Chapter IV

1.4K 116 10
                                    

Vincent berumur 878 tahun
Marcus berumur 765 tahun
Will berumur 452 tahun
Haxel berumur 212 tahun

Mereka berempat adalah keluarga ku. Orang orang yang selalu berarti padaku.

Sebagai anak yang paling muda setidaknya aku harus berbalas Budi kepada mereka yang telah melindungi aku.

Mereka tak pernah meminta uang kepadaku ataupun membersihkan rumah.

Mereka hanya meminta satu, Yaitu darahku.

"Capek... " gumamku saat berendam di bak mandi. Air hangat ini sudah disiapkan oleh bibi Ann.

Setiap 1 bulan 4 kali, mereka akan meminta darahku. Terkadang mereka meminta di hari yang berbeda beda tapi, semalam. Ini begitu mengejutkan. Mereka meminta darahku di hari yang sama.

Ayah bilang aku tidak usah berangkat ke sekolah dulu, karna ia takut aku akan terkena anemia dan pingsan disekolah.

Mana bisa aku membantah, ayah sudah terlihat khawatir dan mukanya menunjukan bahwa dia menyesal.

"Nona lindsey, apa anda tak apa apa? " suara merdu dari sang pelayan yang biasa aku panggil Bibi Ann itu sepertinya khawatir akan kondisiku juga.

Bibi Ann sebenarnya Mahkluk E, manusia yang berubah menjadi vampir oleh vampir yang merupakan bukan bangsawan. Terkadang mahkluk ini begitu berbahaya dan tak terkendali, tapi mereka mempunyai satu kelemahan yaitu, mereka harus menuruti perintah dari yang merubah mereka menjadi terkendali.

Vincent, ayahku lah yang merubah Bibi Ann. Diperkirakan sudah 200+ tahun Bibi Ann sudah mengabdikan dirinya pada ayah, jadi aku tak perlu khawatir. Toh dari kecil aku sudah bersama Bibi Ann.

"Aku segera keluar..." Aku segera meninggal kan kamar mandi dengan memakai handuk putih yang sudah menutupi badanku. Biasanya aku keluar dengan memakai baju biasa. Tapi dirumah ini hanya ada aku dan Bibi Ann saja. Jadi telanjang pun tak masalah.

"Nona Lindsey... Baju anda? " Bibi Ann yang dari tadi memegangi baju ku itu segera menyusulku dari belakang.

Baju yang ia bawa adalah baju yang dibeli oleh ayah, motif garis garis biru pada atasan dan di lanjutkan dengan rok setinggi lutut yang berwarna putih bersih. Lengan panjang dengan hiasan renda putih di pergelangan dan pita hitam di sekeliling kerah. Itu baju yang cantik untuk dipandangi. Tapi aku tak terlalu nyaman memakainya.

"Nona Lindsey, anda akan masuk angin kalau tidak segera memakai baju" Bibi terlihat begitu khawatir, tapi aku terlalu malas untuk memakai baju.

Masih memakai handuk putih yang dari tadi aku pakai aku melempar tubuh ku ke kasur sambil memainkan Hp ku. "Ah... Maura sekarang bebas mendekati saudara saudaraku... " Aku membaca status baru Maura di Wakebook.

Status yang bertuliskan "Indahnya pagi ini tanpa sebutir T*h!  Yang menggangguku~. 3 pangeranku akhirnya bebas dan bisa berada dekat dengan ku~ :* :* :* :* "

Maura begitu menjijikan. Aku pun langsung men-scroll ke bawah untuk melihat status yang lain.

"Lindsey... " terdengar suara yang memanggilku, ini bukan yang pertama kalinya. Sudah berulang ulang suara ini memanggilku tanpa mengatakan hal lainnya.

Kepalaku sekarang begitu sakit dan tak dapat ku tahan. Bibi Ann menepuk pundakku dan berkata, "Kau tak apa apa? "

"Iya.. Hanya kecapean.. " ku jawab dan mengambil baju yang sudah di siapkan itu dari tangan Bibi Ann.

Suara dari lelaki yang tak pernah kutemui ataupun tak pernah ku tahu namanya itu selalu saja terdengar di telingaku. Hanya aku yang dapat mendengarnya, Ayah, kakak kakakku, maupun Bibi Ann tak pernah mendengar. Jadi aku memilih untuk diam saja.

I Say : Yes To Give My BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang