Mereka terus latihan hingga pukul 3 sore, Ina masih memainkan alat musik kesayangannya yaitu drum. Tak ada yang berubah dari drum kesayangannya, hanya saja warnanya yang sudah sedikit kusam karena sering ia mainkan.
"Ina, anak-anak udah stand by di mobil, kamu gak ikut jenguk Rio? Ucap Joy mengagetkan Ina yang fokus melihat alat musiknya.
"Iya kak, Ina ikut kak". Ina pun langsung berberes-beres dan menuju mobil.
Sedangkan Joy hanya tersenyum miris melihat alat musik Ina yang sudah hampir tak dapat dipakai tapi Ina tak ingin membeli yang baru karena katanya dia sangat menyayangi alat musik itu.
***
Perjalanan menuju rumah Rio memakan waktu yang lama karena hari mulai sore dan banyaknya kendaraan yang berlalu lalang.
"Kakak apa-apaan sih, siapa bilang kakak paling cakep? Gak ada yang bilang itu, jangan pede deh kakak" canda Leah yang terdengar sampai ke bangku tempat Ina duduk, dari kejauhan terlihat orang itu asik bercanda. Membuat Ina buru-buru memalingkan wajahnya ke jendela dan menulikan pendengarannya dengan musik yang ia sukai.
"Hey Ina, kamu cemburu ya?" tanya Khen.
"Hah?! Cemburu sama siapa?" tanya Ina pura-pura gak ngerti maksud pembicaraan Khen.
"Gak usah ngelak deh Ina, diwajah kamu itu tercetak jelas bahwa kamu cemburu sama Leah" ucap Khen
"Gak ada yang aku cemburuin Khen, Joy itu manager kita gak mungkin aku suka sama dia" ucap Ina terdengar sampai ketempat Joy dan Leah."Aku gak bilang kalau kamu cemburu karena suka sama kak Joy, tapi maksud aku kamu cemburu karena kedekatan mereka" ucap Khen.
Mampus skak mat.
"Udah deh Khen, aku mau tidur nanti bangunkan aku" ucap Ina memutus pembicaraan.
Dikejauhan Joy tersenyum tipis, sampai-sampai orang tak bisa melihat apakah itu senyum atau hanya muka datar.
***
Setibanya dirumah Rio.
"Assalamu'alaikum Rio" ucap Joy mengetuk pintu.
"Wa'alaikum salam" ucap sosok wanita yang menggunakan celemek sepertinya dia ibunya Rio.
"Eh, teman-teman band Rio mari masuk" ucap ibu Rio bernama Yuli.
"Iya tante, terima kasih" ucap Joy.
Mereka pun duduk dengan diam, sambil menunggu ibunya Rio datang. Terdengar suara langkah kaki dari tangga, mereka pun serentak menoleh kearah tangga dan terlihat ibunya Rio bersama Rio.
"Kenapa turun yo?" ucap Joy yang melihat Rio menuju tempat mereka duduk.
"Gak ada, bosan aja tidur mulu dikamar, kalo disini kan lebih seru ditambah ada Ina bisa bikin cepat sembuh" canda Rio sambil mengedipkan mata. Joy yang mendengar ucapan Rio langsung terdiam.
"Apaan sih, bye the way Rio sakit apa? " tanya Ina.
"Aku sakit hati melihat dirimu berdekatan dengan dia" canda Rio diselingi dengan kedipan mata genit, membuat semua yang ada disana tertawa kecuali Joy, dia hanya tersenyum singkat.
Ina merasakan pipinya sudah memerah mungkin semerah kepiting rebus, buru-buru ia mengalihkan wajahnya menambah tawa disana meledak karena sikap malu-malu Ina.
"Jadi ini calon menantu mama? " ucap Yuli datang dengan membawa nampan berisikan cemilan dan jus berwarna orange.
"Hah? Enggak tan, mereka cuma bercanda kok tan, jangan ditanggepin tan" ucap Ina meluruskan apa yang ada dipikiran mama Rio.
"Beneran juga gak apa kok, lagi pula Rio sering suka curhat tentang kamu kok." ucap mama Yuli yang mendapatkan tatapan memelas dari Rio, seakan tatapan itu bisa bicara bahwa jangan bocorin rahasia Rio.
"Tante bisa aja deh" ucap Ina malu-malu, sedangkan Joy sudah menahan emosi untuk tidak membuat keributan didepan mama Rio apalagi sampai membuat Ina salah paham.
"Ekhemm, udah mau jam 6 tante kami semua pamit ya, gak enak ganggu istirahat Rio" pamit Joy mengakhiri percakapan yang tidak disukainya.
"Eh iya deh nak Joy, terima kasih ya sudah datang" ucap mama Rio. Mereka semua pun menyalami mama Rio sebagai rasa hormat kepada orang yang lebih tua.
Mereka pun memasuki mobil khusus band mereka yang berwarna hitam dan merah. Seperti yang tadi Ina duduk bersama Khen dan Joy duduk bersama Leah.
"Leah kamu pulang sama siapa? " tanya Joy.
"Mmm, Leah juga bingung kak, Ina juga gak bawa mobil, kan kami tadi kakak jemput." ucap Leah"Oiya saya sampai lupa, berarti kamu pulang sama saya" ucap Joy
Ina yang mendengar hanya Leah ditumpangi oleh kak Joy hanya bisa pasrah karena bingung mau pulang sama siapa.
Perjalanan kali ini cukup singkat karena jalanan cukup lengang.
Ina saat ini hanya duduk didepan studio, Khen sedari tadi sudah pulang karena dia ada janji dengan kekasihnya.
Ina Bingung mau melakukan apa dan pulang dengan apa, karena Ina lupa membawa dompet dan handphone karena saat dijemput Joy ia buru -buru dan akhirnya seperti ini.Duduk melamun seperti orang bodoh menunggu pangeran kodok datang menolongnya. Dan...
"Cepatan naik! " Ina yang sedang melamun terkejut karena suara baritone khas cowok yang ia kenal.
"Saya?" tanya Ina dengan menunjuk dirinya dengan bingung.
"Ya siapa lagi kalau bukan kamu!"
Wawww ternyata dia pangeran kodoknya wkwk~batin ina
"Kenapa senyum-senyum?" tanya Joy yang melihat ina senyum-senyun sendiri.
"Hah?! Enggak ada kak, cuma saya tadi liat pangeran kodok datang kesini" ucap ambigu Ina
"Terus hubungannya kamu senyum-senyum apa? Ahh sudahlah nanggepin orang idiot kayak kamu habis waktu saya, cepat masuk atau saya tinggal" ucap Joy mengancam .
"Dasar cowok gak punya perasaan! " gerutu Ina sambil memasuki mobil.
"Saya dengar!."
Mobil pun melaju membelah jalanan malam hari.
"Aku sayang dia tapi kenapa dia pergi? "
Vote and comment yaa? Kalau mau lanjut 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Bolehkah Aku Mencintaimu?
Teen FictionMenyukai seorang coach untuk seorang anak didik apa boleh? "Aku menyayanginya karena dia pelatihku" ~Ina "Aku menyayanginya karena dia muridku" ~Joy Tapi siapa sangka hubungan Ina dan Rio (Personel The Rain) membuat hati Joy gelisah, Lantas kenapa...