Kring...kring..kring...
Suara keras jam weker membangunkan seorang gadis cantik dari tidurnya. Ia pun beranjak dari tidurnya, dan bergegas mandi.
Setelah mandi gadis itu berpakaian lalu memakai bedak, dan lipgloss.
Suara pintu terbuka membuat gadis tadi sedikit terkejut. Dengan tatapan membunuh dia menatap orang yang sudah mengganggu kegiatannya."Van, cepetan turun tuh, udah ditungguin mama juga lama banget sih." Ucap Alvaro, kakak gadis yang sedang berdandan sebelumnya.
"Aisshh, tunggu bentar napa. Gak liat apa gue lagi masang dasi nih," ucap Vania marah.
"Iya bawel," ucap sang Kakak lalu pergi.
Pintu pun tertutup. Vania langsung memasukan buku pelajaran ke dalam tasnya dan pergi ke Ruang makan.
"Pagi Mah, Pah, dan Kakak bawel," ucap Vania.
"Pagi sayang," ucap Mama dan Papah.
"Pagi juga Adek bawel," ucap Ka Alvaro.
"Mah, ini kan hari pertama aku masuk sekolah. Aku takut mah kalo nanti aku dibully gimana?" ucap Vania sedih.
"Tinggal lo bilang aja dek, kalau lo keturunan keluarga Estilovian," ucap Ka Alvaro.
Vania yang mendengarnya pun langsung menundukkan kepalanya. Vania termasuk anak yang tidak suka mengumbar kekayaan. Menurutnya itu akan membuatnya sombong dan terlebih lagi pasti teman-temannya banyak yang tidak tulus berteman dengannya.
Dulu pernah, saat Vania masih bersekolah di SMA Tunas Harapan Jaya, banyak yang berteman dengannya karena Vania terkenal dan juga karena uang. Oleh karena itu, Vania tidak ingin lagi di SMA yang baru ini mendapatkan teman seperti itu.Alvaro yang melihat sang adik menundukkan kepalanya langsung meminta maaf, dan membawa sang adik untuk pergi ke sekolah. Setelah itu mereka langsung berpamitan kepada kedua orang tuanya.
Mobil pun sudah sampai di depan pintu gerbang SMA GIPS. Vania yang melihatnya langsung turun dari mobil, dan masuk ke sekolah tersebut.
Vania mencari ruangan kepala sekolah tetapi tak kunjung dapat juga, dan akhirnya Vania memutuskan memanggil seorang perempuan yang sedang membaca mading sekolah.
Merasa dipanggil perempuan tadi mendekat, dan tersenyum ke arah Vania."Ada apa?" ucap perempuan tadi.
"Maaf memanggilmu. Bisa antarkan aku ke ruangan kepala sekolah?" ucap Vania ramah.
"Tentu. Kau murid baru ya? Aku baru pertama kali melihatmu disini," ucap perempuan tadi.
"Iya. Kenalin nama aku Vania," ucap Vania sambil mengulurkan tangan.
"Namaku Friska Yunita. Vania? Nama yang bagus dan cantik seperti orangnya," ucap Friska sambil membalas uluran tangan Vania.
"Kau ini tak perlu memujiku," ucap Vania sambil tertawa.
"Ah, baiklah. Ayo aku antar," ucap Friska.
Saat diperjalanan menuju kantor kepala sekolah. Vania melihat seorang laki-laki sedang berkelahi. Friska yang melihatnya pun langsung mendenguskan napasnya dengan kasar.
"Kau tau Vania? Yang sedang berkelahi itu seorang murid pemilik sekolah ini. Jadi kau jangan sekali-kali berurusan dengan dia. Nanti kau bisa dikeluarkan," ucap Friska sambil berbisik.
"Tapi, kau lihat? Masa tidak ada yang menolong murid itu? Kasian mukanya," ucap Vania sambil meringis.
"Tidak ada yang berani Van. Dulu ada seorang murid yang menolong. Tapi kau tau? Yang menolong itu langsung dikeluarkan dari sekolah," ucap Friska.
"Gila, pengen banget rasanya aku nolongin murid yang di pukulin itu. Kasian banget Fris," ucap Vania yang mulai geram.
"Jangan, kau kan murid baru nanti kau bisa dikeluarkan. Sudahlah, ayo cepat kita ke ruangan kepala sekolah," ucap Friska sambil menarik lengan Vania.
Vania dan Friska pun sudah sampai dan langsung masuk ke ruangan kepala sekolah.
"Permisi Pak, saya murid baru. Boleh saya tau dimana kelas saya?" ucap Vania.
"Silahkan duduk dulu Nak. Kau yang dibelakang silahkan keluar dan cepat masuk kelasmu," ucap Bapak kepala sekolah.
Friska pun langsung keluar dan melambaikan tangan ke arah Vania. Vania pun juga membalas lambaian tangan Friska.
"Siapa namamu? Dan kau ingin jurusan apa?" ucap Bapak kepala sekolah.
"Nama saya Vania. Saya ingin jurusan IPS Pak," ucapku.
Saat berbicara dengan Bapak kepala sekolah lagi. Tiba-tiba ada seorang murid laki-laki yang duduk di sebelah Vania.
"Tunggu! Bukankah itu murid laki-laki pemilik sekolah ini?" batin Vania berucap.
Merasa diperhatikan. Murid laki-laki tadi menatap Vania datar.
Yang membuat Vania melongo kakinya ia taruh di atas meja Bapak kepala sekolah."Songong nih anak," batin Vania.
"Eh Tua, buatin gue minum bego," ucap murid laki-laki tadi.
"Ini orang gak punya sopan santun apa?! pengen banget gue hajar," batin Vania berucap lagi.
Yang sukses membuat Vania melongo lagi Bapak kepala sekolah tadi menurut dan membuatkannya minum.
"Murid baru lo?" ucap murid laki-laki tadi.
Vania hanya berdehem karena terlalu malas berbicara dengan orang yang menurutnya aneh.
"Kenalin nama gue Adimas Putra Geraldion. Lo tau kan Keluarga terkaya nomor 1" ucap murid laki-laki tadi sombong.
"Oh, gak nanya," ucap Vania seraya tersenyum manis.
Tiba-tiba, Bapak kepala sekolah tadi datang sambil membawa minuman.
Murid laki-laki tadi pun mengambil minuman tersebut dan langsung meminumnya.
Setelah itu sisanya langsung ia tumpahkan di lantai. Vania yang melihatnya pun mulai geram. Tapi terpaksa menahannya karena Vania murid baru."Nak, mari saya antar," ucap Bapak kepala sekolah.
Vania pun beranjak dari tempat duduk, dan ikut Bapak kepala sekolah.
"Assalamualikum. Maaf mengganggu kalian semua. Saya membawa murid baru," ucap Bapak kepala sekolah.
Vania pun masuk ke kelas itu. Dan Vania sangat senang karena dia satu kelas dengan Friska.
"Nama saya Vania. Saya pindahan dari SMA Tunas Harapan Jaya. Senang bertemu kalian semua," ucap Vania sambil tersenyum manis.
Wah,cantik banget sih.
Duh,harus gue gebet nih.
Cantik pisan atuh neng.
Vania yang mendengar tersebut hanya tersenyum.
"Nak, kamu duduk di samping Friska ya," ucap Bapak kepala sekolah sambil menunjuk kursi kosong di samping Friska.
Vania langsung mengangguk, dan berjalan ke arah kursi Friska.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gebetan
Teen Fiction[ FIRST STORY ] "Mengapa sifatmu seperti itu? Maksudku kadang dingin, kadang lembut, dan kadang juga pemarah? Aku bingung. Kau sangat sulit untuk di tebak, tidak seperti orang lain yang sifatnya sangat mudah kutebak. Apa kau memiliki gangguan Diso...