You are My Destiny - 19

238 11 0
                                    

Seminggu setelah kejadian Fara yang pergi ke Jogja, semuanya kembali normal. Fara mulai bisa ceria seperti biasanya, dia mulai mengerjakan pekerjaannya seperti biasa, dan hubungannya dengan Rafka menjadi lebih baik, Fara sudah berjanji dengan Rafka, kalau ada apa-apa sebisa mungkin ia tidak bohong apalagi meninggalkan Rafka seperti hari itu, sebisa mungkin ia terbuka dengan Rafka, dia belajar untuk menjadi orang yang lebih baik. Fara gak akan menjadi bodoh untuk kesekian kalinya akibat masa lalaunya itu. Ia sudah dewasa sekarang. Ia akan terus berjuang dengan Rafka. Itulah janjinya.

Pagi ini Fara dan Bundanya akan pergi ke Jogja, ia dan keluarganya baru mendapat kabar dari tantenya yang ada di jogja kalau Oma satu-satunya dari Bundanya  itu sedang sakit. Bunda Fara yang mendapat berita itu langsung bersiap-siap. Dan kedua abangnya itu langsung mencarikan tiket pesawat untuk bunda dan juga Fara. Fara juga sudah bilang pada Rafka, Rafka akan nyusul di weekend, begitu juga dengan kedua abangnya itu. Ia gak pernah memaksa mereka untuk ikut karna mereka juga punya kerjaan apalagi bang Kelvan yang akhir-akhir ini lebih sering berada dirumah karna kak Claudia yang tengah hamil.

Siang hari, Fara sudah sampai di Jogja, mereka langsung kerumah sakit. Bunda Fara menangis saat melihat Omanya Fara sedang koma. Fara juga ikut-ikutan nangis. Karna semenjak dirinya beranjak dewasa hanya Omanya inilah yang ia punya. Setelah acara tangis-menangisnya, Fara izin untuk pulang kerumah Omanya. Ia cukup kenal dengan jalan kerumah Omanya itu. Rumah Omanya tidak terlalu jauh dari kota, jadi gampang saja baginya untuk sekedar naik angkot atau kendaraan umum lainnya.

Fara sampai dirumah Omanya saat jam makan siang telah usai. Ia membuka pintu besar rumah omanya yang berwarna coklat tua dengan relief khas Jogja itu dengan tangannya. Memang keturunan bundanya adalah pemilik bakat seni. Tidak ada yang berubah dari rumah ini saat terakhir kali Fara melihat keadaan saat ia datang untuk mengikuti acara resepsi Kelvan. Saat ia pergi tanpa pemberitahuan itu ia tidak pergi kesini melainkan ke Sleman di tempat kelahiran ayahnya.

Fara memasuki rumah itu, keadaannya biasa, Fara berhenti di ruang keluarga omanya,ia masih menatap susana ruang keluarga itu, dan tatapannya berhenti pada satu dinding dimana disana terdapat foto keluarganya. Foto yang tertempel di dinding berwarna krem. Foto dengan bingkai besar, dimana semua keluarganya ada disana. Fara tersenyum melihat sosok baru yang muncul dikeluarga nya. Rafka.

Cowok itu hadir dalam pengambilan foto itu saat  satu hari sebelum resepsi pernikahan bang Kelvan.  Mereka semua memang punya rencana untuk foto keluarga sebelum acara.

Difoto itu Rafka sedang tersenyum menghadap kamera di belakang Fara yang tengah duduk kedua tangan Rafka ditumpukan dikedua pundak Fara. Cowok itu memakai pakaian yang serasi dengan keluargnaya. Rafka memakai kemeja lengan pendek berwarna navy polos dan sama halnya dengan Fara ia juga memakai kemeja lengan seperempat berwarna navy dengan celana jeansnya, rambut sebahunya dibiarkan tergerai rapi.Rafka sudah masuk kedalam keluarga Fara sekarang, walaupun belum secara resmi.

Fara masih memandangi foto itu sambil tersenyum. Ia ingat sekalli bagaimanaa perjuangannya dengan Rafka sampai saat ini.

“Loh? Fara udah sampe?” sebuah suara mengejutkan Fara.

“ Eh tante Kinan?” tanya Fara menghadap perempuan didepannya ini. Umur mereka gak jauh beda. Dia adalah Kinan-adik dari bunda Fara yang terakhir, umur mereka  gak jauh beda karna saat Bundanya melahirkan Fara, tente Kinan hanya beda dua tahun dengannya. Seharusnya ia memanggil tante Kinan dengan sebutan kakak, tapi ini adat yang berlaku tante Kinan tetaplah tantenya. Jadi ia harus memanggilnya dengan sebutan tante.

“ Iya, kapan sampai? Mana bunda?” tanya Tante Kinan yang kini tengah berdiri didepan Fara, ia menyadari bahwa keponakannya itu sedang menatap pacarnya yang sempat dikenalkannya ke keluarga besarnya.

“ Tadi siang nyampenya, tapi kami langsung ke rumah sakit. Bunda masih disana, aku langsung kesini, mau mandi tannte. Aku laper juga. Hehehe” ucap Fara disertai kekehan.

You are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang