba mengatur emosinya. "Baiklah kami akan duduk. Sekarang jelaskan siapa lelaki di foto ini?"
Jiyong oppa harusnya kembali dari Paris lusa, tapi lihat sekarang ia sudah ada di hadapan Lisa menuntut penjelasan. Bahkan Sehun oppa harusnya berangkat ke Amerika untuk rapat tapi malah banting stir kembali ke rumah.
"Wah, harusnya aku meminta Ten oppa mengirim foto ini saat ulang tahunku jadi kita bisa merayakannya bersama." Lisa berkata dengan sarkatis, sementara empat lelaki di hadapannya saling melirik dengan perasaan bersalah. "Lupakan saja. Dia Lee Taeyong, teman satu sekolahku."
"Teman macam apa yang mencium bibir? Di tempat umum." Yoongi berbicara dengan tajam. "Ah, ya teman."
Lisa memutar manik matanya, kesal. "Yah, setidaknya temanku tak membawaku ke apartemennya untuk membuatku tak bisa berjalan keesokan harinya."
Yoongi menatap Lisa tajam, namum kemudian Mino menepuk tangannya membuat perhatian kini fokus padanya. "Kau yakin dia hanya temanmu? Karena saat aku bertanya pada Taeyong dia bilang kalian berpacaran."
Mata Lisa langsung membulat, tak mempercayai pendengarannya. "Oppa mengenal Taeyong?"
Kini bukan hanya Lisa yang kaget, tapi juga tiga kakaknya. "Ah! Taeyong yang tinggal di lantai atas? Keluarga Lee?" Pertanyaan Sehun dijawab oleh anggukan Mino. "Hyung, biarkan saja. Taeyong anak yang baik. Aku dan Mino mengenalnya. Kalian juga pasti mengenalnya, dia pernah beberapa kali ke sini saat bermain FIFA denganku."
Jiyong dan Yoongi tampak berpikir, namun pada akhirnya hanya mengangguk. "Kalau begitu kita makan saja bagaimana? Aku lapar." Jiyong mengeluarkan ponselnya untuk menelfon restoran langganan mereka. "Dan Lisa, kau hubungi lelaki itu. Suruh dia makan di sini."
Lisa mengira semua sudah selesai. Tapi permintaan Jiyong hanya membuatnya menyandarkan tubuh ke sofa. YANG BENAR SAJA?!
* * *
cie, ketemu kakak ipar
-amel