You are My Destiny - 28

452 18 0
                                    

“Fara, kamu belum sholat kan?” tanya Rafka pada Fara yang sedari tadi asik memegang sebelah tangan bundanya sambil menangis. Rafka tau seberapa besar rasa pedih dihati Fara melihat ini semua. Bundanya itu sekarang tergolek lemas di ranjang rumah sakit ini,saat dokter menangani bundanya ,dokter mengatakan padanya dan juga Fara bahwa bundanya ini sudah terlalu kecapean dan ia juga sekarang sudah mengalami keadaan mental yang cukup menurun. Rafka tau seberapa besar kepedihan Fara.

“ Belum Mas” ucap Fara dengan mata sembabnya, rambutnya berantakan, matanya sudah bengkak.

“ Kamu sholat dulu ya sayang, aku yang jagain bunda. Kamu tau, saat seperti ini kamu harus lebih banyak sholat. Minta sama Allah ya sayang, jangan nangis terus. “ ucap Rafka sambil mengusap kepala Fara.

“ Ya udah Mas, aku sholat dulu. Jagain bunda ya” ucap Fara sambil beranjak pergi dari tempatnya. Fara keluar dari ruangan itu menuju musholla rumah sakit ini.

Pandangan Rafka berpaling ke arah ranjang putih, terdapat sosok perempuan dengan wajahnya yang sudah sangat berbeda dari yang dia lihat terkhir kali . Wajahnya pucat,dan sedikit tirus. Rafka duduk disebelah sosok itu,menggenggam sebelah tangannya mencoba menyalurkan kehangatan kepada sosok itu. Rafka tau,ini sangat pedih dari apapun,melihat orang-orang disekitarnya yang sedih akibat kejadian ini. Rafka juga merasakan kesedihan didalam hatinya.tapi ia tidak ingin menangis, ia yang akan berusaha sendiri untuk meeguatkan baik dirinya maupun orang lain. Rafka masih memandangi sosok itu, kemudian pandangannya berpaling ke arah tangan sosok itu yang sedang bergerak-gerak dalam genggamannya.

“ Bun? Bunda bisa denger Rafka?” Rafka mencoba melihat wajah bunda Fara itu, matanya perlahan terbuka, dan pandangannya berpaling ke arah Rafka yang kini sudah berdiri di sampingnya.

“ Rafka..” lirih bunda Fara, wanita itu sudah sepenuhnya tersadar. Rafka mencoba menggenggam tangan wanita itu, wanita yang sudah sangat berarti bagi kehidupan istrinya dan kedua abang iparnya.

“ Rafka... Bunda sedih “ lirih wanita itu, membuat Rafka mengadah, menatap mata hitam pekat yang memancarkan kesedihan didalamnya. Rafka tau,sekarang kondisi keluarga ini sedang tidak bersahabat.

“ Bun, bunda dengerin Rafka ya. Bunda gak boleh kayak gini Bun, Rafka tau Bunda sedih banget tentang ini. Tapi Rafka gak mau Bunda kayak gini. Bunda harusnya seneng, bunda masih bisa bersykur bisa lihat orang yang udah ngelahirin Bunda sampe saat ini. Sampe umur bunda sekarang, bunda gak tau Rafka gimana? Rafka udah gak bisa ngerasain pelukan hangat Ibu dari kecil, gak bisa ngerasain perasaan Ibu kayak mana dari kecil. Terkadang Rafka sedih kalau lihat yang lain masih punya Ibu, tapi Rafka tau Bun, dari situ Allah kasih kita pilihan, kita lebih baik maju dan ikhlas atau malah sedih sampai nyakitin diri. Rafka tau, Ibu dan ayah Rafka udah tenang disana, terkadang mereka juga gak mau lihat orang yang mereka sayangi sedih karena mereka bun, apalagi tidak mengikhlaskan kepergian mereka. Allah udah kasih Bunda waktu untuk ngerasain kasih sayang Oma Bun, Kami semua udah rasain rasanya kehilangan Oma bun, Rafka mohon sama Bunda, jangan buat kami kehilangan Bunda kami. Rafka sedih lihat Bunda yang kayak gini. Bunda tau gak? Disaat Bunda kayak gini. Abang Kelvan dan bang Kalvin serta Fara nangis Bun, Rafka tau kesedihan mereka Bun, maka dari itu, Bunda jangan kayak gini lagi. Kita ada disini sama-sama Bun, kita kuatin diri kita sama-sama. Mencoba ikhlas adalah hal yang terbaik Bun” Ucap Rafka. Rafka  tau dari ujung mata Bunda Fara ada air panas yang mengalir dari sana ke pipi putih Bunda Fara itu.

“ Rafka... Bunda boleh peluk kamu?” tanya Bunda Fara yang sudah terisak.

“Of couse yes” jawab Rafka. Rafka bangkit. Memeluk sosok yang terbaring itu, memeluknya. Bunda Fara menangis mendengar penuturan menantunya. Betapa beruntungnya dia memilki menantu seperti Rafka  yang mau menyadarkannya dari mimpi buruknya ini.

You are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang