Dean p.o.v
Hari Minggu-pun datang segera. Saat itu, aku sedang membereskan rumah ketika pintu rumahku diketuk oleh seseorang.
"Sebentar" seruku sembari meletakkan gagang sapu yang kupegang di pinggir pantry.
Aku mengintip sejenak dari jendela rumahku. "Siapa ya?" Tanyaku setelah aku membuka pintu tersebut.
Orang yang kutanya hanya diam saja, menatap tajam tepat ke kedua mataku.
"Ehem, maaf, nyari siapa?" Tanyaku lagi.
"Eh, em, uh, itu, apa, A-abinya ada?" Tanya laki-laki tersebut tergagap. Geli, aku tertawa kecil.
"Temennya bang Abi ya kak? Masuk aja, Abang masih di atas tuh" kataku kemudian. Laki-laki tersebut mengangguk kemudian tersenyum.
Hell. He's so hot, batinku.
"Bentar ya kak, aku panggilin abangnya dulu" kataku lagi. Teman bang Abi tersebut menjawab dengan anggukan lagi.
Segera, aku berjalan cepat menuju lantai atas tempat abangku berada. Kuketuk pintu kamarnya yang sejurus kemudian terbuka.
"Apa De?" Tanya abangku.
"Temen Abang di bawah, temuin gih, Dean bikinin minum dulu" kataku.
Bang Abi keluar dari kamarnya, menutup pintu kemudian mengekorku menuju lantai bawah.
Dan dari dapur dapat kudengar samar percakapan mereka. Tak lama kemudian, aku datang membawa secangkir coklat panas untuk teman bang Abi. Hawa Minggu pagi yang dingin dan mendung ini begitu mengusikku. Mungkin akan ada hujan deras setelah ini.
"De, sini dulu" bang Abi menarik tanganku dan mendudukkanku di samping kirinya. Di antara aku dan temannya tersebut.
"Ini temen gue, abis ini bakal sering mampir sini kayanya, yagak"
"Paan sih Bi" jawab teman bang Abi tersebut gemas.
"Oiya, dia seangkatan sama si-El dek, tapi sekolahnya di almamater gue sekarang, tunggu" kata bang Abi. Aku mengernyit penasaran.
"Kenapa gue sih yang jadinya ngenalin kalian. Kenalan sendiri lah." Kata bang Abi.
"Angga" kata laki-laki tersebut.
"Dean" jawabku sembari tersenyum.
"Dan lo nyebelin bat Bi, punya adek yang gini lucunya ga pernah diajak ketemuan sama kita-kita" kata kak Angga gusar. Bang Abi melirik tajam ke arahnya.
"Karena gue bakal jadi Abang yang gagal kalo ngelakuin itu Ngga, lo tau anak-anak gimana kalo soal cewe" kata bang Abi. Aku mengernyit bingung, tidak mengerti dengan pokok bahasan mereka.
"Bang, kayanya Dera mau lanjut beres-beres aja deh, kalian lanjut aja ngobrolnya. Mari kak Angga" ujarku pada akhirnya sambil tersenyum. Bang Abi mengangguk ditambah kak Angga yang memberikan senyum manisnya.
Dan ya, akhirnya, aku kembali mem-ba-bu.
***
"And the hell is going on here?" Kataku gusar melihat kamar bang Abi yang seperti kapal pecah karena ulahnya, dan kedua temannya-kak Angga dan kak El tentunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dean dan hujan [Completed]
Teen FictionDean suka hujan. Dean selalu bermain dan menari bersama hujan. Dia juga suka hujan. Dean punya banyak kenangan dengan dia bersama hujan. Namun sekarang, setiap hujan datang, Dean ingat akan dia dan kenangan pahit mereka. Dean ingin melupakan rasa sa...