Chapter XIV

1.1K 84 5
                                    

Hembusan angin menerpa rambut ku. Tak kusangka suasanan nya sangat sejuk dan banyak angin di sini. Pulau kecil ternyata tak sekecil yang terlihat di peta. Pulau ini menampung kurang lebih 3000 penduduk asli.

Pulau ini kaya akan makhluk air. Banyak jenis ikan dan sejenisnya dan juga beberapa cerita misteri pun juga ada.

Kata orang orang di pulau ini "Terdapat goa yang berselimut kabut putih di sekitar pulau. Didalam goa tersebut terdapat cincin perak yang dapat mengabulkan 1 permintaan... "

Itu lah yang diterangkan Alice selama perjalanan kepulau ini.

Villa putih besar ala kerajaan zaman dahulu terlihat tak jauh dari mereka berada. Pintu dari kayu yang terdapat ukiran bunga Mawar di sekelilingnya.

"Tunggu sebentar... Adik sepupu ku akan membukakan pintu nya" Ucap Alice sehabis mengirimkan suatu pesan melalui handphone nya.

Tak lama dari itu, pintu terbuka lebar seakan dibuka dnegan sihir. Rambut ikal panjang berwarna hitam pekat dan juga kulit putih yang Indah seakan dia adalah Dewi yang turun ke bumi.

Bibir ku terkunci rapat dan mataku terbelalak lebar seakan ini adalah mimpi. Aku melihat Mavire Flexira di depan ku. Gadis yang selalu menjadi bawahan dari Perempuan bernama Maura.

Tetapi seingatku Mavire tak ada hubungan darah dengan keluarga Alice.

"Um.... Mavi--"

"Lin! Bukankah ini sudah lama sekali? Mavi akhirnya kembali dari luar negeri! Dulu kita selalu bertiga... Tetapi Mavi pergi karena paman yang ingin kerja di luar" Ucap Alice membuat ku semakin bingung dan bingung. Ucapannya sama sekali tak benar.

Aku tak pernah berbicara dengan Mavire dan aku pun tak tahu jika Mavire gadis yang secantik ini dan lagi dia adalah sepupu Alice!

"Hi Lin... " Suara Mavire membuatku merinding. Tiba tiba untuk beberapa saat aku melihat mata merah seperti iblis dan ia tersenyum kepadaku. Jantungku berdetak dengan cepat.

Tiba tiba Marcus menepuk pundakku, hal itu mengejutkanku. Ku lihat bukan hanya Marcus yang menyadarkanku. Will dan Haxel pun menyadarkanku karena dekatnya mereka dengan ku.

"Ayo masuk... " Ucap Mavire sembari tersenyum semeringai kepada kami. Mungkin hanya kami berempat yang menyadarinya. Karena Oliver dan Alice seakan akan mereka sudah terbiasa dengan Mavire.

◇◇◇

"Kamar untuk laki laki di lantai satu, dan perempuan silahkan ambil kamar atas" Ucap Mavire.

"Aku akan ambil kamar utama saja... Aku kurang suka di lantai dua... " Ucap Alice.

"Kalau begitu.... ---"

"Kau di kamar sebelah ku saja! Ada balkon kok di kamar itu" Ucap Mavire dengan riang.

"Uhm.... O--"

"Tidak.... Dia akan tidur di kamar yang dekat dengan tangga saja... " Ucap Marcus sambil menggenggam tanganku dan menarikku ke arah kamar yang ia sarankan untuk ku. Seperti biasa Will dan Haxel mengikuti kami dari belakang.

Marcus segera menaruh koper ku di lantai dan mendudukkanku di kasur. "Kau jangan dekat dekat dengan Mavire... Ada sesuatu yang janggal dengan dia.. " Ucap Marcus seraya menyenderkan punggungnya di dinding.

"Benar... Tadi aku merasakan kekuatan aneh dari Mavire... " Ucap Haxel yang duduk disebelahku sambil menyilangkan kedua kakinya.

I Say : Yes To Give My BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang