Jeng jeng jeng!!!!
Apa kabar readers sayang semua 😉
Jadi karena author sedang cukup banyak ide, author mau fokus namatin cerita ini dulu.Memang rooftop yang pertama published, tapi Dean dan hujan itu udah ada jauh sebelum rooftop lahir.
Soo,
Happy reading.😘Sorry for the typos.
Me gustas mucho readers semua😘😍
Dean p.o.v
Bang Abi berjalan menjauhiku dan tak lama menghilang di ujung koridor. Tak ayal aku bangkit berdiri dan berteriak memanggilnya.
"ABANG!!" Teriakku.
Bruk.
"ADUH!"
Aku melihat sekelilingku dan mendapati keramik bermotif kayu yang menjadi lantai kamarku. Tak lama berselang, pintu kamarku membuka dengan kerasnya seolah baru saja ditabrak oleh bison terbang. Seperti Appa dalam film Aang versi Indonesianya.
"Kamu gapapa dek?" Tanya bang Abi dengan hebohnya.
Aku meringis sakit sembari menggosok tubuhku pada bagian pertama kali aku jatuh ke lantai. Bang Abi menarik tanganku ke atas dan membantuku duduk di kasurku.
"Cuma mimpi terus jatuh. Kayanya merah deh pantat Dean" ujarku mengadu pada bang Abi.
Bang Abi tersenyum geli lalu mengacak-acak rambutku. Lalu ia merebahkan badannya di kasurku yang bermotif laut tersebut.
"Kamu sih, pagi-pagi udah molor aja" jawab bang Abi. Kemudian ia menghela napas panjang, dan melanjutkan. "Abang takut, gabakal bisa kaya gini lagi sama kamu. Gimana De?" Tanya bang Abi dengan raut wajah sedih.
Aku memahami bang Abi lebih dari siapapun di dunia ini. Dan aku cukup tau bahwa bang Abi membutuhkan teman curhat saat ini. Sehingga aku memutuskan untuk turut merebahkan diriku di samping bang Abi.
"Abang minta maaf sebelumnya. Abang gagal nepatin janji Abang yang bilang bakal selalu ada buat kamu. Yang bakal dampingi kamu terus sampe kamu dapet pengganti Abang maupun Papa. Dean mau maafin Abang?" Tanya bang Abi.
Aku mendecak sebal lalu menendang kaki bang Abi pelan. "Abang ngomong apa sih? Kaya mau pergi jauh aja" kataku.
"Abang ga kemana-mana. Tapi mungkin Abang udah gabisa lagi mantau kamu 24 jam. Abang gabisa lagi bikinin kamu cokelat panas kali kamu kehujanan. Abang gabisa lagi marahin kamu kalo kamu pulang sore ditambah main hujan-hujanan. Abang gabisa nemenin kamu movie marathon kaya biasa kita lakuin di malem Sabtu. Abang gabisa lagi-"
"Udah. Abang bikin Dean sedih. Abang kenapa ngomong kaya gitu? Emang ada apa ini sebenernya?" Tanyaku memotong pidato panjang bang Abi. Yang ditanya hanya menatap langit-langit kamar dengan pandangan kosong.
"Abang, jawab Dean dong. Abang bilang semuanya bakal gapapa. Semuanya baik-baik aja. Kita ga bakal ada masalah. Abang sendiri yang janji gitu" kataku sambil menahan air mata yang hampir tumpah dengan derasnya.
"Hhhh, Abang mungkin ambil permintaan papa De" ujar bang Abi sedih.
Aku membelalakkan mataku kaget. "Abang mau dijodohin sama anak temen Papa? Abang kenapa gitu? Terus kak Sania gimana? Terus Abang udah kenal sama calon Abang itu emangnyaa? Terus Dean gimana Abang?" Rengekku sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dean dan hujan [Completed]
Teen FictionDean suka hujan. Dean selalu bermain dan menari bersama hujan. Dia juga suka hujan. Dean punya banyak kenangan dengan dia bersama hujan. Namun sekarang, setiap hujan datang, Dean ingat akan dia dan kenangan pahit mereka. Dean ingin melupakan rasa sa...