Bab 11

37 3 3
                                    

Pagi ini suasana terlihat canggung dimana Ina harus sarapan bersama keluarga aslinya keluarga Alexander!  Bayangin aja seorang miliarder duduk disampingnya sambil membaca koran dan ditemani dengan secangkir kopi yang masih hangat terlihat dari uap yang masih mengepul dari atas cangkir tersebut.

Dengan Ayah yang kaya raya siapa yang tak suka? Lantas memiliki Abang yang sangat tampan siapa yang tak ingin ditambah Iky sepertinya berubah terlihat dari sikapnya ke Ina sangat perhatian tetapi super duper nyebelin.

Jangan dilupakan Bunda yang selalu tersenyum hangat kepada Ina. Wajah nan cantik tak menampakkan bahwa dia telah berusia kepala 4. Tangan yang lembut dan sikap nan anggun mencerminkan seorang putri kerajaan. Tapi Bundanya bukanlah seorang putri kerajaan itulah yang dikatakan Bundanya saat Ina melotot melihat Bundanya pagi ini.

"Bengong aja kamu!" ucap Iky menoyor kepala Ina.

Ina tergagap karena ketahuan melamun dan mencebikkan bibirnya sambil memegang kepala nya yang tidak sakit.

"Apasih Kakak ini sakit tau! "

"Siapa suruh kamu bengong, pagi baru!"

"Suka-suka Ina dong"

"Sudah sudah, Ina lanjutin makan kamu nanti kamu diantar sama Iky dan pulang bareng Iky"

"Ta.."

"Satu lagi Iky sudah satu sekolah dengan kamu, Ayah sudah memindahkannya kemarin agar bisa menjaga kamu" tambah Ayah saat Ina ingin menolak diantar Iky. Ina yang tak ingin mengecewakan Ayahnya langsung mengatupkan mulutnya rapat karena ia sempat terbengong dengan mulut terbuka karena ucapan terakhir Ayahnya.

"Baik Ayah".

***

"Sampai disini aja, kita ketemu ntar pulang sekolah diparkiran aja"

"Sip, kamu kalau kenapa-kenapa hubungi kakak, oke?"

Ina tak menunjukkan bibirnya akan menjawab tapi jari tangan telunjuk dan jempol menyatu membentuk lingkaran seperti isyarat menunjukkan ok.

Sambil berjalan Ina terus mendengarkan musik dan kini ia telah sampai di kelasnya bersamaan dengan Leah yang terlihat menyalin pr.

Leah menatap Ina seakan bertanya "udah buat pr?"

Dan Ina hanya melihat dan langsung duduk disamping Ina sambil mengeluarkan bukunya.

Leah yang mengerjakan PR langsung memutar kepala melihat buku tersebut dan seakan bingung ia kembali melihat Ina yang melipat tangannya sebagai alas tidur diatas meja.

"Kamu udah buat PR Ina? "

Terdengar gumaman gak jelas Ina.

"Aku liat ya? "

Kini terdengar lagi gumaman Ina yang menurutnya jawaban iya.  Dengan semangat ia menyalin PR tersebut karena kebenaran PR itu udah 95% hanya saja terkadang jalan menuju jawaban PR itu aneh dan sulit dimengerti tapi jawabannya benar. Itulah keajaiban Ina!.

Bunyi bel istirahat telah berbunyi sejak 5 menit lalu tapi tampaknya tidak ada tanda guru matematika yang sedang menjelaskan didepan untuk keluar dari ruangan ini. Dengan inisiatif sekreatif mungkin Ina langsung keluar disusul dengan teman-temannya. 

Guru tersebut yang melihat Ina keluar disusul dengan teman-temannya yang mengekor dibelakang Ina hanya bisa menghela nafas lalu menutup pelajaran dengan murid-murid yang masih tersisa 3 disana yaitu si kutu buku kelas.

❇❇❇

"Gila kamu, Na. Masih aja keluar saat guru belum keluar."

"Aku sebagai murid yang patuh ya harus menaati aturan. Nah aturannya tadi sudah jam istirahat seharusnya tuh guru udah keluar sejak 5 menit lalu tapi karena murid lain pada takut ya aku duluan berinisiatif se kreatif mungkin" ucap Ina cuek lalu menyeruput es jeruk didepannya.

"Iya sih, tuh guru kaga tau apa kita udah kelaparan." ucap Leah membenarkan ucapan Ina.

"Tapi ntar sore kita latihan, Kak Joy udah hubungin kamu kan Ina?. "

"Udah, dan dia udah ngirim jadwal kita selama sebulan malah." ucap Ina mendengus mengingat tadi  malam dia membuka chat dari Joy.

"Serius kamu? Waahh kemajuan. Manager cuek itu telah berbaik hati mengirim jadwal selama sebulan lagi, aku aja cuma seminggu."

"Itu karena dia takut lupa memberitahu aku lagi makanya sebulan dikirimnya."

"Tapi, Na. Minggu depan kita bakal ke Malaysia buat ngisi acara disana dan kamu pasti tau kita bakal seminggu full latihan di sana plus gak sekolah. Lagi"

"Terus kamu bakal gak ikut Leah?"

"Aku tidak tau, Na. Kamu kan tau gimana bonyok aku kalau kita keluar negeri."

"Tenang aja, kak Joy pasti udah mikirin segalanya. Yaudah kita cabut kekelas yuk udah bel nih.

Mereka pun membayar pesanan mereka dan langsung kembali kekelas untuk mengikuti jam pelajaran selanjutnya. Lain halnya dengan Rio dia tampak asik dengan bola basket ditangannya.

"Leah, kamu duluan aja ke kelas aku mau nyamperin Rio"

"Oke deh, ntar aku bilang kalau kamu ke toilet sama pak botak"

"Terserah kamu, yang penting nama aku bersih dari kejahatan kriminal"

"Apakata kamu deh, Na."

"Yo! " ucap Ina dari kejauhan saat melihat Rio bermain bersama teman-temannya.

"Ya. Ada apa, Na?" ucap Rio saat Ina telah berjalan mendekati Rio.

"Gak ada, malas aku masuk kelas"

"Dasar bocah bandel" ucap Rio melempari bola ke Ina dan langsung ditangkap Ina dengan mudah.

"Ina, aku mau bicara serius didepan teman-teman aku" ucap Rio membuat Ina menghentikan aktifitas mendribble bola basket tersebut.

"Aku suka sama kamu, kamu mau jadi pacarku? "

"Hah?! Apaapan sih kamu Rio, gak usah bercanda" ucap Ina menoyor kepalanya Rio.  Dengan cepat Rio tangkap tangan Ina lalu digenggamnya.

"Aku serius. Kamu mau tidak?"

Dengan bersemu mukanya Ina lalu mengangguk dan Rio langsung memeluk Ina sambil mengecup puncak kepala Ina.

"Pj uyyyyyy" timpal cowok berbadan gendut bernama Bobi.

Ina yang sadar langsung melepas pelukannya dan seketika mukanya memerah melihat semua anak basket yang ada dilapangam melihat adegan mereka.

"Stttt. Gak perlu malu. Sekarang kamu punya aku. Ntar pulang sekolah kita bareng aku tungguin kamu diparkiran. Sekarang kamu balik ke kelas. Belajar yang rajin supaya bisa ngajarin anak-anak kita kelak" ucap Rio sambil mengacak kepala Ina. Dari tadi Ina hanya bisa mendengarkan kata Rio sambil menundukkan kepala menyembunyikan semburat merah di pipinya dengan sesekali mengangguk.

Selesai Rio bicara Ina langsung menuju kelasnya karena malu menjadi pusat perhatian teman-teman Rio.

"Gila lu bro" ucap Ucup cowok putih berbadan kurus dan tinggi kepada Rio.

Bolehkah Aku Mencintaimu? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang