Bab 4

77 21 4
                                    

Joy telah selesai mengantar Leah kerumahnya, tetapi hati kecil Joy mengatakan bahwa tidak ingin berpisah cepat dengan Ina sehingga ia mengajak Ina makan diwarung pinggir jalan dekat rumah Ina.

"Kakak tumben mau makan? Biasanya kakak kan makan satu kali sebulan" ujar sarkatis Ina

"Yeeee, sembarangan gini-gini saya makan 4 kali sehari makanya badan saya six pack begini" ucap Joy

"Hahahaha, seperti ini kakak katakan six pack? Gimana kurusnya? Liat deh tu badan kakak kurus gak ada dagingnya tinggal tulangnya aja, masih mending putih dan cakep kalau kakak itam dekil gimana? Ogah-ogah saya mau dekat sama kakak, jadi artis kakak saya ogah" ucap Ina judes.

"Sudah-sudah gak usah bahas diri saya,  kita makan abis tu pulang" ucap Joy dengan senyuman yang membuat siapa saja meleleh.

Ina dan Joy makan dengan canda dan tawa, tak peduli tatapan memuja, mencibir bahkan acuh tak acuh orang-orang yang ada disana, cuma satu dipikiran mereka,
Jangan membuang emas.

Setelah 35 menit makan dan kebanyakan bercanda mereka akhirnya membayar makanan mereka malam ini.

"Ina" panggil wajah panik dan berusaha tenang Joy

"Apaan? " jawab Ina sambil fokus bermain gadget tanpa mengalihkan perhatian dari gadget pinjaman dari managernya.

"Saya bicara liat kesini bukan ke hp! " ucap Joy kesal.

"Apa kak? " tanya Ina sedikit ragu karena Joy marah.

"Saya lupa ambil uang di atm, kamu mau tunggu disini? " tanya Joy.

"HAH?! JADI KAKAK LUPA BAWA UANG?! " teriak Ina.

"Hehehehe, abisnya saya biasa gesek dari pada tunai" ucap joy sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Terus saya mesti nunggu disini?  Saya takut sendiri kakak" ucap Ina manja

"Dasar manja! Ya kan cuma bentar paling 25 menit" ucap joy pura-pura cuek tetapi didalam hati menyukai sikap manja Ina.

"Gak mau, pokoknya gak mau! " ucap Ina menghentakkan kakinya.

"Ada apa?! " suara baritone lelaki yang sudah berumur 30 tahun lebih memecah percakapan mereka.

"Mmm itu pak, mmm itu, mmm kami, " ucap Ina takut-takut.

"Jawab yang benar!" suara tegas bapak tersebut.

"Ekhem, gini pak saya gak bawa uang cash, jadi saya mau ambil uang di atm, kira-kira 25 menit kesana, jadi saya titip teman saya sebentar buat ambil uangnya" ucap Joy.

"Kak, saya gak mau ditinggal saya takut" rengek Ina.

"Kamu tinggal aja"

"Enggak mau kak"

"Sebentar doang Ina"

"Tetap gak mau! "

"Sudah-sudah! Sekarang kalian sebagai ganti ruginya cuci piring saja dibelakang!  Kalau sudah selesai kalian baru boleh pulang!" ucap bapak penjualan tersebut tajam.

Mereka pun akhirnya terpaksa mencuci piring tersebut.

"Ini gara-gara kakak!  Kalau gak ada uang gak usah ngajakin saya makan! Nambah kerjaan tau!" ucap Ina sebal

"Yeee, saya mana tau kalau bakal gini, saya kira tuh warung bisa bayar pakai atm" ucap Joy polos

"Huh! Kakak kira ini mall! Itu karena kakak kebiasaan sok kaya! " ucap Ina pedas

"Kok kamu jadi menghakimi saya?!  Saya kan gak sengaja!  Kamu kalau gak ikhlas sono pulang jalan" ucap Joy tak kalah judes

"Yaudah saya pulang!" ucap Ina bersiap-siap pulang.

"Ehh, jangan dong Ina, saya gak pandai cuci piring nih jadi ajarkan saya ya, please" bujuk Joy dengan puppy eyes nya.

"Huh! oke deh, gak usah pakai wajah begituan, gak mempan sama saya, lagi pula wajah jelek juga jadi gak cocok sama sekali" ucap pedas Ina.

"Yeyyy, terima kasih Ina" ucap Joy sambil memeluk Ina.

Deg..

Seketika Ina merasakan jantungnya seakan lari maraton.

"Eh sory sory, gak sengaja" ucap Joy melepas pelukannya kemudian pura-pura menyibukkan diri dengan piring-piring kotor.

Seketika suasana menjadi canggung.

"Kakak tu salah tau, di cuci dulu baru dikasih sabun, bukan sabun dulu baru dicuci, kan jadinya spons nya kotor! " omel Ina melihat Joy merecoki kerjaan mereka.

Sedangkan Joy hanya menggaruk kepala karena bingung dengan cara mencuci piring.

"Yaudah biar Ina aja yang cuci, kakak duduk diam aja disitu, jangan rusuh lagi biar kerjaan ini cepat selesai " bawel Ina.

"Iye-iye" pasrah Joy.

***

Setelah menghabiskan waktu satu setengah jam, dan mencuci 4 ember penuh piring kotor kini Ina telah selesai mengerjakannya.

"Huft, akhirnya selesai juga" ucap Ina sambil selonjoran di tempat duduk yang tersedia disana.

"Capek? " tanya Joy

"Mmm, gak capek kok" ucap Ina jengkel karena pertanyaan bodoh Joy.

"Mmm, bagus deh jadi besok bisa latihan, kan kita nampil 3 hari lagi" ucap polos Joy membuat Ina semakin greget untuk menelan Joy hidup-hidup.

"Iya kak gak capek, cuma Ina hanya butuh istirahat  7 hari 7 malam buat mulihkan tenaga"

"Busettttt dah, kayak apa aja 7 hari  7 malam"

"YA MAKA NYA PEKA DIKIT JADI COWOK!!"
"Jelas-jelas capek  malah ditanya juga" sebal Ina.

"Hehehe saya kan bertanya Ina"

"Tau ah capek, saya mau pulang kakak mau antarin saya atau saya jalan? "

"Terserah kamu sih, kalau mau saya antar oke, kalau mau jalan sih saya lebih oke" ucap Joy menuju mobil.

"ASTAGFIRULLAH, KUATKAN HAMBA YA ALLAH"

"Hehehe canda doang, itu aja pake baper" ucap Joy kelewat santai.

"Tabahkan hamba ya Allah mendapat manager super idiot, lebih idiot dari saya" omel Ina dengan suara pelan  sehingga tidak dapat didengar oleh Joy.

***

Setelah menghabiskan waktu 15 menit, eh ralat 1 jam 45 menit kini Ina telah sampai didepan pagar rumahnya.

"Mau mampir kak? " basa-basi Ina.

"Enggak, udah malam besok kita latihan lagi jam 9 dan jangan sampai telat! " ucap Joy mengeluarkan nada perintahnya sedangkan Ina hanya mengangguk dan langsung melesat masuk ke rumah.

Mobil pun melaju menjauhi rumah minimalis bercat putih coklat itu.

"ketika dia pergi meninggalkan  kita, kita harus bersyukur ternyata Allah tidak  memberikan seseorang yang tidak komitmen kepada kita"

Thans for vote and comment before chapter 😊

Bolehkah Aku Mencintaimu? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang