Bagian 17

277 12 0
                                    

El p.o.v

Dean tertidur dengan pulas nya setelah kami keluar dari hotel. Aku melepas kacamataku dari mata Dean demi melihat kondisi mata Dean yang terlihat mengenaskan dengan sisa aliran air mata yang masih terlihat.

Mengingat janjiku padanya untuk membelikan coklat, aku mampir terlebih dahulu pada minimarket yang ada di depan kompleks perumahan orang tua Dean.

Sesampainya aku di tempat parkir rumah orang tua Dean, aku melihat Dean yang masih bernafas teratur menandakan nyenyaknya ia tertidur. Karena tidak tega membangunkannya, aku kemudian menggendong badannya menuju kamar tamu yang ada di bagian depan rumah.

Kutarik selimut menutupi badannya dan keluar dari kamar itu menuju kamar yang kutempati di lantai atas tepat di sebelah kamar Abi. Aku mandi dan membersihkan badanku kemudian mengenakan baju rumahan.

"De, bangun ayok" kataku sembari menepuk pelan pipi Dean.

Dean terbangun dan duduk kemudian ia tersenyum padaku. "Mau mandi dulu kak, bentar" katanya.

Aku mengangguk. "Kakak tunggu di taman belakang ya? Mau siapin buat nanti malem barbeque-an" kataku.

Dean mengangguk. Yap, nanti malam keluarga besar Abi dan Nadhiya akan menggelar acara barbeque-an seperti yang kami lakukan tadi malam. Ya aku sebagai calon menantu, eh, maksudku pacar Dean, hanya mengikuti titah dari empunya rumah.

Dan saat aku baru saja selesai memasang set barbeque, Dean turun dan membawa banyak bumbu-bumbuan. Memang posisi taman belakang rumah ini sedikit melandai sehingga semua bagian taman akan terlihat dari teras belakang rumah.

"Kakak potong daging aja gimana? Aku siapin bumbu" katanya.

Aku mengangguk dan menjalankan perintah dari Dean. Sesekali aku melihat tangannya yang cekatan memotong dan mengupas bahan. Hingga kira-kira setengah jam kemudian, semua bumbu tersebut selesai diracik dan hanya menunggu diolah.

Dean kemudian membantuku memotong daging menjadi potongan kotak sehingga mudah saat memanggang nanti. Rambut depan Dean yang masih basah tersibak ke belakang karena bandana yang ia pakai.

"Kamu sering ya bantuin Mama gini?" Tanyaku.

"Iyalah, anak Mama cuma aku yang cewek kak" katanya dengan senyum menawannya.

"Iyasih. Ini ditaruh mana?" Tanyaku sembari menunjuk daging yang sudah selesai dipotong.

"Sekalian aja abis ini dimasukin ke kulkas" katanya.

Aku mengangguk. Dean laku kembali berfokus pada daging di hadapannya. Aku menyelesaikan potongan daging terakhir dan membawa semua baskom yang berisi daging tersebut dan memasukkannya ke dalam kulkas 2 pintu milik keluarga Dean. Kemudian mencuci tangan.

Kami lalu memutuskan untuk menonton film di ruang keluarga setelahnya. Dan film yang dipilih oleh Dean pun membuatku sangsi. Bagaimana tidak, dia memutuskan untuk menonton film horor berjudul lights out yang sangat menyeramkan itu.

Dan sepanjang film diputar, Dean terus saja bersembunyi di lengan kananku. Sembari sesekali ia berteriak takut. Dan setengah jam sebelum film berakhir, Mama Dean dengan mendorong kursi roda Papa Dean masuk ke dalam ruangan.

Dean dan hujan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang