Bab 7

57 13 8
                                    

Maap beberapa hari ini saya sedikit sibuk karena persiapan UN, jadi fokus saya ke UN dulu, tapi kalau ada waktu nanti bakalan di post part selanjutnya. Thanks for readers😍😘

Pagi ini seperti biasa rutinitas yang dijalankan Ina yaitu sekolah. Kini tahun ketiga Ina menginjakkan kaki di SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru, beberapa bulan lagi akan dilaksanakan UN, itu berarti mereka akan segera berpisah.

Ina murid yang cerdas, setiap pengambilan rapor tak luput dari peringkat 3 besar, hal itu membuat ia sangat dikagumi selain bakat non akademiknya bermain drum, ia cerdas dalam bidang akademik tetapi bukan berarti dia anak teladan yang selalu turut aturan.

Tak ada yang tak mengenal Ina, seorang personil The Rain dan siswa cerdas.

"Hei Ina, kenapa cemberut?" tanya leah yang melihat Ina memasuki kelas.

"Gak ada, hanya membenci hari senin,"

"Yaelahh, hari jangan dibenci lo, hari itu berkah, masih untung dikasih hiduo sampai hari ini... "

"Yayaya buk ustadzah aku ngerti, sudah hampir setiap senin aku mendengar ucapan itu, aku bosan! Gak ada apa ceramah yang berbeda? "

"Karena kamu selalu mengeluhkan hari senin, semangat dong! Kali aja cogan melirik kamu yang jomblo abadi" ucap Leah sambil tertawa.

"Sialan kamu Leah! Kayak gak jomblo aja"

"Sory, aku jojoba"

"Apaan jojoba?"

"Dasar deso! Jojoba adalahhh... Jomblo jomblo bahagia hahahaha" ucap Leah sambil tertawa lepas sehingga seluruh perhatian tertuju padanya.

"Pagi-pagi kalian udah berisik! Diam bisa gak sih! " ucap ketua kelas yang baru datang langsung menuju tempat duduk lalu tidur sambil melipatkan tangan menganggap bahwa tangan adalah bantal.

"Yeeee dasar sirik! " ucap Ina sakartis.

"Tumben kamu pagi-pagi gak semangat Dion? " tanya Leah kepada ketua kelas yang bernama Dion.

"Kalian tidak tau? " tanya Dion.

"Apaan?" kompak Ina dan Leah.

"Ada tugas mencari soal 1-40 bahasa indonesia sesuai kisi-kisi UN di tulis tangan dibuku tulis."

"Hah?!" ucap Ina dan Leah berbarengan.

Tengg... Teng..
Mampus bel udah bunyi.

"pagi anak-anak" ucap seorang guru botak dengan kaca mata bulat dan penggaris kayu yang selalu ia bawa.

"Pagi pak"

"Baik, kumpulkan tugas kalian! Yang tidak membuat maju ke depan!"

Hanya Ina dan Leah saja yang maju kedepan dengan wajah takut.

"Ina Leah! Kenapa tidak membuat tugas? "

Heninggg...

Brakkk...
Bunyi penggaris yang dipukul kemeja membuat semua murid terkejut dan menatap horor kepada gurunya.

"Kalau kalian tidak mau menjawab kalian saya beri hukuman! "

"Ehhh jangan jangan pakk!" ucap Ina

"Ya sudah cepat jawab!"

"Anu pak, itu pak,"

"Sudah saya ajarkan kan berbicara dengan bahasa yang tegas dan jelas? " tanya guru tersebut kepada Ina.

"Sudah pak" ucap Ina membuat nyalinya ciut.

"Ya jelaskan sejelas-jelasnya! "

Ina pun menarik nafas lalu membuang nya dengan kasar dan langsung berbicara dengan satu tarikan nafas.

Bolehkah Aku Mencintaimu? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang