LEMARI

894 97 23
                                    

Sehun segera melajukan mobilnya menuju rumah dimana Luhan dulu tinggal. Jaejoong cukup terkejut mendapati Sehun mengetuk pintu rumahnya saat ini. Ini pukul tujuh malam, dan Sehun tanpa ia undang datang sendiri ke kediamannya. Kedatangan Sehun juga cukup membuat seorang Yunho heran. Sehun datang kesini sendiri, tanpa Luhan.

"Apa yang membuatmu datang kemari, Sehun?" tanya Yunho ketika mereka telah duduk bersantai di ruang TV.

"Aku... ingin lebih mengenal Luhan, Appa, jadi kuputuskan untuk mengenal Luhan dari disini, tempat dimana Luhan tumbuh," jawab Sehun langsung ke intinya. Jaejoong menatap tak percaya.

"Apa yang bisa kami bantu untukmu?" tanya Jaejoong.

"Biarkan aku tinggal disini untuk malam ini, Eomma, aku ingin tidur di kamar Luhan," kata Sehun.

"Lalu Luhan? Ini tentu bukan cara yang baik untuk mengenal istrimu, Sehun, akan lebih baik kau langsung menanyakan apa yang ingin kau ketahui tentangnya," kata Yunho tak mengerti.

"Bibi Kim bilang Luhan tidak akan pulang dalam beberapa hari, aku tidak tahu ia kemana, dan Bibi Kim tidak bisa membantuku, ia menyarankan padaku untuk mulai mengenal Luhan dari sini," kata Sehun.

"Luhan pergi tanpa kabar lagi? Anak itu selalu seperti itu, kau tau Sehun, Luhan bahkan pernah menghilang selama hampir enam bulan tanpa kabar," beber Jaejoong. Sehun cukup terkejut mendengarnya.

"Eomma tahu dia kemana?" tanya Sehun. Yunho dan Jaejoong menggeleng.

"Luhan tidak pernah mengatakan kemana ia pergi," jawab Jaejoong dengan wajah sedihnya, tapi Yunho tahu Jaejoong hanya berpura-pura, Jaejoong tidak pernah tertarik untuk mengetahui apapun yang terjadi pada Luhan.

"Bisakah Eomma dan Appa menceritakan tentang Luhan? Walaupun pernikahan kami tidak dilandasi oleh cinta sebelum ini, tapi aku ingin memulainya kembali dari awal walaupun sedikit terlambat," kata Sehun.

"Kupikir rumah tanggamu dengan Luhan berjalan baik-baik saja, Sehun? Apa terjadi sesuatu?" tanya Yunho prihatin. Putra biologisnya itu terlihat memiliki beban.

"Semuanya memang baik-baik saja Appa, aku hanya.... ingin mempertahankan Luhan lebih dari sebelumnya," jawab Sehun. Jaejoong tersenyum begitupun Yunho.

"Appa senang kau mulai menerima Luhan dalam hidupmu, kami akan membantumu sebisa kami, katakan saja apa yang ingin kau ketahui dari kami tentang Luhan," kata Yunho senang lalu menyesap teh hijaunya dengan tenang.

Setelah hampir tiga jam Sehun berbincang dengan Yunho dan Jaejoong, beberapa informasi telah Sehun terima. Pertama, Luhan anak yang biasa saja, ia tidak pernah menunjukkan prestasi yang luar biasa di sekolahnya. Kedua, Luhan anak yang cukup tertutup dan hanya pernah membawa beberapa teman yang bisa dihitung jari. Ketiga, Luhan itu sering sakit-sakitan, Jaejoong dan Yunho sering mendapatkan telepon dari Bibi Kim yang mengabarkan Luhan masuk kerumah sakit, tetapi menurut Jaejoong itu cuma penyakit biasa seperti flu, demam dan lain-lain yang biasa diderita oleh anak seusianya. Keempat, Luhan tidak terlalu dekat dengan kedua orang tuanya karena Yunho dan Jaejoong sering pergi untuk mengurus pekerjaan mereka di luar kota maupun luar negeri.

Sehunpun pamit untuk istirahat dan menuju kamar Luhan. Sebelum sempat membuka pintu kamar Luhan, Jaejoong di belakangnya berbicara.

"Jika ada sesuatu yang kau butuhkan, jangan sungkan untuk memanggil kami, oh ya, kamar Luhan tidak pernah kami buka setelah Luhan menikah, jadi mungkin akan sedikit berdebu, kau hanya perlu membuka kain yang menutupi semua barang dengan hati-hati agar tidak berdebu," kata Jaejoong. Sehun tersenyum kecil sambil mengangguk.

"Baiklah, selamat malam, Sehun," ucapnya lagi lalu berbalik pergi. Sehun memandang Jaejoong sebentar lalu mulai membuka pintu kamar Luhan.

Kain-kain putih itu membungkus semua perabotan di kamar Luhan. Dibukanya satu per satu. Tempat tidur kecil yang cukup memuat satu orang itu terbalut sprei bermotif rusa berwarna putih dan biru. Sebuah meja nakas kecil di samping tempat tidur itu hanya berisikan satu lampu tidur kecil yang lagi-lagi berbentuk rusa. Sebuah meja yang cukup besar yang bisa dipastikan Sehun sebagai meja belajar Luhan tepat menghadap satu-satunya jendela kecil di kamar itu. Terakhir adalah sebuah lemari pakaian yang besar berseberangan dengan tempat tidur Luhan yang berwana biru putih. Sehun bisa menyimpulkan bahwa Luhan adalah penyuka rusa dan warna biru putih. Sehun tersenyum mengingat bagaimana tingkah Luhan selama satu bulan ini menjadi istrinya. Luhan tidak pernah memperlihatkan sisi ini padanya.

Sehun tertarik dengan lemari dengan empat pintu itu. Pintu pertama ia buka, berisi pakaian-pakaian kasual Luhan yang jujur saja cukup mengejutkannya. Baju-baju itu tersusun rapi tapi dengan desain yang sangat unik. Ini jelas tidak dijual dimanapun. Sehun yakin ini adalah buatan sendiri. Apakah Luhan seorang desainer? oh ya, pastinya. Luhan juga mengambil jurusan desain untuk kuliahnya kan? Sudah pasti baju-baju ini adalah hasil ciptaannya.

Puas mengetahui bahwa Luhan itu adalah seorang desainer, Sehun lanjut membuka pintu lemari kedua. Dress-dress yang indah terpajang rapi disana. Lagi-lagi Sehun dibuat terkejut karena tak pernah ia percaya Luhan akan mengoleksi banyak dress seperti ini. Pikirannya membentuk sebuah pertanyaan, jika baju-baju kasual sebelumnya adalah buatannya sendiri, apakah dress-dress ini juga sama? Tapi setelah diteliti lagi, Sehun melihat sebuah label yang dibuat dengan jahitan tangan asli milik Xie's. Jelas sekali ini dress yang di buat dari Xie's WO! Bisa Sehun perkirakan harga dari setiap dress-dress disini. Ini gila! Luhan membeli dress sebanyak ini dengan uang siapa? Sehun bahkan tahu seberapa kaya Jaejoong dan Yunho, dan itu tidak akan bisa untuk membeli dress sebanyak ini dengan label Xie's! Dari mana Luhan mendapatkan uang untuk mendapatkan ini semua? Mungkin inilah yang diinginkan Bibi Kim ketika memintanya untuk datang ke sini. Luhan jelas menyimpan begitu banyak rahasia, dan ia yakin Yunho dan Jaejoong juga tidak mengetahui perihal dress-dress ini.

Sehun kembali membuka pintu lemari ketiga, dan menemukan begitu banyak piala maupun piagam yang tertumpuk rapi di dalam. Semua penghargaan itu bertuliskan satu nama yang sama, JUNG LUHAN. Oke, ini jelas sangat mengejutkannya. Sehun jelas ingat apa yang baru saja dikatakan oleh Yunho dan Jaejoong tentang Luhan. Luhan itu anak biasa dengan prestasi yang biasa saja. Tapi ini.... jelas bukan omong kosong! Luhan bukanlah anak biasa saja dengan prestasi yang biasa saja. Semua penghargaan ini tersusun sejak Luhan berada di sekolah dasar hingga universitas. Jadi manakah yang benar? Luhan anak yang biasa saja atau.... luar biasa? Sehun melihat satu persatu penghargaan itu hingga menemukan sebuah kotak kecil yang biasa menjadi kotak untuk jam tangan. Dibukanya perlahan dan hanya sebuah kunci yang ada di dalamnya. Sehun mengambilnya dan meneliti kunci itu. Pikirannya lalu beralih pada pintu keempat lemari itu. Sehun berjalan mendekatinya dan mencoba menarik gagang pintu lemari itu tetapi terkunci. Dengan pasti Sehun masukkan kunci tadi, pas, lalu diputarnya perlahan. Bunyi kunci terbuka menandakan kunci tadi memang milik pintu lemari ini.

Sehun membukanya, di dalam lemari itu hanya berisi sebuah baju toga, ijazah dan beberapa map yang entah apa isinya serta sebuah kotak berukuran sedang. Sehun berpikir lambat. Sebuah toga dan ijazah? Apa itu berarti Luhan sebenarnya sudah lulus? Mendadak semua ingatan tentang Luhan selama ini dari orang tua Luhan sendiri juga tentang diamnya Luhan atas semua sindiran yang dilayangkan Jaejoong dan dirinya itu menjadi salah. Luhan sudah menyelesaikan kuliahnya bahkan lebih cepat darinya!

"Seberapa banyak lagi rahasia yang kau simpan selama ini Luhan? Bagaimana bisa Appa dan Eomma-mu tidak mengetahui tentang ini semua? Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa?" bisik Sehun. Sehun semakin tidak mengerti.

Sehun memberanikan diri membuka beberapa map yang ada disana. Itu adalah sebuah Akta pendirian usaha Xie's WO atas nama Luhan dan beberapa berkas lain yang menjelaskan bahwa Xie's WO adalah milik Luhan. Luhan istrinya, adalah pemilik wedding organizer yang sangat terkenal itu! Astagaaaaa! Ini gila! Ini lebih gila daripada memikirkan bagaimana dress-dress dengan label Xie's itu bisa berjejer rapi di dalam lemari Luhan!

Ini sangat berat untuk diterimanya. Sehun merasa membutuhkan waktu sebentar untuk mengistirahatkan pikirannya. Tapi sebuah kotak yang ada di dalam itu tak bisa membuatnya berhenti sejenak. Rasa penasaran semakin membuncah setelah semua hal yang sangat mengejutkan itu ia terima. Ditariknya kotak itu dan dibuka. Tidak ada yang spesial seperti sebelumnya. Kotak itu hanya berisikan sebuah boneka, yang berbentuk rusa. Tunggu! Boneka ini.... Xiao Lu!

.

.

.

::TBC::

update lagii!! Maaf jika masih banyak typo berserakan!!

Terima kasih lagi, lagi dan lagi karena masih setia menunggu kelanjutan ceritanya chingu...

Terima kasih kembali karena telah mau meluangkan waktunya untuk memberikan vote dan reviewnya.... itu obat penyemangatku!!

Tetap terus setia menunggu update an berikutnya ya chingu.... jangan lupa vote dan reviewnya...^^

Salam sayang selalu....^^

MISSINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang