#3#

7.4K 561 11
                                    

Disclaimer: Masashi Kishimoto.

Cerita milik saya.

Warning: Typo, OOC, Abal-abal, crack pair.

Don't like don't reads!

Don't copy my story!

Happy Reading. ^^

***

Sakura merasa sakit hati atas perlakuan Sasuke kepadanya. Disaat ia tengah terpuruk datanglah Naruto sahabatnya sejak dulu. Walaupun ia sakit hati karena Sasuke tapi disisi lain ada Naruto yang selalu menemaninya.

"Sakura-chan berhentilah menangis. Kau jelek jika menangis seperti itu. Kau tenang saja, aku sudah menghajar Sasuke sampai babak-belur. Si Teme itu benar-benar Teme. Ia tidak bisa menghargai perasaan oranglain." Hibur Naruto.

"Hiks... hiks.... tidak Naruto, akulah yang salah. Aku yang terlalu menyukainya sampai-sampai aku buta. Aku bahkan menyakiti perasaan Hinata yang pada saat itu masih menjadi istrinya. Mungkin karena itulah Sasuke memutuskanku. Aku bahkan tahu jika ia memiliki kekasih lain. Bukan aku saja yang ia kencani." Airmata Sakura mengalir semakin deras. Naruto menatapnya prihatin tanpa ragu ia langsung memeluknya. Menenangkan sang gadis yang selama ini ia cintai dan ia tunggu.

"Jika begitu, izinkan aku mengganti posisi Sasuke dihatimu Sakura. Aku berjanji tidak akan pernah menyakitimu. Kau tahu kan, jika aku sejak dulu menyukaimu." Ujar Naruto melonggarkan pelukannya.

Sakura terdiam, dan entah mengapa hatinya berdebar-debar kala menatap mata biru safir milik Naruto. Ia baru mengakui jika Naruto adalah pria yang tampan. Pada akhirnya ia menganggukan kepalanya. Ia memeluk Naruto seraya berkata, "Naruto, buat aku melupakan Sasuke serta ajari aku mencintaimu." Naruto tersenyum di dalam pelukan Sakura. Ia kemudian berbisik ditelinga wanita ini, dan berkata. "Itu sudah seharusnya Sakura, I love you." Bisiknya lembut. Setelah itu keduanya saling berciuman. Sakura kini resmi menjadi kekasihnya.

Entah ini kabar buruk atau bukan untuk Hinata. Berita jika Haruno Sakura telah resmi menjadi kekasih Uzumaki Naruto membuat sesuatu di dalam hatinya terluka. Berita ini jauh lebih sakit kala ia harus bercerai dari Sasuke. Hinata merasa kalah, kalah dari seorang Haruno Sakura. Dulu Sakura merebut Sasuke, memiliki pria itu dan sekarang wanita itu memiliki Naruto pria yang diam-diam ia cintai. Ia akui jika Sakura jauh lebih cantik, pintar, cerdas, seksi, kuat dan enerjik dibanding dirinya.

.

.

Disinilah ia berada di sebuah taman kota yang ada di Konoha. Ia berencana makan siang di sini. Menikmati pohon-pohon rindang, desiran daun yang bergesekan di tiup angin. Serta semilir angin sepoi-sepoi, sesekali menggoyang-goyangkan surai indigonya.

Ia duduk disalah satu pohon rindang yang ada di taman ini. Ia membuka kotak bentonya. Berbagai jenis makanan ada di sana salah satunya adalah telur gulung dan sushi. Ia ambil telur gulung menggunakan sumpit lalu memasukan-nya kedalam mulutnya.

Disaat ia tengah asik-asiknya makan siang. Ada sesuatu yang mendekatinya - sebuah bola berwarna pink. Hinata mendongak dan melihat seorang gadis cilik memiliki rambut blonde bermata jade.

"Seina kemari, jangan ganggu kakak itu makan sayang." Panggil sosok pria, memiliki rambut merah bermata sama seperti gadis cilik tersebut.

Hinata menjawab, jika dirinya tidak keberatan gadis cilik ini berada di dekatnya. Pria yang ia yakini sebagai ayah dari anak itu meminta maaf jika mengganggu makan siangnya. Hinata tersenyum simpul, ia tidak keberatan soal itu karena ia sangat menyukai anak-anak. Dulu ia memiliki keinginan menjadi guru taman kanak-kanak tapi karena suatu hal ia tidak dapat merealisasikan cita-citanya.

Pada akhirnya, pria disebelahnya yang bernama Sabaku Gaara - ayah dari Sabaku Seina ini hanya mengangguk mengerti. Melihat Gaara yang terkesan dingin, irit bicara mengingatkannya pada mantan suaminya. Menyadari lamunannya - segera Hinata menggeleng-gelengkan kepalanya. Tidak seharusnya ia memikirkan mantan suaminya itu. Yang bahkan tidak pernah memikirkannya.

.

.

Tidak terasa jam makan siang sudah habis. Bahkan Hinata tadi tanpa ragu berbagi dengan Seina, putri dari Sabaku Gaara. Gaara nama pria itu adalah orang Suna. Belum lama ini ia pindah ke Konoha untuk mengurus bisnisnya yang ada di sini. Karena tidak tega meninggalkan putri semata wayangnya akhirnya ia membawa putrinya juga.

Sabaku Gaara adalah duda beranak satu. Istrinya yang bernama Shion telah meninggal dunia karena melahirkan anak mereka. Seina sang putri berusia 4 tahun, saat ini sang anak duduk di bangku playgrup.

Gaara yang pada saat itu tengah menjemput putrinya mengajak sang putri ketaman lalu makan siang bersama. Tapi karena Seina anak yang lincah dan susah diam, sampai dimana mereka bertemu dengan Hinata yang kebetulan sedang makan siang. Gaara merasa tidak enak telah mengganggu wanita itu makan. Tapi karna wanita itu adalah wanita yang baik, ia tidak keberatan untuk makan bersama.

"Hah, tampaknya jam makan siang telah usai. Kalau begitu saja permisi dulu, senang bertemu dengan kalian." Pamit Hinata tak lupa memberikan senyuman manis kepada ayah dan anak tersebut.

Tanpa ia ketahui, jika diam-diam kupu-kupu tlah berterbangan di dalam diri ayah dan anak itu.

.

.

.

.

TBC.


Gomen Hinata. ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang