#4#

7.4K 531 23
                                    

Hal yang paling di benci oleh Hinata adalah keramaian. Ia tidak suka keramaian dan pusat perhatian. Jika saja karena bukan Touchannya yang menyuruhnya datang mungkin ia tidak akan datang. Ditambah ia tidak ingin melihat pria raven itu.

Dan tepat dugaan-nya. Disini, di pesta ini ia bertemu lagi dengan Mantan Suaminya. Bahkan di cetak tebal didalam batinnya.

"Lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu." Entah ada setan darimana, sampai-sampai pria yang telah menjadi mantan suaminya - menyapanya terlebih dulu.

"Apa itu penting untuk-ku jawab, tuan Uchiha yang terhormat." Jawab Hinata sarkas. Bukannya tersinggung Sasuke malah menyeringai.

Dilihatnya malam ini Hinata sangatlah cantik dan anggun. Gaun pestanya berwarna senada dengan rambut indigo yang disanggul tinggi memperlihatkan leher jenjang nan mulus milik sang gadis. Ditambah gaun yang dipakai cukup terbuka, gaun tanpa lengan dan sedikit memperlihatkan belahan dada yang belum pernah ia sentuh sebelumnya.

Tanpa sadar ia menelan ludahnya. Malam ini Hinata sangat menawan.

Bodoh! Andai ia tidak menceraikannya, kemungkinan besar ia bisa meminta jatah malam. Tapi karena saat ini mereka bukan lagi pasangan suami-istri keinginan itu tidak akan terjadi kecuali jika ia memperkosanya.

Sebejat-bejatnya dirinya. Ia tidak pernah memaksa wanita untuk melayaninya. Karena ia memiliki prinsip - ia melakukan itu atas dasar suka-sama-suka.

Tapi ini adalah Hyuuga Hinata, wanita pertama yang menolak pesonanya. Wanita yang tidak pernah melihatnya. Yang ada di benak gadis ini iyalah, jika dirinya adalah pria arogan, kasar, acuh-tak-acuh, dingin. Bahkan bisa dikatakan tidak punya hati, suka memainkan perasaan oranglain.

"Hn, aku kira kau merindukanku, tapi ternyata tidak. Baguslah jika begitu." Jawabnya tidak kalah dinginnya.

"Cih! Aku merindukanmu yang benar saja. Kita bahkan tidak pernah berinteraksi. Lebih baik kau bercermin terlebih dahulu sebelum berkata, Uchiha-san." Saut Hinata sarkas sambil berlalu pergi.

Sasuke tersenyum tipis - lebih tepatnya menyeringai. Ia tak menduga, mantan istrinya banyak berubah. Entah mengapa Hinata semakin membencinya. Padahal dulu sikap gadis itu tidak seperti ini.

.

.

Awalnya Sasuke merasa biasa-biasa saja dengan pesta yang ia hadiri. Tapi semua tampak menyebalkan kala ia melihat Hinata berbicara dengan seorang pria berambut merah yang ia tahu adalah Sabaku Gaara - pemilik Sabaku Corp dan salah satu mitra bisnis keluarganya.

Ada perasaan marah, tidak terima kala Hinata dan pria itu berdansa. Dapat ia lihat, jika pria berambut merah tertarik pada gadis itu. Ia yang marah dan emosi tidak sadar jika dirinya memecahkan gelas kaca di tangannya sampai pecah.

"Prang!"

Bunyi pecahan gelas yang pecah terdengar. Sontak semua orang yang berdiri di sekitarnya terkejut, pasalnya ia memecahkan gelas kaca di tangannya sendiri. Air dan darah mengalir turun. Pelayan maju membersihkan tangannya dari noda darah. Namun ia menampiknya dengan sorot mata setajam elang.

Hinata yang mendengar suara ribut-ribut merasa terganggu. Ia pun memutuskan menyudahi berdansa dengan Gaara walaupun pria itu tampak keberatan.

Hinata yang sudah selesai berdansa melihat Sasuke berjalan menjauh dari kerumunan. Ia terkejut melihat tangan Sasuke berlumuran darah bahkan sampai menetes kelantai.

Melihat Sasuke yang seperti itu, ada rasa cemas didalam hatinya. Ia berjalan cepat menuju Sasuke. Awalnya pria itu menampiknya, tapi setelah melihat siapa yang datang ia menjadi luluh. Pria itu mau diobati olehnya.

Gomen Hinata. ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang