Chapter : 3

1.3K 130 27
                                    

Wanita itu, dia muncul kembali dalam kehidupan kami. Dia , kurasa ia ingin membalas dendam padaku. aku yang membuatnya kehilangan status sebagai nyonya Kang di rumah ini. Takut, aku belum bisa menyebutnya sebuah ketakutan.

Ah... aku hanya tidak ingin kelak Eun Woo harus kehilangan sosok ayahnya. Meski aku tau selama ini pria itu tak pernah menyukai kami.
Hanya , tetap saja aku tak ingin Eun Woo tumbuh tanpa seorang ayah.

"Eomma," teriak Chan Hee heboh melihat wanita itu , wanita yang beberapa jarak di belakangku.

Kalian akan bertanya bukan, bagaimana aku bisa bertemu mereka.
baiklah, akan ku ceritakan.

Aku tak sengaja bertemu dengan wanita itu beberapa menit yang lalu.
di depan SMU Seungri, wanita itu sengaja ingin menemui puteranya lagi.

Tapi anehnya, ia juga sengaja ingin menemuiku.
dan apa kalian tau yang dia katakan padaku.

aku akan mengambil semuanya kembali, apa yang harusnya tak pernah kau miliki

Aku tak takut, sungguh.
aku hanya belum siap. bukan karena kekayaan atau fasilitas yang selama ini diberikan oleh Min Woo.

Jikalah memang nanti aku harus meninggalkan mereka, aku benar-benar masih belum siap menyandang status single parents. Egois bukan ?

"aku merindukanmu, eomma," ucap Chan Hee begitu riang dihadapan ibu kandungnya.

Bukankah itu adalah hal yang wajar jika seorang anak bertemu ibunya yang telah lama tak ia temui. Entah setan darimana yang melewatiku, rasa iri terbesit saat kata 'eomma' meluncur dari bibir tipisnya. Mungkin aku sudah gila, aku sudah terlalu sering mendengar kata itu dari Eun Woo namun aku juga teramat ingin kata itu juga terlontar dari Chan Hee untukku.

Ku langkahkan kedua kakiku dalam balutan flatshoes ku menuju halte bus terdekat dari sini.

Entah kenapa dengan naik bus aku jadi merasa sedikit lebih baik di banding dengan naik taksi.

kedua manusia itu juga telah pergi melewati jalanan panjang di depanku.
Chan Hee begitu bahagia, aku bisa melihatnya dari raut wajahnya yang terus berbinar.

                                                                                  ***

"eomma," Eun Woo sudah menyambutku di ruang tengah.

Tidak biasanya Min Woo di jam ini sudah berada di rumah, ayolah ini masih siang. Bukan, bukan aku tak menginginkan pria itu ada di rumah lebih awal dari biasanya.

ini aneh.

Min Woo tengah asik menatap layar laptopnya diruang makan.
Di temani secangkir minuman yang ku pikir itu adalah kopi, karena dia bukan penyuka teh. Dia melirikku sekilas dan kembali fokus menyesap teh dari cangkirnya.

"Eomma, Appa memberiku ini" ucap Eun Woo menunjukkan sebuah psp yang ku tahu Eun Woo tidak mengerti cara bermainnya.

"Ya...Min Woo-ssi, kenapa kau memberinya ini," protesku kesal, ia hanya terus fokus menatap layar laptopnya itu.

"Eomma..." rengek Eun Woo saat aku merebut mainan aneh itu.

"Wae? Kau tidak bisa memainkan benda aneh ini, arra?" ujarku panjang lebar di sambut dengan wajah Eun Woo yang menahan tangis.

"eomma jahat, ini pertama kali appa memberi Eun Woo hadiah" cecarnya.

"tapi eomma..." ia tak melanjutkan protesnya.

Eun Woo menangis sambil menghentak-hentakkan kakinya ke lantai. Ada rasa bersalah disini. Ku dengar suara derik kayu yang ku tau berasal dari Min Woo. Dia beranjak menuju ke arah kami. Menghela nafasnya gusar dan menatapku kesal.

Ours Mom ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang