Chapter : 18 [ END ]

1.8K 111 47
                                    


Suara sirine ambulance begitu memekikan telinga meski kotak beroda itu sudah menurunkan sesosok tubuh Eunhee yang berlumurkan dengan cairan kental berbau anyir itu. Diikuti dengan crank yang sudah ditempati bocah kecil yang mengalami hal demikian dengan ibunya.

Raut wajah panik sarat akan kecemasan terus terpancar di wajah tampan kedua pria yang ikut mendorong crank nya ke dalam.

Tetesan kristal bening tak hentinya menganak sungai dipipi seorang Kang Chan Hee. Sementara Minwoo sudah tak sanggup berkata apapun lagi. Nafasnya tercekat. Dalam hatinya ia hanya bisa merapalkan berpuluh-puluh doa untuk orang-orang yang begitu ia cintai.

"Maaf, kalian tunggu di luar," ujar sang perawat menghadang langkah Minwoo yang hendak bergabung menuju ruang bertuliskan UGD itu.

"Kumohon selamatkan mereka." Minwoo berharap penuh menatap pintu kaca teramat besar nan tebal di depannya itu.

"Appa, mereka akan baik-baik saja 'kan?" lirih Chan Hee yang berada disamping Jaehee.

"Mereka akan baik-baik saja, kita hanya perlu berdoa," bisik Jaehee mengusap lengan Chan Hee begitu lembut sarat akan petuah.

.

Minwoo terus menopang dahinya dengan dua tangan yang saling bertaut sebagai tumpuannya.

Dokter bahkan belum juga keluar sedari tadi.

"Minumlah." Sebuah kopi dingin kemasan disodorkan begitu lembut oleh Jaehee.

Minwoo hanya sempat menoleh bahkan tidak menerimanya.

"Aku tau, kau sangat khawatir pada mereka. Aku juga merasakan hal yang sama, terlebih pada bayi kalian." Minwoo memutar poros wajahnya menghadap sosok wanita yang pernah bersamanya di masalalu.

"Kau sedang tidak berfikir untuk membunuh bayi kami juga kan?" Jaehee terkekeh geli.

Ternyata seburuk itu ia dalam pikiran orang lain, pikirnya.

"Awalnya ayah memintaku untuk membunuh Eunhee dan Eunwoo, tapi entah kenapa saat aku melihat mereka. Aku jadi ingat masa lalu, bagaimana jika aku yang ada di posisi Eunhee sejak awal hingga seperti ini. Hah... mataku pedih." Jaehee mengerjapkan bulu mata lentiknya berkali-kali. Mencoba menghalau air matanya yang siap tumpah.

Minwoo terperangah tak percaya. Benarkah tadi itu Han Jae Hee?

"Aku akan menyerahkan diriku ke penjara besok. Aku rasa aku akan diliputi rasa bersalah terus menerus jika tidak segera menebus kesalahanku," lirihnya membuat pria di sampingnya benar-benar terperangah.

"Tolong jaga mereka untukku, Minwoo-ya." Wanita bermantel maroon itu beranjak dari duduknya.

"Tapi, bisakah untuk malam ini Channi bersamaku?" Minwoo tanpa sadar hanya bisa menggerakkan kepalanya. Mengangguk mengiyakan permintaan Han Jae Hee.

"Terima kasih."

.

"Jaga mereka untuk eomma, eoh?" Jaehee mengacak tatanan rambut spike Chan Hee di depan kantor kepolisian distrik kota Seoul itu.

"Jangan khawatir, eomma akan baik-baik saja," tambahnya. Melihat perubahan air muka Chan Hee.

Anak itu masih terlalu canggung bersama ibunya.

Jaehee lantas berbalik melangkahkan kakinya menuju tempat yang dingin nan menyedihkan itu.

"Eomma?!" Jaehee menghentikan langkahnya tanpa menoleh. Ia tidak sanggup melihat wajah Chan Hee sementara airmatanya terus mengalir tidak ada hentinya.

Ours Mom ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang