MOMMY DAN EOMMA

775 85 3
                                    


"Semoga dengan pernikahan ini, Nona bisa mendapatkan kebahagiaan yang selama ini Nona harapkan," gumam sang pembantu yang terus menatap punggung Nona kesayangannya hingga menghilang.

.
.
.

Luhan telah bersiap pergi ke butiknya hingga smartphonenya berdering. Dilihat ID pemanggil, Mommy tertera jelas di layar smartphonenya.

"Yeoboseyo, Mommy, ada apa?" Kata Luhan.

"Kau ada waktu,Lu? Mommy ingin memgajakmu berbelanja dan memasak bersama, jika kau tidak sibuk, datanglah ke rumah," jawab Sungmin disana. Luhan tersenyum kecil.

"Aku tidak sibuk, Mom, aku akan ke sana sekarang," kata Luhan. Diseberang sana Luhan dapat mendengar Sungmin tertawa senang.

"Baiklah, Mommy tunggu, oke?" Setelahnya sambungan terputus. Luhan dengan semangat segera memasuki mobilnya dan melaju ke rumah sang mertua, atau.... orang tuanya sendiri? Tidak peduli apapun statusnya sekarang, Luhan hanya ingin merasakan hangatnya keluarga.

Sesampainya di rumah keluarga Cho, Luhan sudah dapat melihat Mommynya yang tengah berdiri menunggu kedatangannya lengkap dengan tas jinjing bermerk Gucci yang sangat Luhan hafal. Setelah Luhan berhenti tepat di depan mansion itu, dengan segera Sungmin berlari kecil menuju pintu sebelah penumpang dan langsung masuk.

"Kita akan langsung pergi, Mom?" Tanya Luhan setelah melihat Sungmin selesai memasang sealbelt.

"Tentu saja, kajja kita berangkat sekarang," kata Sungmin. Mau tidak mau Luhan ikut tersenyum melihat tingkah ibu kandungnya itu.

"Ne, Lu, menurutmu makanan apa yang enak dimakan di siang hari? Maksud Mommy, makanan yang biasa dibuat untuk bekal makan siang," kata Sungmin. Luhan terlihat berpikir sambil tetap fokus pada jalan raya.

"Bibimbab, telur gulung, ditambah dengan kimchi," jawab Luhan.

"Baiklah, kita akan membuat itu nanti, nah berarti kota hanya perlu berbelanja bahan-bahannya saja," kata Sungmin masih dengan penuh antusias.

Tak lama kemudian mereka sampai di hypermart. Luhan segera mengambil keranjang belanja dan menyusul kemana Sungmin pergi.

"Kau tahu, sejak dulu Mommy ingin sekali berbelanja seperti ini, tapi baik Sehun maupun Daddymu itu selalu saja punya banyak alasan untuk tidak menemani Mommy belanja, mereka itu selalu saja sibuk dengan urusan masing-masing," keluh Sungmin dengan wajah kesalnya. Luhan sempat terkejut betapa manisnya sang ibu ketika sedang menunjukkan kekesalannya. Padahal Luhan yakin ibunya ini telah berumur hampir 40 tahun.

"Kurasa kaum pria terlalu malas hanya untuk berjalan-jalan memutar dan memilih barang, Mom," tanggap Luhan.

"Mungkin, tapi mereka benar-benar tidak pengertian," Sungmin semakin menunjukkan sisi kekanakannya di depan Luhan.

"Aku juga sangat ingin berbelanja bersama dengan Eomma dan Appa, tapi mereka terlalu sibuk untuk itu," kata Luhan dengan tersenyum tipis. Sungmin menatap putri kandungnya diam. Seolah ingin mengetahui apa yang sedang dipikirkan Luhan.

"Kau benar, mereka terlalu sibuk dengan urusan mereka," balas Sungmin kemudian mereka berdua tertawa bersama.

"O iya, kau bisa memasak, sayang?" Tanya Sungmin.

"Tentu, bibi yang mengajariku memasak jika aku tak ada kegiatan sekolah," jawab Luhan.

"Bibi? Siapa itu?"

"Pembantu yang ada di rumah, sekarang beliau diminta Eomma untuk mengurus apartemen yang Mommy berikan pada aku dan Sehun," jawab Luhan.

"Ah, apa Jae eonni tidak mengajarimu?" Tanya Sungmin hati-hati.

MISSINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang