RAHASIA LUHAN

910 101 14
                                    

Luhan kini duduk di sebuah restauran yang cukup mewah sejak lima belas menit yang lalu atas permintaan Sehun yang terkesan penuh teka-teki. Hal yang sama sekali tidak pernah terlintas di benak Luhan bahwa Sehun akan meneleponnya dan menyuruhnya menunggu di restauran ini. Aneh, tapi bukankah tugas seorang istri harus menuruti suami? Walaupun ia berusaha tidak melibatkan perasaannya pada statusnya, tapi kewajiban diatas kertas yang telah mengesahkan ia dan Sehun sebagai sepasang suami istri tentunya tidak bisa diabaikan begitu saja.

Kesal, tentu saja. Luhan tak pernah menunggu, dan itu sangat membuatnya kesal, apalagi orang yang memintanya masih belum menunjukkan batang hidungnya. Diambilnya gelas jusnya dan menyeruputnya perlahan. Matanya menutup menandakan ia sedang berusaha meredakan kekesalannya. Hingga sebuah suara mengejutkannya.

"Ah, syukurlah akhirnya aku bisa bertemu denganmu," Luhan membuka matanya dan melihat siapa yang sedang mengambil duduk di seberang mejanya.

"Suho oppa?!" ucap Luhan terkejut.

"Heol... sekarang kau bersikap terkejut, benar-benar menyebalkan, jadi apa ini? Jadi selama ini kau bersembunyi di balik punggung Sehun eoh?" ucap Suho berpura-pura kesal.

"Mwo? Darimana oppa tau tentang Sehun?" Luhan terkejut Suho membawa nama Sehun disini.

"Karena Sehun yang membuat jadwal pertemuan kita sekarang, nah sayang, kita akan langsung saja ke topik utama, berhentilah nakal dan membuat kekasihku cemas, katakan padaku, sudah berapa lama kau tidak mendatanginya?" Suho mengatakannya dengan tangan terlipat kedada. Wajahnya dibuat seangker mungkin walaupun itu pastinya gagal untuk menakuti Luhan.

"Hmm... Hampir dua bulan, mian oppa, aku lupa karena kesibukanku, apa Lay eonni yang memintamu melakukan ini?" jawab Luhan dengan terkikik geli.

"Heiiii.... asal kau tau, gara-gara kau aku masih belum bisa menikahi Yixing! Kau masih bisa tertawa seperti itu atas penderitaan orang lain? Astagaa!!" seru Suho tertahan. Ekspresi Suho yang sekarang benar-benar ingin membuat Luhan tertawa keras.

"Memang kenapa lagi oppa? Jangan terus menyalahkanku, mungkin saja eonni yang belum bisa menikahimu, kau memang terlalu pendek untuknya oppa," goda Luhan.

"Ya! Sudah kubilang jangan mengungkit soal itu, tidak masalah jika aku lebih pendek, yang penting bisa melindungi Yixing dari pria jahat manapun," sombong Suho. Luhan kembali terkikik kecil.

"Ya ya ya..."

"Cukup bermainnya, sekarang serius, oke! Jadi kenapa kau tidak menemui Yixing? Kau butuh transfusi darah tiap bulannya dan kau belum menemuinya hampir dua bulan dan itu benar-benar membuatnya cemas, apa sekarang kau mulai menganggap enteng penyakitmu?" Suho kini terlihat serius.

"Aku sama sekali tidak menganggap enteng penyakitku, jelas aku tahu resikonya oppa, karena itu aku tetap meminum obat walaupun tidak datang ke rumah sakit," jawab Luhan masih dengan nada tenangnya.

"Yixing memberikan syarat pernikahan jika aku bisa memastikan kau tidak mengabaikan pengobatanmu, jadi yang harus kulakukan adalah memaksamu untuk datang transfusi darang sekarang," Suho menatap lurus sosok yang sudah dianggapnya adik itu dengan tegas.

"Itu bukan pengobatan oppa, itu sudah lagi menjadi hal yang wajib kulakukan karena penyakit ini tidak akan bisa disembuhkan, aku jadi merasa seperti vampir yang tidak bisa hidup tanpa darah orang lain," gurau Luhan.

"Jangan begitu, kami semua peduli dan sayang padamu, bukan karena penyakit Thalasemia milikmu, kau sudah kami anggap adik kami sendiri, jadi berhentilah menganggap dirimu tidak ada artinya hanya karena perlakukan kedua orang tuamu," ucap Suho melunak. Ditatapnya Luhan dengan penuh kasih sayang.

MISSINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang