Chapter XV

1.1K 76 10
                                    

Cahaya matahari menerobos masuk dari sela sela tirai yang terbuka sedikit. Tanganku serasa kaku dan pegal, nafasku sedikit susah dan rasanya sangat susah untuk bergerak.

Malasnya untuk membuka mataku tiba tiba saja saat aku mendongak ke atas terasa hembusan nafas dan aroma manis yang sangat kukenal.

Perlahan jantungku berdebar saat ku buka mataku dan menatap mata coklat Indah tengah menatap ke arah ku.

Pandangan mata kami bertemu. Aku baru ingat bahwa Marcus tidur bersamaku. Jarak antara wajah kami hanya 2cm. Hembusan nafasnya dapat kurasa. Mata nya sangat lah Indah dan tak tergoyahkan.

"Pagi Lindsey... " Ucap Marcus dengan di akhiri senyuman pertama yang menyambut pagi ku.

Tangannya masih memelukku, dinginnya masih menyentuh ku, dan tatapannya masih tak tergoyahkan.

Lamunanku hancur karena Will dan Haxel yang tiba tiba muncul di kamarku.

"Hati hati Lin.. " Ucap Will yang tiba tiba saja menarikku dari Marcus dengan mudah. Tangannya memeluk sekeliling leherku ,mengunci ku di tangannya.

Haxel tiba tiba saja duduk di atas Marcus, "Lelaki nakal harus diberi hukuman" Ucapnya yang menatap tajam Marcus.

Tiba tiba saja.

Pintu terbuka lebar dan Alice masuk memakai gaun piyama berwarna pink halus. "Lind...... Sey!!!! " Ia sangat terkejut saat melihat kami.

Pikiran kotor pun memenuhi kepala Alice. Ini itu, hal ini, hal itu.

Alice pun dengan cepat menarik ku dari kakak kakakku. "Hei! Binatang buas! Jangan sentuh Lindsey ku yang polos ini! " Ucap Alice menarik ku pergi dari kamar ku sendiri.

Tanpa pikir panjang aku pun membiarkan Alice menarikku pergi dari Marcus.

Kekhawatiranku terhadap perempuan aneh itu, Mavire, perlahan, sedikit demi sedikit menghilang karena kehangatan dan kebahagiaan dari orang orang yang mencintaiku mendukung ku untuk tetap tegar.

Hanya saja, Vincent tidak ada disini. Tanpa kehadirannya rasanya masih saja kosong di dalam hatiku, tak pernah kudengar sebutan kata Vincent di telingaku sampai saat ini, entah kenapa sepertinya kan ku singkirkan tentang Vincent sejenak dari kepalaku dan mulai ku fokuskan kepada Mavire.

Wanita memakai piyama tidur berwarna ungu itu telah duduk manis sambil menyeruput teh hangatnya di balkon luar dekat taman. Roti dan pudding telah tersedia di atas meja bundar yang terlapisi oleh kain putih Indah dengan pita pink di bawahnya.

Menarik nafas secara perlahan, dan berjalan menuju ke arahnya. Tak takut aku tuk menatapnya dan berjalan kearahnya, karena aku tau disini saudara ku akan melindungiku dan teman temanku. Vincent juga akan datang jika aku dalam masalah, jadi cepat lah datang Vincent. Aku akan selalu menunggumu, dan dihari dimana kita bertemu kembali, aku akan mengatakan semua hal yang selalu kupendam hanya untuk dirimu.

◆◇◆◇◆◇◆

Jauh dari dunia manusia dan jauh dari dunia yang di penuhi oeh cahaya. Dunia hitam memanglah berbeda dari dunia yang di sinari oleh cahaya matahari. Banyak makhluk-makhluk yang memiliki rupa dan bentuk yang berbeda, serta kekuatan mistis yang tak bisa di kelola oleh logika manusia ataupun saintis yang pintar.

"Wanita yang selalu bersamamu itu sudah tiada... Apakah kau yakin tetap ingin mencari dirinya?" Ucapan bernada dalam seakan memperingatkan lelaki itu bahwa apa yang ia cari selama ini tidak akan pernah ia temukan.

Di kediaman mahkluk mistis ini sang peramal bertanduk dapat membantu Vincent dalam sesuatu hal yang harus dia urus.

Dengan nada tegas dia mengatakan, "Cukup sudah basa basi nenek tua! Aku butuh ramuan itu sekarang! Aku harus pergi tuk menemuinya! Wanita yang kucintai yang  merelakan nyawanya demi dirku! Aku harus bertemu dengannya.! Karna ini lah saat nya aku yang harus memberikan nyawaku... "

◇◆◇◆◇◆◇◆◇


Season 1 Tamat

I Say : Yes To Give My BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang