#11#

5.5K 311 44
                                    

Seorang wanita bersurai merah melempar tasnya asal. Ya, wanita itu ialah Uzumaki Karin. Wanita dengan body seksi itu baru saja dipermalukan oleh mantan istri kekasihnya dan dengan tidak elitnya Sasuke selaku mantan kekasihnya sekaligus pria yang masih ia cintai itu membuangnya.

Ia bersumpah akan membalas perbuatan mereka. Ia terlanjur sakit hati atas perlakuan mereka terhadapnya.

"Sasuke aku akan membuatmu jadi milikku, apapun caranya." Monolongnya sambil menyeringai licik.

.

.

Naruto sang pria mentari seperti biasa memasuki ruangan sahabatnya - Sasuke - seenaknya sendiri.

"Hoi Teme!" Sapanya menggelegar.

Mungkin karena Sasuke sudah terbiasa dengan suara cempreng nan cetar milik Naruto ia seakan tidak terganggu dengan suara sumbangnya itu.

"Hn, ada apa Dobe kau kesini. Apa laporanmu sudah selesai." Jawab Sasuke tanpa memandang Naruto dan malah sibuk dengan laptopnya.

"Hehehe... ini." Naruto menaruh sesuatu di atas meja Sasuke. Sasuke melirik sebentar dan dilihatnya sebuah undangan berwarna emas campur pink. (Bisa kalian bayangkan seperti apakah undangannya?) 😂😂

"Apa itu?!" Tanya Sasuke pura-pura tidak tahu atau tidak ingin tahu.

"Sudah jelas kau tahu, itu undangan apa. Jangan pura-pura bodoh kau Teme!" Sungut Naruto kesal.

"Hn."

"Hoi Teme, kau harus datang ya? Awas jika kau tidak datang, aku akan beri kau pelajaran!" Ancam Naruto.

"Hn."

"Dasar kau ini." Ucap Naruto kesal.

Sasuke menghentikan aksi mengetiknya di laptop. Ia membuka undangan itu. Ia lihat dan membacanya, jika itu adalah undangan pertunangan sahabat kuningnya bersama dengan Sakura.

"Apa kau serius dengan ini Dobe." Tanya Sasuke sambil mengibas-ngibaskan undangan itu.

"Aku tidak pernah tidak serius Teme jika mengenai Sakura. Kau tahu, jika aku sudah lama menyukainya." Jawab Naruto serius, ia bahkan berani menatap Sasuke tajam. Sasuke tahu jika Naruto serius dengan wanita itu.

"Hn, baiklah. Aku akan datang sabtu besok." Katanya.

.

.

Tidak hanya Sasuke yang mendapatkan undangan namun teman-temannya semasa SHS juga diundang, tak terkecuali Hinata, Ino dan Tenten.

Hinata awalnya terkejut, namun karna sudah terbiasa dengan luka yang ditorehkan Naruto padanya dan ia juga menyadari sejauh ia mengejarnya toh Naruto tetap kembali kepada Sakura, wanita yang mengingatkannya akan musim semi. Yang bisa ia lakukan adalah mengikhlaskan dan mendoakan mereka berdua semoga hidup bahagia. Ia tahu jika Tuhan memiliki rencana sendiri untuknya.

"Hai Hinata, apa kau tidak apa-apa mendapatkan undangan ini?" Tanya Ino padanya.

Hinata malah tersenyum pada wanita itu. "Aku sudah tidak apa-apa Ino-Chan, aku sudah mengikhlaskan mereka. Lagipula dari dulu Naruto-kun memang tidak memiliki perasaan padaku. Aku percaya jika Tuhan punya rencana lain untukku, jadi aku tenang saja. Serahkan semua pada-Nya." Jawabnya bijak.

Kedua sahabatnya, Ino dan Tenten tersenyum mendengar jawaban Hinata yang bijak menurut mereka. Hinata banyak berubah, biarpun dia menjadi sukses dan kuat. Dia tetaplah Hinata yang mereka kenal. Masih tetap baik, pengertian dan semakin bijak dalam menyikapi hidup. Mereka berdoa semoga Hinata mendapatkan Pendamping yang baik.

Gomen Hinata. ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang